RAMADHAN MENUMBUHKAN JIWA TOLERANSI

Dengan telah tibanya bulan suci Ramadhan 1431 H., sudah selayaknya kita sebagai umat Muslim menyambut kehadirannya. Mengisinya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan maslahat bagi umat serta dijadikan evaluasi terhadap iman dan amal kita.

Saat Ramadhan, secara mahdoh setiap Muslim yang telah mukalaf diwajibkan berpuasa satu bulan lamanya. Dalam ibadah puasa yang diwajibkan itu, terkandung makna dan tujuan agar setiap hamba yang melaksanakannya menjadi orang yang bertakwa.

Ketakwaan yang telah diraihnya itu akan tampak dalam tatanan kehidupan sehari-hari yang berkarakter manusia yang saleh. Saleh kepada Allah dan kepada sesama manusia serta terhadap alam sekitarnya, atau biasa disebut kesalehan sosial.

Islam sebagai agama fitrah yang dilahirkan ke bumi ini pada kondisi masyarakat, budaya, ras, dan agama yang beraneka ragam, Islam harus mampu mempersatukannya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
"Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kamu, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, untuk saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu."

Dari ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa hidup kita di mana pun tidaklah sendiri, tetapi banyak teman. Teman yang banyak itu tentunya beraneka ragam keinginan, pikiran, sifat, keyakinan, bahasa, budaya, suku bangsa, dan sebagainya. Keragaman itu kalau diistilahkan seperti pelangi. Maka kita melihat pelangi, akan tampak suasana indah dan mempesona.

Demikian halnya dalam tatanan kehidupan kita, akan terasa indah dan memesona apabila keragaman yang saya sebutkan tadi menyatu erat, merapat tidak bercerai-berai, sudah pasti akan menjadi pelangi kehidupan yang indah, merona, memesona, yakni hidup dalam kedamaian. Ada suatu ungkapan yang menyatakan damai itu indah.

Sehubungan dengan itu semua, Islam sebagai salah satu agama yang penuh dengan sarat dengan nasihat, banyak ulama mengartikan Islam itu selamat, berserah diri, damai, dan sebagainya.

Makna-makna tersebut memberi arah kepada kita bahwa setiap diri Muslim harus berupaya mengarungi kehidupan agar selamat dunia akhirat. Dalam hidup kita harus senantiasa berserah diri kepada Allah dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Untuk itu, upayakan hidup kita selalu damai.

Dalam upaya mewujudkan kebersamaan dalam keragaman, memang tidak mudah. Namun, apabila saya, anda, dan kita semua yang berbeda-beda ini menyadari akan arti penting kebersamaan, saya yakin kebersamaan dalam keragaman itu akan dapat diwujudkan.

Perbedaan adalah rahmat dan sebagai perekat. Sementara kebersamaan juga rahmat, karena keberpisahan adalah azab. Untuk itu mari kita bersatu hidup bersanding, tidak bersaing, tetapi bersama dalam berbeda.

Saya sangat yakin bahwa perbedaan bukan penghalang untuk bersama dan bersama bukan untuk menghilangkan perbedaan. Akhirnya, dalam menyambut dan mengisi bulan suci Ramadan ini, mari kita tumbuhkan jiwa toleransi atau tasamuh dalam menghadapi berbagai perbedaan di antara kita, sehingga segala aktivitas kita senantiasa mendapat limpahan barokah dari Allah SWT.***

[Ditulis Oleh Dr. H. DON MURDONO, SH., MSi., Bupati Sumedang. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Senin (Legi) 16 Agustus 2010 dari kolom "RAMADAN KARIM"]

0 comments: