SAAT DOA BEKERJA

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS. Ghaafir : 60)

Di antara mekanisme yang menggambarkan adanya kekuatan di luar kekuatan manusia adalah doa. dr. Alexis Carell, peraih dua hadiah nobel kedokteran dari Prancis berujar bahwa doa adalah kekuatan yang luar biasa. Alexis Carell dalam bukunya berjudul Pray, menggambarkan bagaimana doa bekerja. "Terdapat pasien-pasien saya yang sembuh bukan karena saya beri obat, tetapi mereka sembuh berkat doa mereka," begitu dr. Alexis Carell menggambarkan tentang kekuatan doa.

Sudahkah kita merasakan bagaimana doa kita bekerja ? Seorang sahabat kita sedang menjalankan ibadah umrah. Setelah beribadah umrah di Mekah Almukaramah, bersama rombongannya dia menuju Madinah Almunawarah. Saat turun dari hotel Movenpick menuju Masjid Nabawi Assyarief, matanya tertumbuk pada sederetan jam tangan yang indah. "Hemm... pasti mahal," katanya dalam hati.

Salah seorang kawannya tiba-tiba berkata, "Kok melihat jamnya kayak yang pingin ? Atau sedang berdoa minta jam ya ?" tanya sang teman.

"Ya, saya berdoa. Ya Allah beri aku jam yang bagus," jawab sahabat kita ini. "Emang kenapa ?" tanya temannya. "Saya tak pernah membeli jam bagus dan mahal, tapi di sini kok saya jadi ingin punya jam bagus. Tapi saya tak punya uang untuk membeli jam sebagus dan semahal itu. Umrah ini pun syariatnya karena saya bertugas," tutur sahabat kita sambil tetap tersenyum untuk menunjukkan rasa syukur dan keyakinan yang tinggi akan Kemahakuasaan Allah.

"Ada-ada saja. Masa minta jam sama Allah. Yuk kita ke masjid," ajak temannya. Mereka pun berbegas ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan shalat Dzuhur, berjalan menyusuri bagian yang agak teduh. Maklum matahari Dzuhur di bulan April lalu sudah mulai menunjukkan panasnya.

Kini, sekitar dua tahun telah berlalu sejak sahabat kita "meminta jam" pada Allah, dia telah menerima kiriman jam dari Allah sebanyak tiga buah jam yang satu jamnya berharga jutaan rupiah ! Apa komentar sahabat kita tentang "kiriman jam dari Allah" ?

Dengan singkat dia menjawab, "Doa saya sedang bekerja. Allah memberikan apa yang saya minta dua tahun lalu bahkan di atas perkiraan. Saya membayangkan sebuah jam bagus, sampai hari ini saya telah mendapat tiga buah. Entah berapa lagi yang akan Allah kirimkan pada saya," ujarnya sambil memperlihatkan jam bagus yang baru dua hari sebelumnya dihadiahkan oleh beberapa temannya.

Satu pertanyaan menyeruak dalam suatu acara. Mengapa kita sering tak mampu merasakan kehadiran Allah ? Mengapa kita sering tak mampu merasakan bahwa Allah "bekerja" untuk menolong kita dalam hidup dan aktivitas kita ?

Menurut saya, jawaban sederhananya adalah karena Allah tak pernah berhenti bekerja untuk kita dengan sistem dan mekanisme yang sangat canggih, halus, dan terus-menerus. Bahkan, semakin halus kehadiran Allah Yang Maha Lembut itu, semakin tak mampu kita merasakan kehadiran-Nya, dan semakin tak mampu kita merasakan bagaimana "sibuknya" Allah mengurus kita siang dan malam tanpa lelah dan kantuk. Allahu Akbar !

Kita justru merasakan kedekatan dengan Allah, saat Allah "memaksa" kita untuk mengingat-Nya, melalui kesulitan dan berbagai ketidaknyamanan yang kita rasakan. Seperti renungan Salahuddin al Ayubi, "Ketika kumohon kekuatan, Allah memberiku kesulitan, agar aku menjadi kuat. Allah tak selalu memberi apa yang kuminta, tetapi Allah memberi apa yang kuperlukan."

Doa adalah jalan yang Allah bentangkan agar kita berjumpa dengan suatu pengalaman dan merasakan cara-cara Allah bekerja untuk kita. Doa juga bisa menjadi ungkapan kesadaran diri bahwa sesungguhnya kita tak memiliki daya apa pun untuk terwujudnya suatu harapan.

Saat kita berdoa agar benih yang kita tebarkan tumbuh menjadi tunas, kita sadar bahwa kita tak punya kuasa untuk menumbuhkan tunas dari suatu biji. Saat kita berdoa untuk keselamatan anak kita yang akan berangkat sekolah, kita sadar bahwa kita tak punya kuasa menentukan nasib anak kita.

Saat kita berdoa agar perjalanan kita lancar, kita tengah menunjukkan kesadaran diri bahwa kita bahkan tak punya kuasa pada diri sendiri.

Doa menjadi semacam simpul yang mempertemukan antara kesadaran diri seorang hamba tentang ketidakberdayaannya, dan Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim serta Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hidup menjadi sangat indah saat kita merasa tersambungkan dengan Allah, bahkan salah satu ukuran baik atau tidaknya keberagamaan seseorang diukur antara lain seberapa sering seseorang merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya.

Semakin sering dia merasakan Allah campur tangan dalam hidupnya, semakin baik beragamanya. Doa adalah jalan yang Allah bentangkan agar kita mampu merasakan bahwa Allah "bekerja" untuk mewujudkan doa-doa kita.

Kunfayakun.***

[Ditulis oleh H. BUDI PRAYITNO, aktivis dakwah dan pembimbing Haji Plus dan Umrah Khalifah Tour. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Selasa (Kliwon) 21 Juni 2011 / 19 Rajab 1432 H. pada Kolom "UMRAH & HAJI"]

by

u-must-b-lucky

0 comments: