JAGA TAUHID, GAPAI KEUTAMAANNYA !!

Seorang muslim yang telah mengetahui kewajibannya kepada Allah (yakni beribadah kepada- Nya), tentu ia akan selalu menjaga kemurnian agamanya, khususnya aqidahnya atau keyakinannya, agar tak bercampur dengan amalan-amalan yang rusak (yakni kesyirikan).

Mengapa demikian ?

Mari kita perhatikan penjelasaan Allah Ta’ala dalam firman-Nya,

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan yang tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedholiman, mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan, dan mereka selalu mendapatkan petunjuk. (QS. Al-An’am : 82)

Al-Imam Ibnu Katsir rohimahullah menjelaskan ayat ini dengan menyatakan :
“Mereka itu adalah orang-orang yang mengikhlaskan atau memurnikan ibadah hanya untuk Allah Ta’ala saja, dan tidak menyekutukannya dengan sekutu apapun. Dan mereka itu mendapatkan keamanan (rasa aman dari adzab Allah) pada hari kiamat, dan mereka juga senantiasa mendapatkan petunjuk didunia dan diakherat.“ (Tafsir Al-Qur’anul Adzim 2/152)

Penjelasan Kalimat :
  1. Orang-orang yang beriman”, arti iman secara bahasa (etimologi) adalah At-Tadhdiq (membenarkan), adapun menurut istilah syar’inya adalah keyakinan di dalam hati, pengikraran atau pengakuan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan (anggota badan). Dan iman itu bisa bertambah-tambah dengan sebab melakukan amal-amal ketaatan, dan bisa pula berkurang dengan sebab berbuat kemaksiatan.
  2. Memcampur adukan iman mereka”, yakni menodai tauhid mereka.
  3. Dengan kedholiman”, maksudnya adalah dengan perbuatan syirik, karena syirik adalah kedholiman yang paling besar,
    إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
    Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (QS. Luqman : 13)

    Ketahuilah, kedholiman ada 3 jenis, yaitu :
    • Perbuatan syirik (mendholimi hak Allah).
    • Mendholimi diri sendiri,
    • Mendholimi orang lain.
    Al-Imam Al-Bukhori meriwayatkan dalam shohihnya (No. 3636) tentang sikap para sahabat Rosulullah sholallallahu ‘alaihi wa sallam ketika turun ayat ini dari Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Ketika turun ayat ini (QS. Al-An’am : 82), kami (para sahabat) berkata : “Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami ini yang tidak pernah berbuat dholim terhadap diri sendiri ? (Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan : “Ketika turun ayat ini, hal ini memberatkan hati para sahabat (kerena mereka kuatir tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan seperti yang di sebutkan dalam ayat itu), sehingga mereka berkata : “Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami ini yang tidak pernah berbuat dholim terhadap diri sendiri ?”). Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “(Kedholiman yang dimaksud dalam ayat ini) bukanlah seperti yang dikatakan ! ‘Tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedholiman’, maksudnya adalah dengan kesyirikan ! Tidaklah kalian mendengar perkataan Luqman (dalam riwayat lain : hamba yang sholih) terhadap putranya : “Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah (melakukan perbuatan syirik), sesungguhnya syirik itu benar-banar kedholiman yang sangat besar.“ [Kisah ini bisa anda lihat pada Shohih Al-Bukhori dalam Kitabul Ima (No. 3636 dan lain- lain), Masnud Imam Ahmad (1/378) dengan sanad yang shohih, Fathul Majid hal. 47-48]
  4. Mereka mendapatkan keamanan / rasa aman”, yang dimaksud aman di sini adalah keselamatan dari azab (siksa) neraka selama mereka tetap menjaga kemurnian tauhid mereka dan berhenti dari melakukan dosa-dosa besar, atau maksudnya adalah terbebas dari vonis kekal di neraka (yakni tidak kekal diazab di neraka) bila ia ternyata masih melakukan dosa-dosa besar.
  5. Orang-orang yang mendapat petunjuk”, yakni orang-orang yang mengetahui kebenaran ketika hidupnya, lalu ia mengamalkannya.
Penjelasan Umum :

Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita, bahwa bagi siapa saja yang mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah kepada-Nya, dan tidak menodai tauhidnya dengan perbuatan syirik, Allah Ta’ala pasti akan membebaskan dari neraka di akhirat nanti, dan Allah pasti akan memberi petunjuk kepadanya kepada shirotul mustaqim di dunia ini.

Faedah yang bisa diambil dari ayat yang mulia ini :
  1. Tidak sah iman seseorang yang ternodai oleh dosa syirik.
  2. Syirik termasuk salah satu bentuk kedholiman (mendholimi hak-hak Allah).
  3. Orang yang tidak menodai imannya dengan perbuatan syirik akan mendapatkan keselamatan dari azab (siksa).
Kesimpulan :

Ayat diatas merupakan dalil bahwa orang yang meninggal dunia di atas aqidah tauhid (yakni menjaga kemurnian tauhid mereka sampai akhir hayatnya) serta bertaubat dari dosa-dosa besar, pasti selamat dari azab neraka. Adapun orang yang mati di atas aqidah tauhid (yang menjaga kemurnian tauhidnya), tetapi ia juga melakukan dosa-dosa besar, dia ini hanya mendapatkan keutamaan selamat dari vonis kekal di dalam neraka.

Wallohu a’lam.***

[Sumber tulisan http://artikelislam.wordpress.com/]

by


u-must-b-lucky

0 comments: