RAMADHAN, BULAN PENDIDIKAN

Marhaban ya Ramadhan.

Begitu sukacitanya Rasul menyambut bulan agung, bulan berkah. Bulan Ramadhan ibarat seorang tamu yang membawa berbagai buah tangan, keramahtamahan, kebaikan, penghiburan, yang patut mendapat penghormatan. Tamu tersebut memberikan fasilitas menggiurkan, terbukanya pintu-pintu surga bagi siapa saja yang datang dengan iman dan amal, baik shaum, shalat malam, tadarus Al-Qur'an, infaq, sedekah, atau ibadah lainnya, tertutupnya pintu neraka bagi siapa yang menjauhi dosa-dosa.

Padanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kemudian sepuluh hari pertama adalah pemberian rahmat Allah, sepuluh hari kedua adalah ampunan Allah, dan sepuluh hari terakhir adalah pembebasan dari api neraka. Tak lupa tamu ini memberikan bonus pahala yang berlimpah.

Ibadah sunah pahalanya disamakan dengan ibadah wajib dan pahala ibadah wajib dikalikan 10 sampai 700 kali lipat sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits,
Setiap amal ibnu Adam akan dilipat gandakan; kebaikan akan dilipatgandakan 10 kali lipat sampai 700 kali. Allah SWT. berfirman, "Kecuali shaum, sesungguhnya shaum itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. Ia meninggalkan makannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku...." (HR. Muslim)

Luar biasa ! Ditambahnya rezeki kaum Muslimin serta memberi kebahagiaan bagi kaum Muslimin yaitu saat perjumpaan dengan wajah Allah SWT. di hari kiamat kelak.

Bulan Ramadhan juga di sebut bulan tarbiyyah (bulan pendidikan). Pada bulan ini, Malaikat Jibril memberikan pendidikan pertama kepada Rasulullah untuk melakukan aktivitas membaca. Termaktub dalam surat yang pertama turun, Al-Alaq ayat 1-4.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Yang telah menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan kepadamu melalui perantaraan Kalam,

Aktivitas membaca yang dimaksud tentu saja objeknya sangat luas, karena pada saat Malaikat Jibril menyuruh membaca tidak membawa catatan apa pun, sehingga Nabi Muhammad SAW. kebingungan dan balik bertanya, "Ma Aqra ?" (Apa yang harus dibaca ?)

Secara tersirat makna membaca yang dimaksud adalah suruhan untuk mempelajari, menelaah, meneliti, berpikir (tafakur), mencari bukti-bukti, mencocokkan teori, mempelajari seluruh objek yang ada di hadapan kita. Objeknya bisa diri sendiri, lingkungan sekitar, alam semesta, ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, membaca dalam pengertian ini (belajar) menjadi wajib hukumnya bagi setiap kaum Muslimin, sama wajibnya dengan ibadah mahdoh lainnya. Spirit membaca yang dilakukan tidak boleh lepas dari kerangka Bi-ismi-Rabika (Dengan nama Tuhanmu) sehingga hasil membaca itu ada pada jalur ridha Allah SWT.

Membaca menduduki peranan penting dalam sejarah peradaban manusia. Peradaban terbentuk dari penemuan-penemuan, teori-teori ilmu pengetahuan yang kemudian diaplikasikan dalam teknologi yang dapat mempermudah kehidupan manusia. Taruhlah soal mekanisme penglihatan manusia yang menjadi dasar teori optik modern. Penemunya adalah ilmuwan asal Irak yaitu Ibnu Al-Haitam yang di barat dikenal dengan nama Alhazen. Dalam bukunya Kitab Al-Manazir (Book of Optics). Kemudian penemu konsep robotika modern, Ibnu Ismail Al-Jazari yang mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Semua itu muncul dari proses membaca.

Allah SWT. akan memberikan anugerah kepada manusia yang suka melakukan aktivitas membaca yaitu keterpujian sebagai makhluk berpikir, menambah keyakinan dan keimanan, mengangkat derajat dan memberikan pemahaman ilmu pengetahuan, sehingga hidupnya jadi cahaya bagi orang lain. Allah berfirman,

وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan mengangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan orang yang berilmu di antara kalian dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Almujadalah : 11)

Bulan Ramadhan saat yang tepat untuk memperbanyak membaca, terlebih membaca Al-Qur'an harus mendapat prioritas dari bacaan lain sebab pahalanya dari setiap huruf yang dibaca mendapat suatu kebaikan, apalagi kalau sampai taraf pemahaman isi dan kandungannya.

Berapa kali kita harus mengkhatamkan Al-Qur'an ? Bergantung pada kemampuan dan kesanggupan diri masing-masing sebagaimana pernah pada zaman Rasulullah. Dari Abdullah bin Amr RA., dia berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. "Berapa lama aku harus membaca Al-Qur'an ?" Rasul menjawab, "Khatamkanlah sekali dalam sebulan." Aku berkata, "aku dapat mengkhatamkan lebih cepat dari itu." Rasul berkata, "khatamkanlah sekali dalam dua puluh hari." Aku berkata, "aku dapat mengkhatamkan lebih cepat dari itu." Rasul bersabda, "khatamkanlah dalam lima belas hari." Aku berkata, "aku sanggup mengkhatamkan lebih cepat dari itu." Rasul berkata, "khatamkan dalam sepuluh hari." Aku berkata, "aku dapat mengkhatamkan lebih cepat dari itu." Rasul berkata, "khatamkan dalam lima hari." Aku berkata, "Aku sanggup mengkhatamkan lebih cepat dari itu," Namun beliau tidak memberi keringanan lagi bagiku."

Jadikan spirit Ramadhan sebagai bulan pendidikan dengan menumbuhkan minat baca. Kalau Abdullah bin Amr mampu mengkhatamkan Al-Qur'an lima hari sekali, bagaimana dengan minat baca kita ?

Wallahu a'lam bishawab.***

[Ditulis oleh H. AGUS ISMAIL, imam dan khatib Jumat Masjid Al-Haq Margahayu Selatan, Kab. Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 22 Juli 2011 / 20 Saban 1432 H pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: