MANTAPKAN KEIMANAN PASCA RAMADHAN

Iman dapat diibaratkan pohon yang sangat kuat. Akarnya menghujam ke dalam tanah, rantingnya banyak, daunnya lebat, serta buahnya manis dan banyak. Pohon itu tentu akan sangat membahagiakan pemiliknya karena selain dapat memetik banyak manfaat, pohon itu juga bisa menjadi pelindung dari panasnya terik mentari.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Fath : 4)

Shaum adalah bukti nyata keimanan, sebagai pancaran dari dalam diri kita bahwa diri ini memercayai Allah dan kita percaya bahwa Allah Maha Melihat. Shaum adalah bukti kekuatan kita menahan segala macam godaan syahwat yang sebenarnya halal. Selama shaum kita tidak boleh makan, padahal makanan yang tersedia halal. Selama saum kita tidak boleh berhubungan suami-istri, padahal dengan pasangan yang halal.

Itu semua kita lakukan meskipun tanpa pengawasan manusia, karena yang kita yakini hanyalah pengawasan langsung Allah. Demikianlah adanya keimanan, kita tidak bisa membohongi diri sendiri dengan pura-pura shaum karena kita yakin Allah Maha Mengetahui.

Iman dapat diibaratkan pohon yang sangat kuat. Akarnya menghujam ke dalam tanah, rantingnya banyak, daunnya lebat, serta buahnya manis dan banyak. Pohon itu tentu akan sangat membahagiakan pemiliknya karena selain dapat memetik banyak manfaat, pohon itu juga bisa menjadi pelindung dari panasnya terik mentari.

Begitu pula dengan iman. Iman yang kokoh akan membuahkan perilaku yang sangat terpuji, sekaligus membuat kita terlindung dari "panasnya" kehidupan dunia yang serba materialisme. Imanlah yang akan meringankan beban kehidupan, iman pula yang akan menghibur kita dari jeratan kenestapaan. Iman juga sebagai perisai insan dari sejuta aksi kemaksiatan. Mereka yang beriman mampu memberikan manfaat dan seberkas cahaya buat kehidupan di masyarakatnya.

Iman adalah "darah segar" perjuangan, iman adalah "getaran" kemuliaan. Getar-getar ini bisa muncul ketika seorang Muslim mendengar ayat-ayat Al-Quran atau ketika mendengar hadits Rasulullah SAW. yang merasuk ke dalam hati dan pikirannya, pun ketika setiap kebesaran Ilahi di alam ini.

Oleh karena itu, memantapkan keimanan merupakan hal yang sudah seharusnya dihidupkan agar kita tidak terombang-ambing dalam lautan hawa nafsu. Menyuburkan pohon keimanan adalah keniscayaan bilamana kita ingin ikut serta aktif membangun peradaban yang diridai oleh Allah SWT.

Dengan iman seorang hamba memantapkan langkah dan hati menuju totalitas cinta agung untuk Tuhannya. Semoga perjalanan ibadah di bulan mulia ini kian memperteguh keimanan kita.***

[Ditulis Oleh : Drs. H. TJETJE SOEBRATA, SH. MM., Ketua DKM Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Rabu (Wage) 8 September 2010 pada Kolom "RAMADAN KARIM"]

0 comments: