HIKMAH MENJENGUK ORANG SAKIT

Manusia hidup di dunia tak selamanya dalam kondisi sehat fisik. Sudah menjadi sunnatullah siapa pun orangnya pasti akan mengalami sakit, bisa sakit ringan atau berat.

Orang mengalami sakit sebagai salah satu ciri bahwa manusia makhluk lemah, tidak ada daya dan upaya, semuanya atas kekuasaan dan kehendak Allah SWT. Selain itu, tidak ada sesuatu pun yang dapat melebihi kekuatan dan kekuasaan Allah SWT. Jadi, ketika kita dalam sakit sebenarnya menjadi salah satu jalan untuk semakin merenenungi kekuasaan Allah SWT. Menambah keimanan dan ketawakalan kepada-Nya.

Apabila sakit tersebut diterima dengan sabar dan tawakal akan menjadi salah satu penyebab diampuni dosa-dosa. Sebagaimana dalam salah satu hadits diceritakan bahwa pada suatu waktu Rasulullah SAW. menjenguk Salman Al-Farisi RA. yang tengah berbaring sakit di rumahnya. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu di kala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan dari Allah SWT., doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosa-mu."

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW. bersabda, yang artinya,
"Tidaklah orang Muslim ditimpa cobaan berupa penyakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan keburukannya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya." (HR. Bukhari-Muslim)

Sementara itu, bagi kaum Muslimin lainnya berkewajiban menjenguk si sakit tersebut. Dengan dijenguk, orang yang sakit akan merasa terhibur dan merasa masih ada orang yang memperhatikannya. Masih merasa bagian dari orang-orang di sekelilingnya. Selain itu, dengan menjenguk orang sakit merupakan salah satu wujud turut merasakan penderitaan si sakit.
Pada dasarnya dalam agama Islam antara Mukmin yang satu dan Mukmin yang lainnya bersaudara, bahkan oleh Rasulullah SAW. digambarkan pula sebagai satu tubuh. Hal itu sebagaimana dalam hadits, yang artinya,
"Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam." (HR. Muslim)

Oleh karena itu, menurut Rasulullah SAW., menjenguk orang sakit merupakan salah satu dari lima hak antara seorang Muslim dan Muslim lainnya. Sebagaimana sabdanya, yang artinya,
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Tidak semata-mata Allah SWT. memerintahkan sesuatu hal kepada kita. Demikian juga tidak semata-mata Rasulullah SAW. menganjurkan sesuatu kepada kita, kecuali apabila perintah dan anjuran tersebut kita laksanakan akan menjadi suatu kebaikan kepada kita secara langsung atau tidak, di dunia atau mungkin juga di akhirat kelak.

Demikian pula dengan adanya perintah atau anjuran kepada kita agar menjenguk orang sakit. Di dalam perintah tersebut terdapat hikmah atau nilai yang sangat besar bagi kita yang melaksanakannya. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah RA., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
"Barang siapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal di dalam surga'."

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Saydina Ali RA., ia berkata,
"Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, 'Tiada seorang Muslim yang menjenguk orang Muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh 70.000 malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh 70.000 malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga." (HR. Tirmidzi, dan beliau berkata, "Hadits Hasan")

Adapun tuntunan dari Rasulullah SAW. ketika kita menjenguk orang sakit, kita dianjurkan untuk memberikan semangat kepada si sakit agar cepat sembuh. Menghiburnya bahwa sakitnya tersebut semoga menjadi penghapus dosa. Selain itu, mendoakan kesembuhannya seraya berada di bagian kepala si sakit. Apabila memungkinkan dan sesama muhrim dapat disertai dengan memegang tangan atau kening si sakit.

Berkaitan dengan doa, banyak doa yang diucapkan Rasulullah SAW. Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW. mendoakan orang sakit di antaranya dengan membaca taawuz, Surat Al-Fatihah, shalawat, atau doa khusus, seperti doa berikut yang artinya,
"Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi."
Namun, apabila orang tersebut sakitnya sangat parah yang dimungkinkan akan wafat. Bagi keluarganya atau bagi penjenguk yang diberi amanah oleh keluarga yang sakit sebaiknya menalkininya, yaitu dengan menuntunnya atau memperdengarkan kalimat "La ilaha illallah" dengan suara lembut dan tidak berulang terus-menerus.

Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW., yaitu dari Abu Said Al-Khudri RA., dia berkata,
"Rasulullah SAW. bersabda, 'Talkinkanlah (tuntunkanlah) orang yang akan mati di antara kalian kalimat Laa ilaaha illallaah'."

Menurut Imam Nawawi, menalkin (menuntun) sebagaimana di atas hukumnya sunah. Selanjutnya menurut sebagian ulama, apabila orang sakit telah mengucapkan kalimat yang ditalkinkan itu sekali, jangan dipaksa untuk mengulanginya. Kecuali kalau si sakit menyelingi dengan kata-kata lain (berbicara dan lain-lain) maka talkin tersebut diulangi lagi agar kalimat (talkin) itu menjadi akhir dari ucapannya.

Kemudian apabila orang yang sakit itu wafat, disunahkan bagi orang yang menghadiri kematiannya untuk memejamkan kedua mata si sakit. Selain itu, mendoakan kebaikan untuknya. Hal itu didasarkan pada hadits dari Ummu Salamah RA., dia berkata,
"Rasulullah SAW. masuk kepada Abu Salamah dan pandangan Abu Salamah telah menatap ke atas. Selanjutnya Rasul memejamkannya dan bersabda, 'Sesungguhnya roh apabila telah digenggam pandangan mata akan mengikutinya'."

Demikian di antara keutamaan dan beberapa cara ketika kita mengunjungi orang yang sakit berdasarkan beberapa hadits dan qaululama. Walaupun pada dasarnya mengunjungi orang sakit itu hukumnya sunah atau menjadi fardu kifayah, tetapi bagi kita selagi mampu dan ada keluangan waktu jangan sampai merasa enggan untuk menjenguk orang sakit.

Kita pun suatu saat akan mengalami sakit. Tentu ketika ada yang menengok, (pada umumnya) kita akan merasa bersenang hati. Dengan demikian, peduli terhadap orang lain berarti pula peduli terhadap diri sendiri.

Wallahualam.***

[Ditulis oleh ASEP JUANDA, ketua DKM At-Taqwa, Cicalengka, Cihampelas, Bandung Barat. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 8 Maret 2013 / 25 Rabiul Akhir 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: