BEKERJA DAN BERAMAL

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk : 15)
Ajaran agama Islam selalu memotivasi setiap hamba-Nya untuk beramal, bekerja, dan mencari nafkah, memerintahkan untuk menyebar ke muka bumi mencari karunia Allah, makanan dari rezeki yang halal dan baik yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. 
Ibnu Abbas RA. berkata,
"Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, 'Barangsiapa yang pada sore hari membawa uang yang banyak dengan hasil jerih payahnya sendiri, maka baginya ampunan Allah.'

Dan dari Miqdad RA. dari Nabi SAW. bersabda,
"Tidaklah seseorang makan makanan sedikit pun lebih baik dari makan yang dihasilkan dari hasil tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud AS. makan dengan hasil tangannya sendiri."

Adapun contoh dari para nabi yang bekerja dan mencari nafkah dan mereka memiliki keahlian untuk mencari rezeki darinya, yaitu Nabi Adam AS. adalah petani (penggarap ladang), Nabi Daud AS. pembuat baju besi dan tameng, Nabi Musa AS. menjadi penggembala pada seseorang yang saleh, Nabi Muhammad SAW. menjadi penggembala dan pedagang. 

Kewajiban umat Muslim dalam bekerja menurut ajaran Islam sebagaimana telah digambarkan di atas, minimal ada beberapa hal:

Pertama, memiliki kapabilitas. Kapabilitas yang dimaksud adalah mampu merealisasikan pekerjaan dengan ilmu yang dimiliki pada bidang pekerjaan yang disandarkan padanya, mampu menunaikan tugas secara baik, dipercaya atas apa yang ditugaskan kepadanya.

Allah SWT. berfirman,
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. Al-Qashash : 26)

Kedua, kerja yang profesional. Islam memotivasi umat Islam untuk kerja yang profesional dalam berbagai sisi kehidupan dan berbagai sarana kerja.

Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang jika melakukan sesuatu dengan cara profesional."

Seorang pekerja yang ikhlas dan profesional adalah ciri insan yang cerdas dan ahli dalam melakukan sesuatu juga ahli dalam pekerjaannya. Selain itu, mampu menunaikan tugas yang diberikan kepadanya secara profesional dan sempurna, diiringi adanya perasaan selalu diawasi oleh Allah dalam setiap pekerjaannya, sehingga penuh semangat dalam meraih keridhaan Allah di balik pekerjaannya.

Model pegawai atau buruh seperti yang tidak membutuhkan adanya pengawasan dari manusia, berbeda dengan orang yang melakukan pekerjaan karena takut manusia, sehingga akan menghilangkan berbagai sarana yang ada, melakukan penipuan terhadap apa yang dapat dilakukan. Adapun pegawai yang mukhlis, yang bekerja di bawah perasaan adanya pengawasan oleh Zat yang tidak pernah lengah sedikit pun, dan tidak ada yang tersembunyi atas apa yang tersembunyi di dalam bumi dan di langit.

Ketiga, tawakal kepada Allah SWT. Seorang Muslim dalam pekerjaannya selalu bertawakal kepada Allah, kemudian melakukan sebab-sebab menuju ketawakalan tersebut.

Sebagaimana Umar ketika melewati suatu kaum dia berkata, "Siapakah kalian?"

Mereka berkata, "Orang-orang sedang bertawakal."
Kemudian Umar berkata lagi, "Kalian adalah orang-orang yang sedang bertawakal. Pada sesungguhnya yang dimaksud dengan orang yang bertawakal adalah seseorang yang melemparkan benih ke dalam perut bumi dan kemudian bertawakal kepada Allah."

Keempat, memohon rezeki yang halal dan baik dengan cara yang elegan. Seorang Muslim selalu melakukan pekerjaannya dengan bijak, kerja keras, bersih, dan apik, yakin bahwa rezeki yang telah ditentukan Allah adalah miliknya tidak akan lepas darinya begitu saja.

Sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda,
"Tidaklah akan diperlambat rezeki salah seorang dari kalian karena Jibril AS. telah memberitahukan dalam jasadku bahwa seseorang di antara kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal) kecuali telah disempurnakan rezekinya; bertakwalah kepada Allah wahai sekalian manusia dan mohonlah rezeki dengan cara yang elegan dan indah; dan jika rezekinya lambat menghampirinya maka janganlah ia mencarinya dengan cara maksiat kepada Allah; karena Allah tidak menyukai karunia-Nya yang diperoleh dengan cara yang maksiat."

Dengan motivasi yang kuat untuk beramal kepada Allah SWT., Insya Allah kita akan dijauhkan dari sifat dengki, picik, dan mau menang sendiri. 

Semoga Allah merahmati setiap langkah dan aktivitas kita. Amin. 

Allahu a'lam bisshawab.***

[Ditulis oleh DEDY SUTRISNO AHMAD SHOLEH, alumnus Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung dan aktivis beberapa masjid. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi JUmat (Wage) 23 September 2011 / 24 Syawal 1432 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by

u-must-b-lucky

0 comments: