WASIAT NABI (2)

Di antara wasiat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada Muadz bin Jabal sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasai; Rasulullah bersabda, "Aku berwasiat kepada mu wahai Muadz, Janganlah engkau meninggalkan doa setelah shalat dengan doa, 'Ya Allah berilah pertolongan kepadaku untuk senantiasa mengingatmu (zikir), dan mensyukurimu (syukur), serta beribadah dengan baik kepadamu (husni ibadatika)."

Yang kedua; syukur kepada Allah. Syukur kepada Allah berarti kita mengingat segala nikmat yang telah kita terima dari Allah SWT. dan menampakkan-Nya (tidak melupakan-Nya). Kebalikan dari syukur adalah kufur, yaitu melupakan nikmat Allah dan menutup-nutupi akan nikmat tersebut.

Syukur sangatlah mudah untuk diucapkan, tetapi berat untuk diamalkan. Alkisah terdapat seseorang yang sedang memanjat pohon kelapa yang tinggi. Ketika sampai di puncak pohon, tiba-tiba ada angin kencang yang menimpa pohon kelapa. Pohon kelapa pun bergoncang, dia pun terancam jatuh. Orang tersebut lantas memperbanyak zikir dan berdoa agar selamat.

Dengan penuh kesadaran, dia pun berucap, "Ya Allah, kalaulah saya selamat dari musibah ini, saya akan berkurban dengan seekor sapi."

Tak lama kemudian, angin pun agak lambat, dia pun berusaha turun dari puncak pohon kelapa itu. Dia pun berucap kembali, "Ya Allah, kalaulah saya selamat dari musibah ini, saya akan berkurban dengan seekor domba."

Dan ketika sampai di pertengahan tangkai pohon, dia tanpa sadar mengubah kembali ucapan sebelumnya. "Ya Allah, kalaulah saya selamat dari musibah ini, saya akan berkurban dengan seekor ayam." Sampai akhirnya dia selamat kembali ke bawah, tanpa ada beban dia pun lupa akan janji yang dia ucapkan ketika di atas pohon. "Alhamdulillah. saya bisa selamat dari musibah."

Ketika ditanya, bukankah dia punya janji yang dia ucapkan ketika di atas pohon ? Dia pun berujar, "Duit dari mana saya harus berkurban apalagi dengan seekor sapi ? Untuk sekadar makan saja sudah susah !" Tanpa ada rasa malu, dia pun melenggang kembali ke rumahnya.

Kondisi yang sama disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 67,

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ الْإِنسَانُ كَفُورًا
"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Allah. Maka tatkala Allah menyelamatkan kamu ke daratan, kemudian kamu berpaling, dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih."

Bagaimana kita bersyukur kepada Allah ? Ada tiga hal yang patut kita syukuri kepada Allah.

Pertama, bersyukur terhadap jasad manusia. Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk tubuh dan kondisi yang paling sempurna, berbeda dengan makhluk lain. Jasad manusia tidak ada bandingannya sama sekali, walaupun banyak yang mirip tetapi tidak sama. Bahkan Nabi Muhammad SAW. dalam hadits riwayat Imam Muslim menyebutkan bahwa jasad manusia diciptakan terdiri dari 360 tulang rusuk, dan hendaklah setiap satu tulang rusuk untuk disedekahi.

Cara terbaik kita bersyukur terhadap jasad kita adalah dengan melaksanakan shalat. Karena dengan shalat seluruh tulang rusuk kita ikut bergerak dan dengan sendirinya setiap tulang rusuk kita telah disedekahi. Dengan demikian, kita melaksanakan shalat bukan sekadar kewajiban tetapi lebih dari itu, kita pun turut memberikan sedekah terhadap tulang rusuk kita yang berjumlah 360 tulang.

Kedua, bersyukur terhadap harta yang kita miliki. Selain jasad kita yang sudah sempurna, manusia pun diberikan rezeki berupa harta dengan sangat berlimpah ruah. Dalam Surat Fathir ayat 3 disebutkan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; Maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan) ?"

Dalam Surat Al-An'am ayat 141 disebutkan,

وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِن ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."

Dalam Surat An-Nahl ayat 5-8 dijelaskan,

وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا ۗ لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً ۚ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ ۚ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ

"Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya."

Cara terbaik kita bersyukur terhadap harta yang kita miliki adalah dengan mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah. Setiap harta yang kita miliki, hakikatnya adalah anugerah dan pemberian dari Allah SWT. Jangan kita punya anggapan, kita banyak harta karena hasil usaha sendiri.

Keluarkanlah zakat, infak, dan sedekah sebagai bentuk tazkiyatun nafs (penyucian diri) kita sendiri. Rasulullah SAW. memberikan jaminan dalam sebuah haditsnya, "Tidaklah sedekah itu akan mengurangi harta kamu."

Ketiga, bersyukur terhadap agama. Kenyataannya semakin pintar seseorang, maka akan semakin gelisah dengan kepintarannya. Demikian juga semakin kaya seeorang, maka dia pun akan semakin resah dengan harta kekayaannya, karena takut hilang atau ada yang mencuri. Sama halnya, ketika manusia semakin tinggi pangkat dan jabatannya, manusia akan semakin gelisah, bukan bertambah nyaman.

Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita menambah rasa ketenangan dan kenyamanan hati kita dengan beragama. Disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 38,

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

Jadilah kita sebagai abdan syakural Hamba yang senantiasa bersyukur baik di saat senang atau susah. Karena dengan syukur hidup kita akan mujur.***

[Ditulis Oleh : KH. ACENG ZAKARIA, Ketua Bidang Tarbiyyah PP. Persis dan Pimpinan Pesantren Persis 99 Rancabango Garut. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Manis) 24 Maret 2011 pada Kolom "CIKARACAK"]

0 comments: