MENYAMBUT MUSIM HUJAN

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ

Allahu allathee khalaqa alssamawati waalarda waanzala mina alssamai maan faakhraja bihi mina alththamarati rizqan lakum wasakhkhara lakumu alfulka litajriya fee albahri biamrihi wasakhkhara lakumu alanhara

Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; (QS. Ibrahim: 32)


Alhamdulillah, hujan sudah mulai turun di beberapa tempat. Memupus kemarau panjang yang telah menimbulkan kesusahan bagi kebanyakan orang. Seperti diberitakan, selama kemarau, tak sedikit orang menderita kekurangan air. Untuk kebutuhan makan, minum, dan mandi cuci sehari-hari, terpaksa menggunakan air comberan atau air bercampur limbah. Bahkan, itu pun harus dicari jauh dari tempat tinggal. Menempuh jalan kaki berkilo-kilo meter.

Semoga hujan yang mulai turun sekarang ini, hujan yang penuh berkah. Bersumber dari tiupan angin sebagai pembawa berita gembira, dan turun ke bumi menjadi rahmat. Menyuburkan kawasan-kawasan tandus, sehingga dari situ tumbuh berbagai macam buah-buahan.

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Wahuwa allathee yursilu alrriyaha bushran bayna yaday rahmatihi hatta itha aqallat sahaban thiqalan suqnahu libaladin mayyitin faanzalna bihi almaa faakhrajna bihi min kulli alththamarati kathalika nukhriju almawta laAAallakum tathakkaroona

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS. Al A'raaf: 57)

Insya Allah, hujan yang turun sekarang, bukanlah hujan pembawa azab, seperti yang menimpa umat Nabi Nuh AS. ribuan tahun lalu. Karena umat Nabi Nuh AS., memiliki sifat keras hati. Sulit menerima seruan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Umat Nabi Nuh AS., setiap diajak agar beriman dan bertakwa, serta mendapat ampunan Allah SWT., selalu memasukkan anak jari mereka ke lubang telinganya, dan menutupkan baju ke mukanya. Mereka teramat ingkar dan menyombongkan diri.

وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا

Wainnee kullama daAAawtuhum litaghfira lahum jaAAaloo asabiAAahum fee athanihim waistaghshaw thiyabahum waasarroo waistakbaroo istikbaran

Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. (QS. Nuh: 7)

Padahal, waktu itu mereka sedang didera kemarau panjang. Nabi Nuh AS. pun berkata kepada mereka,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا

Faqultu istaghfiroo rabbakum innahu kana ghaffaran 
Yursili alssamaa AAalaykum midraran  
Wayumdidkum biamwalin wabaneena wayajAAal lakum jannatin wayajAAal lakum anharan
Ma lakum la tarjoona lillahi waqaran

maka aku katakan kepada mereka: "Mohon ampunlah kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya dia akan mengirimkan hujan lebat, dan membanyakkan harta serta anak-anak kalian, serta menyediakan bagai kalian kebun-kebun dan aliran sungai-sungai. Mengapa kalian tidak memercayai kebesaran Allah?" (QS. Nuh: 10-13)

Karena tetap membandel, maka Allah SWT. menurunkan hujan amat lebat, disertai angin topan selama empat puluh hari terus-menerus. Nabi Nuh AS. dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya terselamatkan. Sementara para pembangkang ditenggelamkan.

مِّمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُم مِّن دُونِ اللَّهِ أَنصَارًا

Mimma khateeatihim oghriqoo faodkhiloo naran falam yajidoo lahum min dooni Allahi ansaran

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. (QS. Nuh: 25)

Itulah contoh nyata, suatu rahmat, anugerah pembawa nikmat, dapat berubah menjadi azab, bagi orang-orang yang ingkar terhadap Maha Pemberi Rahmat tersebut.

Demikian pula dengan tiupan angin pembawa kabar gembira berupa awan mendung yang akan menjadi curahan hujan, penyubur tanah tandus (QS. Al A'raf: 57). Janganlah berubah menjadi angin kering, dan topan yang meniupkan hawa dingin. Membekukan tubuh. Serta menghancurleburkan suatu bangsa dan negara, seperti dialami kaum 'Ad. Mereka memiliki kebudayaan amat tinggi pada zamannya. Mampu membuat bangunan-bangunan megah mewah. Kota Iram, kebanggaan kaum 'Ad, amat elok. Penuh gedung pencakar langit yang tidak pernah ada tandingan dan bandingannya dengan kota-kota lain.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ
إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ
الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ

Alam tara kayfa faAAala rabbuka biAAadin
Irama thati alAAimadi
Allatee lam yukhlaq mithluha fee albiladi

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, (QS. Al Fadjar: 6-8)

Namun kaum 'Ad sangat angkuh. Merasa kuat kuasa. Kejam dan bengis terhadap siapa saja yang mereka anggap musuh. Dalam menjatuhkan hukuman, sewenang-wenang tanpa rasa kemanusiaan. Hasil peradaban yang mereka wujudkan secara material-finansial, tidak sejalan dengan kebiadaban yang menguasai karakter mereka.

Ajakan Nabi Hud AS., agar kaum 'Ad berperilaku baik terhadap sesama, serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., tidak diindahkan. Bahkan, mereka menantang Nabi Hud AS., agar meminta kepada Allah SWT. menurunkan bencana apa saja, sebab mereka percaya, tidak akan mendapat azab apa-apa.

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ
يَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَن قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ

Waila AAadin akhahum hoodan qala ya qawmi oAAbudoo Allaha ma lakum min ilahin ghayruhu in antum illa muftaroon
Ya qawmi la asalukum AAalayhi ajran in ajriya illa AAala allathee fataranee afala taAAqiloona
Waya qawmi istaghfiroo rabbakum thumma tooboo ilayhi yursili alssamaa AAalaykum midraran wayazidkum quwwatan ila quwwatikum wala tatawallaw mujrimeena
Qaloo ya hoodu ma jitana bibayyinatin wama nahnu bitarikee alihatina AAan qawlika wama nahnu laka bimumineena

Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?" Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". Kaum 'Ad berkata: "Hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. (QS. Hud: 50-53)

Maka kepada kaum 'Ad ditimpakan bencana. Mula-mula berupa gumpalan awan tebal, dan tiupan angin kencang selama tujuh hari delapan malam. Menebar maut. Membuat kaum 'Ad yang ingkar membangkang mati bergelimpangan bagai pohon kurma terbakar hangus (tafsir Abu Su'ud).

Alhamdulillah, azab-azab yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu, yang menolak ajakan iman dan takwa dari Nabi-nabi serta Rasul-rasul mereka, telah sirna seiring dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW., sebagai rahmatan lil alamin.

Firman Allah SWT.,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Wama arsalnaka illa rahmatan lilAAalameena

Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiya: 107)

Misi risalah Nabi Muhammad SAW. adalah sesuai dengan wahyu Allah SWT. kepadanya. Yaitu mengajak manusia mengakui tak ada lagi sembahan selain Allah, dan memerintahkan kita untuk berserah diri kepada-Nya.

قُلْ إِنَّمَا يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ

Qul innama yooha ilayya annama ilahukum ilahun wahidun fahal antum muslimoona

Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)". (QS. Al Anbiya: 108)

Para mufasir menyebutkan, rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam), hanya akan mampu diterima oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. dan kerasulan Muhammad SAW., serta taat dan patuh mengikuti perintah-Nya sekaligus menjauhi larangan-Nya. Itulah yang menjadi sarana pengantar kepada rahmatan lil alamin dan penghalang dari azab-Nya yang maha pedih. Kita bersyukur sudah berada dalam naungan nubuwah (kenabian) Muhammad Rasulullah sebagai rahmatan lil alamin. Jadi segala fenomena alam yang terjadi, termasuk musim hujan sekarang ini, akan benar-benar terwujud menjadi rahmat dan nikmat. Bukan azab dan laknat, seperti yang pernah menimpa umat-umat terdahulu, seperti diuraikan di atas.

Amin ya Robbal Alamin. ***

[Ditulis oleh H. USEP ROMLI HM., pengasuh Pesantren Anak Asuh Raksa Sarakan Cibiuk, Garut, pembimbing Haji dan Umrah BPIH Megacitra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Wage) 1 November 2012 / 16 Zulhijah 1433 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: