MENJADIKAN SHALAT DAN SABAR SEBAGAI PENOLONG

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah serta ampunan Allah, barang siapa yang bergembira dengan tibanya bulan suci Ramadhan dan berpuasa dengan penuh iman serta mengharap ridha Allah niscaya Allah mengampuni segala dosa-dosa kita bahkan diibaratkan kita laksana bayi yang baru dilahirkan. Ramadhan juga disebut bulan sabar.

Pada saat sekarang, kesabaran sangat diperlukan dalam menghadapi pelbagai situasi dan kondisi yang berkembang terutama masalah ekonomi. Seperti yang kita rasakan akhir-akhir ini, akibat dari pengaruh ekonomi yang terjadi dengan melonjaknya harga kebutuhan sehingga banyak yang merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Oleh karena itu dibutuhkan kesabaran menghadapinya.

Islam memberikan solusi bagaimana caranya mengatasi berbagai kesulitan hidup yang dapat membebaskan manusia dari berbuat dosa dan maksiat. Firman Allah SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah : 153)

Kata sabar lebih dari seratus kali disebut dalam Al-Quran. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya makna sabar karena sabar merupakan poros, sekaligus inti dan asas segala macam kemuliaan akhlak.

Jika kita telusuri lebih lanjut ternyata hakikat seluruh akhlak mulia adalah sabar. Contoh, `Iffah (menjaga kesucian diri) adalah merupakan bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan nafsu syahwat. Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat dari Allah SWT. Qana`ah (merasa cukup dengan apa yang ada) adalah bentuk kesabaran dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan. Hilm (lemah lembut) adalah bentuk kesabaran dalam mengendalikan amarah. Al`Afwu (pemaaf) adalah bentuk kesabaran untuk tidak membalas dendam.

Orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputusasaan, tetapi merupakan optimisme yang terukur.

Sementara shalat adalah ibadah yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan gerakan dan bacaan tertentu seperti yang telah disyariatkan. Dalam salat terintegrasi proses latihan meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan, indrawi, akal dan pengelolaan nafsu yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa yang bersifat muthma`innah.

Orang yang memiliki jiwa muthma`innah inilah yang pada akhirnya akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam keseharian yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna.

Oleh karena itu maka Rasulullah, para sahabat, dan orang-orang shaleh menjadikan shalat sebagai istirahat, sarana pembelajaran, media pembangkit energi, sumber kekuatan dan pemandu untuk meraih kemenangan. Ketika mendapat rezeki melimpah, shalatlah sebagai ungkapan kesyukurannya.

Ketika beban hidup makin berat, maka shalatlah yang meringankannya. Ketika rasa cemas membelenggu, shalatlah yang membebaskannya.

Jadi dengan shalat dan sabar semua persoalan hidup akan bisa terselesaikan dengan bimbingan dan ridha Allah. Semoga kita dijadikan oleh Allah orang-orang yang sabar yang akan mendapatkan gelar muttaqien. Amiin.***

[Ditulis Oleh
Drs. H. DADANG S. MUCHTAR, Bupati Karawang. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Minggu (Pahing) 22 Agustus 2010 pada kolom "RAMADAN KARIM"]

0 comments: