IBU YANG TERUS BELAJAR

Peranan seorang ibu dalam keluarga memang tidak perlu dipertanyakan lagi keutamaannya. Ibu seolah ditakdirkan sebagai "penyempurna" kehidupan. Oleh karena itu, Islam sangat memuliakan kedudukan para ibu di bawah bimbingan Al-Quran dan sunah Rasulullah SAW., sebagaimana firman-Nya,
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia 2 (dua) tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS. Luqman : 14)

Peran seorang ibu tentu tidak hanya mengandung. Lebih dari itu, masih banyak tugas yang menanti di hadapannya dalam membesarkan sang buah hati titipan Ilahi. Ibu mempertaruhkan hidupnya untuk sebuah kehidupan baru yang dari dadanya dialirkan air susu yang menghidupkan, sehingga apabila semua pengorbanannya itu dilakukan dengan ikhlas, insya Allah ia layak memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat.


Kehadiran ibu memang sungguh sangat dirindukan oleh keluarga dan orang-orang di sekitarnya karena mampu memberikan kesejukan dan ketenteraman. Di samping itu, seorang ibu pun dituntut untuk dapat menjalankan beberapa peran lain agar roda kehidupan rumah tangganya berjalan sesuai dengan harapan bersama. Dalam kehidupan, seorang ibu tentunya tidak berkutat dengan keluarganya saja. Hubungan sosial dengan keluarga yang lain dan masyarakat sekitar juga diperlukan.


Sejarah Islam sendiri menunjukkan betapa banyak Muslimah yang berperan besar dalam mendakwahkan Islam kepada masyarakat. Mereka telah mengorbankan tenaga, pikiran, harta, bahkan jiwa demi kejayaan din Allah yang amat mulia itu. Pengorbanan mereka tidaklah sia-sia karena Allah adalah tujuannya. Hal ini membuktikan eksistensinya dalam perjuangan Islam sangatlah berpengaruh.


Ibu memang sungguh unik dan istimewa. Dia memiliki kelembutan yang mampu menembus hati yang sangat keras sekalipun. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menjalani fase-fase kehidupan yang pasti akan dihadapi secara bertahap di dunia ini. Tidak cukup hanya melahirkan, dia harus mampu melahirkan generasi baru yang benar-benar menjadi harapan masa depan.


Sungguh, peranan seorang ibu sangat luar biasa. Di balik tutur kata ibu yang lembut, tersimpan berjuta semangat dan pengorbanan yang tiada batas demi keluarga tercinta. Meskipun perjalanan kehidupan ini tidak mudah, seorang inu selalu yakin akan datangnya nikmat Allah, karena di balik setiap kesulitan selalu datang kemudahan. Kesabaran ibu yang luar biasa inilah yang akan berbuah pahala baginya kelak.


Dengan demikian, bagi para ibuk hususnya juga kaum perempuan pada umumnya, marilah kita jauhkan hati ini dari penyakit-penyakit yang bisa merusaknya karena seorang ibu adalah panutan dan contoh bagi anak-anaknya. Berlindunglah selalu kepada Allah SWT. dari godaan setan yang selalu mengganggu.


Tentu saja untuk dapat menghadapi berbagai fenomena dalam kehidupan ini seorang ibu tak boleh patah semangat untuk terus belajar. Bagaimanapun, tantangan yang dihadapi dari waktu ke waktu kadang tak mudah. Oleh karena itu, seorang ibu perlu belajar tiada henti untuk dapat mengatasinya. Belajar adalah pintu mendapatkan ilmu. Belajar bukan hanya didapat dari mendengar dan membaca saja, melainkan dengan melihat kejadian di sekeliling, di mana pun kita akan mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran.


Setelah belajar, yang juga tak kalah penting adalah mengamalkannya. Seorang ibu yang rajin pergi ke pengajian mendapatkan ilmu tentang kesabaran dalam mendidik anak, tetapi begitu pulang ke rumah, ia terus memarahi anaknya yang tidak mau belajar dan mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Sayang sekali ilmu yang didapatkannya hilang begitu saja dan tidak diamalkan.


Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Ali bin Abi Thalib RA., "Orang yang berilmu itu bukanlah orang yang banyak ilmu agamanya, melainkan orang yang mengamalkan ilmunya, dan dengan ilmunya itu ia menjauhi apa-apa yang tidak disukai Allah Azza wa Jalla."

Kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak berarti dimiliki oleh orang-orang ahli dalam agama saja, tetapi pada dasarnya orang tersebut memiliki kebersihan dan kebeningan hati serta terus menjaga kedekatannya dengan Allah. Boleh jadi hal semacam itu dimiliki oleh ibu-ibu yang menyenangkan hati anaknya atau sebaliknya, anak-anak yang selalu menjaga perasaan ibunya.


Ibu yang berbahagia, marilah kita menjaga diri dari perbuatan maksiat sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah. Salah satunya dengan melangkahkan kaki menuju majelis ilmu. Semoga dengan ketekunan dan keinginan kuat untuk terus menambah ilmu Allah melimpahkan kemuliaan bagi kita semua sehingga kita pun mampu mendidik generasi penerus dengan lebih baik lagi. Amin.


Wallahualam.***


[Ditulis oleh Hj. NINIH MUTHMAINNAH, Pembina Muslimah Center Daarut Tauhiid. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pahing) 8 Juli 2010, pada kolom "CIKARACAK"]

0 comments: