DOA, KERANGKA KERJA BERTAUHID

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Iyyaka naAAbudu waiyyaka nastaAAeenu

Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (QS. Al-Fatihah: 5)

Segenap aktivitas manusia memiliki nilai ibadah apabila disertai dengan kesucian tujuan. Termasuk ketika kita bekerja. Tujuan itu sangat memegang peranan penting yang menentukan "bernilai" ataukah "tidak bernilai" aktivitas kerja kita. Inti tujuan hidup ialah mengarahkan segala aktivitas tertuju pada pengabdian tanpa henti kepada Allah, sehingga kita memiliki konsep hidup bertauhid.

Allah SWT. berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Wama khalaqtu aljinna waalinsa illa liyaAAbudooni

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-dzariyat: 56)

Ayat ini mengindikasikan, sejatinya kita mendasarkan segala tujuan hidup untuk beribadah kepada-Nya. Dengan prinsip ibadah ini tentunya mengajarkan agar seseorang mampu bekerja sesuai dengan kapasitas semangat, pengabdian, setia, dan loyal pada tujuan perusahaan yang ditetapkan. Dalam bahasa sederhana, ia akan menjadi seorang pekerja yang profesional dan berintegritas. Budaya kerja yang berlandaskan spiritualitas ilahi atau keimanan dapat mendorong seseorang memiliki integritas yang dijunjung tinggi.

Oleh karena itu, ketika kita bekerja akan mengoptimalkan diri sehingga seluruh aktivitas kerja selalu dibarengi dengan doa, harapan, dan kerja keras. Di tengah kondisi ekonomi umat Islam yang mengkhawatirkan, seorang Muslim tentunya harus melakukan ketiga hal tersebut (doa, harapan, dan usaha). Di dalam kalimat-kalimat doa ada penyebutan asma Allah yang bisa dijadikan sebagai pengokoh jiwa kita ketika sedang bekerja. Pengulangan asma Allah ketika berdoa akan memberikan modal bagi seseorang untuk berani menghadapi kerasnya kehidupan.

Dalam bahasa lain, doa semacam dorongan membangun karakter kepribadian yang lebih baik sehingga dapat mengeluarkan riya dari segala lilitan masalah.
"Ya Allah, tiada yang mudah selain yang Kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah." (HR. Ibnu Hibban)

Itulah mengapa doa saya pahami sebagai sesuatu yang bisa memberikan kekuatan diri. Dengan berdoa, seorang manusia menjadi tangguh, kokoh, tabah, disiplin, dan tidak berhenti berkarya untuk kemajuan perusahaan. Sebagai manusia, kita memiliki sifat-sifat dan potensi yang tidak dimiliki makhluk lain. Manusia diciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi, kemudian diberi anugerah potensi antara lain: bertanggung jawab, mampu menyusun konsep, mengemukakan, dan menjalankannya.

Ketika kita berdoa sebetulnya tengah mengaktifkan aura kesucian yang sejak dulu diberikan Allah SWT. Ketika berdoa ada asma-asma Allah yang selalu diucapkan dan itu akan menyadarkan atas kehadiran-Nya dalam hidup. Ketika kita sadar atas kehadiran Allah, akan muncul dorongan yang selalu mengarahkan kita dalam berpikir, bersikap, dan bertindak positif.

Oleh karena itu, ketika kita bekerja, semestinya diawali dengan berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dalam mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab kita, kemudian berusaha keras menghasilkan kerja yang berkualitas. Misalnya, ketika pekerjaan harus diselesaikan sesuai target (deadline), tentunya tidak bisa diselesaikan hanya dengan meratapi tanpa ada usaha sungguh-sungguh. Bagi seorang Muslim tumpukan pekerjaan akan dijadikan sebagai sarana beribadah kepada-Nya dan wahana perwujudan keimanan di dunia kerja. Itulah karakter kepribadian seorang pekerja Muslim yang profesional dan berintegritas.

Namun, sebagian dari kita ada yang beranggapan memberikan kontribusi pada perusahaan, kantor, atau di mana kita bekerja adalah hanya dengan melakukan pekerjaan sebesar-besarnya. Tentu saja ini benar dan harus dijadikan dasar pemikiran. Akan tetapi, jangan lupa, kita bisa berkontribusi untuk perusahaan kita, tempat kita bekerja dan berkarya melalui doa-doa sederhana yang dipanjatkan dengan tulus. Dengan berdoa untuk kebaikan orang-orang di sekeliling kita, bawahan, atau atasan kita merupakan wujud kontribusi yang bersifat suci. Allah adalah Penyumbang sejati untuk sebuah kesuksesan, keberhasilan, dan kemenangan. Tak ada kesuksesan tanpa izin dari-Nya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya demi kesuksesan karier, kemajuan usaha, dan perkembangan bisnis; kita berdoa kepada Sang Maha Pemilik, Allah SWT.

Seorang pekerja yang berdoa posisinya sama dengan orang yang bersedekah. Kita sering kali lupa bahwa sedekah terbesar adalah berdoa. Karena dengan berdoa, seseorang akan mendapatkan berkah dan keberhasilan. Begitu juga ketika kita berdoa sebelum memulai aktivitas kerja di kantor. Apabila aktivitas suci ini dilakukan, segala yang kita kerjakan akan bernilai ibadah. Seorang pekerja yang tidak melupakan kehadiran Allah di kantornya memiliki ketauhidan yang kokoh.

Allah, dalam paradigma kinerjanya tidak hanya hadir di saat bulan Ramadhan, tetapi hadir dalam setiap desah napas hidupnya. Jadi, biasakanlah menutup setiap meeting, rapat, dan pertemuan dengan doa. Caranya, bisa kita lakukan dalam hati sesuai kepercayaan masing-masing. Kita harus yakin bahwa Allah Maha Mendengar doa-doa kita semua, siapa pun dia, sebagai apa pun dia; sebab Allah Maha Kasih yang tidak pernah pilih kasih.

Semoga Allah memberkati Anda semua dan menjadi manusia penyebar kesuksesan bagi yang lain, sukses di alam materi dan alam besar nanti. Kehadiran para pekerja yang bertauhid di instansi pemerintah atau perusahaan-perusahaan dapat mendorong kualitas kerja dan produksi. Selamat bekerja dengan kerangka tauhid.

Allah SWT. berfirman,

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

OdAAoo rabbakum tadarruAAan wakhufyatan innahu la yuhibbu almuAAtadeena 
Wala tufsidoo fee alardi baAAda islahiha waodAAoohu khawfan watamaAAan inna rahmata Allahi qareebun mina almuhsineena

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut (tidak memaksa). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (kinerja baik dan berkualitas). (QS. Al-A'raf: 55-56)

Wallahua'alam. ***

[Ditulis oleh H. IDAT MUSTARI, Ketua Biro Agama DPD Golkar Jawa Barat, aktivis ormas di Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Wage) 25 Januari 2013 / 13 Rabiul Awal 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: