BERBURU LAILATUL QADAR

Pada bulan Ramadhan, umat Islam berduyun-duyun memenuhi masjid maupun mushala untuk menghidupkan Ramadhan yang sarat dengan keutamaan. Salah satu keutamaan di bulan Ramadhan adalah malam kemuliaan (Lailatul qadar).

Sabda Rasulullah SAW.,
Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang menjauhinya maka akan dijauhkan oleh kebaikan seluruhnya dan tidak diharamkan baginya kecuali 'mahrum' (orang yang diharamkan kebaikan atasnya). (Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA.)

Aam Amiruddin dalam bukunya Tafsir Al-Qur'an Kontemporer, menyebutkan empat pengertian alqadar.
  • Pertama, menurut Al-Qurtubi, alqadar artinya penetapan. Pada malam itu ditetapkan ajal, rezeki, dan lainnya selama satu tahun
    إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
    فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
    sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (QS. Ad-Dukhan : 3-4)
  • Kedua, Al-Qasimy menyebutkan, alqadar artinya pengaturan. Pada malam itu Allah SWT. mengatur strategi bagi Nabi-Nya untuk mengajak manusia kepada agama yang benar, demi menyelamatkan mereka dari kesesatan.
  • Ketiga, makna lain dari alqadar adalah kemuliaan. Malam tersebut menjadi lebih mulia karena kemuliaan Al-Qur'an.
  • Keempat, alqadar juga berarti sempit. Pada malam itu diturunkannya Al-Qur'an, begitu banyak malaikat yang turun ke bumi sehingga bumi serasa sempit karena penuh sesak oleh rombongan malaikat.
Lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan, pada suatu malam yang tak seorang pun mengetahui. Lailatul qadar merupakan rahasia Allah SWT., hanya Dialah yang Maha Mengetahui. Namun, Rasulullah SAW. memberikan isyarat turunnya lailatul qadar itu pada malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, 29) di sepuluh hari terakhir pada setiap bulan Ramadhan.

Abu Hurairah RA. meriwayatkan,
Rasulullah SAW. memberitahukan kami tentang lailatul qadar. Beliau berkata, "Ia ada pada bulan Ramadhan, di malam sepuluh terakhir, malam kedua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, puluh tujuh, dan dua puluh sembilan, atau di malam terakhir bulan Ramadhan. Barangsiapa yang melaksanakan qiyam pada malamnya dengan keimanan dan selalu bermuhasabah, Allah SWT. akan mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang."

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW. bersabda,
Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
Lalu, beliau mendekatkan perkiraan itu dengan sabdanya,
Carilah lailatul qadar pada witir (hari ganjil) pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan.
Kemudian beliau lebih mendekatkan gambaran itu,
Barangsiapa yang ingin mencarinya maka hendaklah ia mencarinya pada malam kedua puluh tujuh di bulan Ramadhan.

Samiyah Kariyyam dalam bukunya Ma'a Nabifi Ramadhan, menjelaskan bahwa kata dalam Surat Al-Qadar berjumlah tiga puluh kata, seperti jumlah hari di bulan Ramadhan dan kata 'Hiya' yang menyatakan lailatul qadar dalam firman Allah 'Salamun hiya' berada pada nomor ke dua puluh tujuh dari jumlah kata yang ada pada Surat tersebut. Samiyah Kariyyam menambahkan, jumlah huruf pada kata lailatul qadar dalam bahasa Arab berjumlah sembilan huruf, sedangkan lailatul qadar disebutkan tiga kali dalam surat Al-Qadar. Berarti jika dikalikan (9 x 3) hasilnya adalah dua puluh tujuh.

Yang pasti, ada hikmah di balik tidak dipastikannya kapan turunnya lailatul qadar tersebut.
  • Pertama, agar kita terus giat dan sungguh-sungguh beribadah, tidak hanya beribadah pada hari-hari tertentu dan meninggalkan ibadah di hari-hari lain.
  • Kedua, ketidakpastian tersebut memotivasi kita untuk tetap semangat beribadah (istiqamah) sepanjang malam bahkan sepanjang bulan Ramadhan.
  • Ketiga, dengan diisyaratkannya pada malam-malam ganjil, hal ini akan mendorong kita untuk lebih memaksimalkan pada sepuluh hari terakhir (al-asyrul awakhir).
Untuk itu, Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqh Shiyam, menjelaskan, jika penentuan Ramadhan berbeda-beda antara satu negeri dan negeri yang lain, malam ganjil pada suatu negeri terjadi pada malam genap pada negeri yang lain maka tindakan yang paling ihtiyath (hati-hati) adalah mencari lailatul qadar-nya pada setiap malam al-asyrul awakhir.

Di antara hadits yang menerangkan tanda-tanda tersebut,
  • Pertama, sabda Rasulullah SAW.,
    Lailatul qadar adalah malam yang cerah tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan pucat. (HR. Ibnu Khuzaimah)
  • Kedua, sabda Rasulullah SAW.,
    Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qadar lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas, dan tidak dingin, bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya. (HR. Ibnu Hibban)
  • Ketiga, Rasulullah SAW. bersabda,
    Sesunguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran. (HR. Ibnu Khuzaimah)
  • Keempat, Rasulullah SAW. bersabda,
    Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar. (HR. Muslim)
Menjemput Lailatul qadar
Aktivitas apa saja yang hendaknya kita kerjakan untuk menjemput malam lailatul qadar tersebut ?
  • Pertama, menghidupkan malamnya dengan imanan dan ihtisaban, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
    Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtisab maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim)
    Dengan dilandasi rasa keimanan dan mengharapkan ridha-Nya itulah seseorang akan merasakan ketenangan, kelapangan dada, dan kelezatan dalam ibadahnya.
  • Kedua, memperbanyak doa. Rasulullah SAW. mengajarkan doa,
    Allaahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul Afiua Fa'fu 'Annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pemaaf, oleh karena itu maafkanlah aku.) (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
  • Ketiga, memperbanyak tadarus Al-Qur'an sebab malam lailatul qadar adalah malam turunnya Al-Qur'an. Allah SWT. berfirman,
    إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
    وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
    لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
    Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada malam lailatul qadar. Dan tahukah kamu (Muhammad) apa itu lailatulkadar. Lailatul qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. (QS. Al-Qadar : 1-3)
  • Keempat, beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Aisyah RA. meriwayatkan,
    Ketika Rasulullah SAW. memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengemas sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.
Terkait pengaruh yang bisa dirasakan bagi orang yang mendapatkan lailatul qadar, seorang ahli tafsir berpendapat, jika seseorang mendapatkan lailatul qadar, orang tersebut akan merasakan semakin kuatnya dorongan dalam jiwa untuk melakukan kebajikan pada sisa hidupnya, sehingga ia merasakan ketenangan hati, kelapangan dada, dan kedamaian dalam hidup.

Oleh karena itu, bagi setiap yang menginginkan lailatul qadar agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti shalat malam, tadarus Al-Qur'an, dzikir, doa, dan amalan saleh lainnya.

Semoga Allah SWT. memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa meraih lailatul qadar itu. Amin.

Wallahu a'lam.***

[Ditulis oleh IMAM NUR SUHARNO, penulis buku Panduan Lengkap Shalat Tahajud dan pengurus DPD. Persatuan Guru Madrasah (PGM), Kuningan. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Wage) 19 Agustus 2011 / 19 Ramadan 1432 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by

u-must-b-lucky

0 comments: