MERAIH KEMENANGAN DI BULAN RAMADHAN

Setahun sudah waktu berlalu, kini Ramadan telah di ambang pintu. Berbahagialah orang-orang yang akan memasukinya karena di dalamnya banyak kenikmatan, kemurahan, dan pahala yang besar yang diberikan Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya yang mau beribadah karena-Nya pada bulan tersebut. Sebagaimana sabda Nabi SAW., "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan, maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan Puasa membawa segala rupa keberkatan, alangkah mulianya tamu yang datang itu." (HR. Thabrani)

Untuk menyambut dan memuliakan tamu yang datang dengan membawa segala kebaikan dan yang akan menyelamatkan kita kelak di akhirat pasti diperlukan persiapan yang matang dengan penuh rasa gembira, layaknya kita akan menerima tamu agung. Hanya dengan rasa gembira dan senang hati semua pekerjaan dapat dikerjakan dengan perasaan ringan. Tak berlebihan Rasulullah SAW. bersabda, "Barang siapa merasa bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah akan melindungi jasadnya dari api neraka."

Untuk meraih kemenangan dalam event yang besar dan layaknya menghadapi musuh yang kuat, diperlukan latihan yang serius dan terus-menerus. Apalagi musuh yang kita hadapi tidak tampak, yaitu hawa nafsu yang cenderung membelokkan keimanan kita ke arah yang negatif. Oleh karena itu, diperlukan persiapan-persiapan sebagai berikut :
  1. Hati yang bersih dan gembira akan menambah semangat juang untuk menjalankan hal-hal yang ingin kita kerjakan dan selalu merindukan kehadirannya. Seperti yang Rasulullah contohkan setiap bulan Sa'ban. Rasulullah SAW. selalu berkhotbah di hadapan para sahabat untuk menggembirakan dan memberi semangat karena akan kedatangan tamu yang istimewa. Sejak bulan Rajab, Nabi SAW. mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa agar umur kita bisa sampai pada bulan Ramadhan.
  2. Memperbanyak latihan puasa sunah pada bulan Saban. Ramadhan adalah bulan perjuangan untuk melawan hawa nafsu yang penuh tantangan dan godaan. Diperlukan latihan yang serius seperti yang Rasulullah SAW. contohkan. Dari Aisyah RA., "Adalah Rasulullah SAW. kadang-kadang terus-menerus berpuasa hingga kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka-buka, dan kadang-kadang terus-menerus berbuka, hingga kami mengatakan bahwa beliau tidak pernah berpuasa sunah. Namun demikian, saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa sebagai puasa sunah di bulan Sa'ban." (HR. Bukhari)
    Yang lebih penting, mulai sekarang kita menjaga perkataan dan perbuatan kita dari maksiat kepada Allah SWT. agar pada saatnya nanti puasa kita sudah jauh lebih sempurna dan diterima Allah SWT. Sebagaimana peringatan Nabi SAW., "Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan perkataan palsu dan perbuatan palsu. Allah tidak akan memperdulikan amal perbuatan ketika meninggalkan makan minumnya (puasa)." (HR. Bukhari)
  3. Membiasakan shalat berjemaah di masjid. Shalat wajib adalah ibadah yang paling utama bagi umat Islam karena shalat wajib merupakan amal yang pertama dihisab Allah SWT. di akhirat nanti. Shalat juga merupakan sikap penghambaan diri dan amal ibadah yang paling disukai Allah SWT. Sabda Nabi SAW., "Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya beres, dia akan bahagia dan selamat, dan jika shalatnya rusak, dia akan celaka dan rugi." (HR. Tirmidzi)
    Dalam mengerjakannya, Allah menyuruh kita untuk berjemaah, karena dengan bebagai keutamaannya, yaitu sabda Rasulullah SAW., "Shalat dengan berjemaah itu melebihi utamanya shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari Muslim)
    Ibnu Abbas RA. berkata, "Barang siapa mendengar azan tetapi tidak menghadiri shalat berjemaah, maka orang tersebut tidak dikehendaki Allah menjadi orang yang baik, dan ia tidak pula menghendaki adanya kebaikan untuk dirinya."
  4. Berlatih shalat malam dengan meningkatkan kualitasnya. Salah satu ibadah khusus dalam bulan Ramadhan yang biasa kita lakukan adalah shalat Tarawih berjemaah di masjid. Suatu yang menggembirakan tatkala awal-awal bulan Ramadan masjid-masjid penuh jemaah. Akan tetapi, semakin mendekati Lebaran, pahala dan keistimewaan ditingkatkan oleh Allah SWT. tetapi semakin sedikit jemaah yang melakukannya, dan masjid-masjid semakin kosong. Kalau kita amati kualitas shalat Tarawih kita dari tahun ke tahun, belum banyak mengalami peningkatan. Kita kadang masih sering berkutat masalah jumlah rakaat. Sementara kalau kita merujuk hadis dari Aisyah RA. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang sering dijadikan landasan salat malam Nabi SAW., baik bulan Ramadhan atau pun di luar Ramadhan, ternyata menekankan tentang kualitas shalat malam, yaitu seberapa panjang bacaan Al-Quran kita di dalam shalat malam/Tarawih. Maka sudah saatnya kita perlu sedikit demi sedikit meningkatkan kualitas shalat malam/Tarawih dengan memperbanyak bacaan Al-Quran di dalamnya.
  5. Memperbanyak tilawah, menghafal, dan mempelajari Al-Quran. Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa sekaligus mukjizat bagi umat Islam. Akan tetapi sudahkah kita merasa akrab dengannya dan berusaha untuk membaca dan mempelajarinya serta menghafalnya agar kita bisa lebih menikmati shalat kita dengan hafalan yang lebih banyak ? Standar Rasulullah bagi orang-orang beriman untuk bertilawah Al-Quran adalah tamat sebulan sekali. Sungguh Nabi SAW. dan para sahabat serta para salafus saleh memperbanyak membaca Al-Quran di bulan Ramadhan.
Kita berharap dan berdoa semoga kita diberi umur panjang dan kesehatan sehingga bisa memasuki Ramadhan, dan menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya hanya karena Allah. Semoga kita juga dapat meraih kemenangan dan ketakwaan, amin.***

[Ditulis oleh H. JATIMAN KARIM, santri Tahfidzul Quran Pontren Daarut Tauhiid Bandung. Disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi hari Jumat (Kliwon) 16 Juli 2010 pada kolom "RENUNGAN JUMAT"]

0 comments: