RAMADHAN, BERBUAT BAIK DAN BERSHALAWAT

Bulan Ramadhan yang merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. telah datang, Dengan demikian, kedatangannya perlu disambut dan diisi dengan berbagai amal ibadah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Hal itu agar berbagai keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan dapat diraih. Selain itu, amal saleh kita yang lain pun jangan sampai diabaikan. Di antaranya tetap berbuat baik kepada kedua orangtua ketika mereka masih hidup, atau mendoakannya apabila keduanya telah meninggal, dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu bukti cinta kita kepada beliau.

Berkaitan dengan hal itu, di dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim, Malaikat Jibril pernah berkata atau berdoa yang isinya mengutuk manusia yang menyia-nyiakan tiga amalan atau kesempatan penting. Perkataan Malaikat Jibril tersebut terangkum dalam hadits sebagai berikut yang artinya:

Dari Kaab bin Ujroh RA. berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
"Mendekatlah kalian ke mimbar! Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, 'Amin.' Ketika beliau mendekati yang kedua, beliau pun berkata, 'Amin.' Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, 'Amin.' Setelah Rasulullah SAW. turun dari mimbar, kami pun berkata, "Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya.' Rasulullah SAW. bersabda, 'Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata, celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh ampunan.' Maka aku berkata amin. Ketika aku menaiki tangga yang kedua, Jibril berkata, celakalah bagi orang yang apabila namamu disebutkan, dia tidak bershalawat ke atasmu. Aku pun berkata amin. Ketika aku melangkah ke tangga yang ketiga, Jibril berkata, celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang telah tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi keduanya tidak menyebabkan orang lain masuk surga. Aku pun berkata amin." (HR Hakim)

Malaikat merupakan makhluk Allah yang suci dari salah, selalu taat, dan setia kepada Allah SWT. Apabila ia berkata atau berdoa seperti halnya dalam hadits di atas, sudah dipastikan doanya makbul dan diijabah oleh Allah SWT. Apalagi kemudian diaminkan pula oleh Rasulullah SAW.

Tiga doa di atas kalau dirinci sebagai berikut,

Pertama, celaka bagi orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan, tetapi tidak mendapat keutamaannya. Hal itu karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan. Hal itu sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. yang artinya,
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, di mana Allah melimpahkan keberkahan, menurunkan rahmat, mengampuni dosa-dosamu, menerima doa-doamu, melihat atas perlombaan kamu (dalam kebaikan), dan membanggakan di hadapan para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah SWT. kebaikanmu. Sesungguhnya orang yang celaka adalah dia yang terhalang dari rahmat Allah pada bulan ini." (HR. Thabrani)

Agar Ramadan tidak berlalu begitu saja dan kita mendapatkan keutamaan di dalamnya, maka seluruh amal saleh yang biasa dilaksanakan dalam bulan Ramadhan jangan sampai dilewatkan. Beberapa amalan tersebut, yaitu: 
  1. Berpuasa dan menjauhi perbuatan yang dapat membatalkannya, misalnya makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri (pada siang hari).
  2. Hindarkan perbuatan yang dapat mengurangi nilai puasa, seperti berbohong, memfitnah, gibah, sumah, berkhalwat antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim, menonton tayangan yang tidak bermanfaat, menyakiti orang lain, membuat kegaduhan atau berteriak-teriak, berkata yang tidak berguna, dan sebagainya.
  3. Tunaikan amalan wajib tepat waktu, seperti shalat wajib yang lima waktu dan zakat fitrah.
  4. Suburkan amalan sunah, seperti tadarus Al-Qur'an, shalat Tarawih, sahur, dzikir, infaq, memberi takjil kepada orang yang sedang berpuasa, membaca shalawat, dan sebagainya.
Kedua, celaka bagi orang yang tidak membaca shalawat kepada Nabi, ketika mendengar nama Nabi diucapkan. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu bukti rasa cinta kita kepada beliau. Atas risalah beliau yang sampai kepada kita, hidup kita terasa bermakna. Hidup yang dijalani ini tidak saja untuk hidup di dunia, tetapi juga hidup guna mencari bekal untuk kehidupan kelak di akhirat.

Rasulullah SAW. begitu mencintai kita selaku umatnya. Beliau juga sangat khawatir terhadap keselamatan kita di dunia, terlebih di akhirat. Bahkan, ketika Rasulullah SAW. menjelang wafatnya, beliau masih ingat kepada kita. Hal yang sangat luar biasa, kecintaan murni seorang nabi kepada umatnya. Untuk itu, selayaknya kita selaku umatnya selalu berusaha menyempatkan waktu untuk bershalawat kepadanya. Bahkan Allah dan para malaikat pun membaca shalawat, sebagaimana dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 56,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Inna Allaha wamalaikatahu yusalloona AAala alnnabiyyi ya ayyuha allatheena amanoo salloo AAalayhi wasallimoo tasleeman

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."

Demikian pula apabila mendengar nama Nabi Muhammad SAW. disebutkan orang lain, kita dianjurkan untuk membaca shalawat. Bagi yang berat untuk mengucapkanya dianggap sebagai orang yang bakhil. Bagaimana tidak, Rasul mencintai kita selaku umatnya yang dibuktikannya dengan "berdarah-darah" membela kita, tetapi kita berat untuk bershalawat padanya. Orang seperti itu tentu layak disebut sebagai orang yang paling bakhil. Hal itu sebagaimana hadits berikut yang artinya,
"Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bershalawat untukku." (HR. Nasa'i, Tirmidzi, dan Thabarani)

Ketiga, celaka bagi orang yang masih mempunyai ibu bapak atau salah satu di antaranya yang masih hidup, tetapi tidak menyebabkan dirinya masuk surga. Atas wasilah jasa kedua orang tua kita sehingga kita berada di dunia ini. Selain itu, ridha Allah berada pada ridha orangtua. Dengan demikian, selagi orangtua masih hidup merupakan kesempatan untuk meraih ridha Allah. Sebagaimana dalam hadits yang artinya, 

Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW. bersabda,
"Ridha Allah tergantung ridha kedua orangtua dan murka Allah tergantung murka kedua orangtua." (HR. Thabrani dan disahihkan oleh al-Albani)

Berbuat baik kepada kedua orangtua merupakan perintah Allah dan Rasulullah. Hal itu baik waktu kita masih kecil, remaja, atau sudah menikah, sudah mempunyai anak, bahkan saat kita sudah mempunyai cucu. Ketika kedua orangtua kita masih muda atau sudah lanjut usianya bahkan pikun, kita tetap wajib berbakti kepada keduanya. Berbuat baik itulah sebagai salah satu jalan mendapat surga kelak. 

Dengan demikian, semoga kita dapat memanfaatkan dan mendapatkan hikmah dari keutamaan bulan Ramadhan, berbuat baik kepada kedua orangtua, dan senantiasa gemar bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya, cita-cita kita yang hakiki dapat tercapai, yaitu mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

Amin ya rabbal alamiin.***

[Ditulis oleh ASEP JUANDA, DKM Takmir At-Taqwa, Cicalengka, Mekarmukti, Cihampelas, Bandung Barat. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Pahing) 27 Juli 2012 / 7 Ramadhan 1433 H pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by 

u-must-b-lucky

0 comments: