BERKATA BENAR DEMI KESUKSESAN

Setiap orang ingin menggapai sukses. Doa dan ikhtiar ditujukan agar dalam menempuh hidup, terhindar dari kegagalan. Berhasil meraih segala yang didambakan menurut ukuran norma yang berlaku di segala bidang kehidupan. Berhasil melampaui segala rintangan.

Motivasi untuk sukses, selalu tersedia, baik dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekeliling. Termasuk dari para motivator yang bermunculan, dari masa ke masa. Menawarkan jasa, untuk menempa kekuatan mental dan moral, memperluas wawasan, memperlancar akses dan menepis kesulitan, serta memanfaatkan aneka macam peluang. Berkat dukungan teknologi canggih, motivasi dari para motivator dapat disebarluskan melalui media audio visual, penyelenggaraan acara-acara berbentuk seminar, lokakarya, dan lain-lain yang tak pernah sepi dari peminat.

Berbeda dengan 40-50 tahun lalu, yang hanya mengandalkan bahan bacaan. Tahun 1950-an, misalnya, para pencari sukses, melahap buku-buku karya Dale Carnegie, motivator ulung asal Amerika. Juga buku-buku karya Mustafa al Ghulayani, ulama Libanon, yang diidolakan para santri masa itu.

Dari berbagai sumber tentang motivasi menuju hidup sukses, dapat dipetik intisari yang menjadi titik tolak pemberangkatan kesuksesan seseorang. Yaitu berkata benar, mencakup sifat jujur, tidak bohong, tidak mengingkari janji. Ucapan seseorang adalah goresan pahat di atas batu, yang tak akan pernah hilang terkena hujan dan panas, kata seorang bijak.
Menurut istilah Al-Qur'an, berkata benar adalah qawlan syadida. Dalam QS. Al-Ahzab (33): 70-71,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Ya ayyuha allatheena amanoo ittaqoo Allaha waqooloo qawlan sadeedan Yuslih lakum aAAmalakum wayaghfir lakum thunoobakum waman yutiAAi Allaha warasoolahu faqad faza fawzan AAatheeman

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Dinyatakan, setiap orang beriman diperintahkan berkata benar (qawlan syadidd). Dampak dari berkata benar ini, semua perbuatan dan pekerjaan diperbagus oleh Allah SWT. (yuslih lakum amalakum) serta dibersihkan dari kesalahan-kesalahan (yaghfirlakum dzunubakum). Disertai dengan taat kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya, yaitu takwa, maka munculah kesuksesan yang gilang gemilang (faza fauzan adzima).

Jika dirunut jelas tampak, kejujuran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari qawlan syadida, akan menghasilkan karya mulus tanpa cacat, bersih dari kesalahan pembuat dan buatannya, hingga berada dalam posisi unggul. Mampu bersaing. Tak terkalahkan di arena pertarungan, baik produk material maupun produk mental dan intelektual.

Qawlan syadida, bicara benar, terbuka, terus terang, tanpa rekayasa kebohongan, dan menutup-nutupi persoalan, memang menjadi hal amat penting dalam gerak langkah setiap Muslim beriman. Dimulai dari ucapan syahadatain (dua kalimat persaksian), mengaku Allah SWT. sebagai satu-satunya Dzat yang patut disembah, dan mengaku Muhammad sebagai utusan-Nya, yang merupakan pembuka keislaman seseorang; hingga keberadaan kata dan kalimat lain yang betul-betul baik. Kalimah thayyibah. Sebagaimana firman Allah SWT.,

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Alam tara kayfa daraba Allahu mathalan kalimatan tayyibatan kashajaratin tayyibatin asluha thabitun wafarAAuha fee alssamai Tutee okulaha kulla heenin biithni rabbiha wayadribu Allahu alamthala lilnnasi laAAallahum yatathakkaroona

Tidakkah kalian perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Allah. Dia membuat perumpamaan-perumpamaan itu agar mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim (14): 24-25)

Dengan ucapan yang teguh (dalam kebaikan), Allah SWT. mengokohkan iman setiap Mukmin dalam kehidupan dunia dan akhirat, dan Allah menyesatan orang-orang yang dzalim dan berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

Selain qawlun syadidun, ucapan yang baik pembawa sukses, di dalam Al-Qur'an terdapat pula istilah qawlun tsabit. Ucapan yang konsisten, istiqamah. Terutama menyangkut keyakinan dan keimanan Islam.

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Yuthabbitu Allahu allatheena amanoo bialqawli alththabiti fee alhayati alddunya wafee alakhirati wayudillu Allahu alththalimeena wayafAAalu Allahu ma yashao

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim (14): 27)

Kemudian ada qawlun ma'rufun,

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

Qawlun maAAroofun wamaghfiratun khayrun min sadaqatin yatbaAAuha athan waAllahu ghaniyyun haleemun

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS. Al-Baqarah (2): 263)

Selain itu, ada qawlan baligha. Perkataan yang cermat, jelas, efektif, membekas pada jiwa pendengarnya.

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِي أَنفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا

Olaika allatheena yaAAlamu Allahu ma fee quloobihim faaAArid AAanhum waAAithhum waqul lahum fee anfusihim qawlan baleeghan

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS. An-Nisa (4): 63)

Tidak gombal, penuh dusta. Lain ucapan, lain tindakan. Ada pula qawlan karima. Perkataan mulia,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Waqada rabbuka alla taAAbudoo illa iyyahu wabialwalidayni ihsanan imma yablughanna AAindaka alkibara ahaduhuma aw kilahuma fala taqul lahuma offin wala tanharhuma waqul lahuma qawlan kareeman

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Isra (17): 23)

Penuh sopan santun rendah hati. Terutama merupakan ke-harusan dari anak-anak muda terhadap ibu-bapak dan orang berusia tua. Adapun qawlun maysur,

وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِّن رَّبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُل لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُورًا

Waimma tuAAridanna AAanhumu ibtighaa rahmatin min rabbika tarjooha faqul lahum qawlan maysooran

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (QS. Isra (17): 28)

Adalah ucapan yang pantas dari setiap orang yang akan pamit untuk meninggalkan perkara dosa dan munkar, sehingga menggugah kesadaran orang-orang yang mendengarnya.

Terakhir, qawlun layyin,

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

Faqoola lahu qawlan layyinan laAAallahu yatathakkaru aw yakhsha

maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Thaha (20): 44)

Perkataan lemah lembut. Terutama dalam menghadapi kedzaliman, baik di kalangan penguasa, maupun masyarakat, sehingga menimbulkan simpati, menjauhkan huru-hara, anarki, dan kekerasan.

Menjelang pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, pemilihan presiden, dan sebagainya, seharusnya semua pihak mencoba menerapkan prinsip qawlan syadida dan qawlan-qawlan lain yang bermutu, penuh tanggung jawab, sebagaimana petunjuk Al-Qur'an. Hal itu agar terhindar dari dampak keburukan dan kekisruhan akibat qawlan khabitsa (perkataan buruk) yang penuh janji tanpa pernah ditepati, penuh iming-iming tanpa solusi, penuh tipu daya hanya mendapat dukungan sesaat.

Sudah saatnya semua memulai menuai kesuksesan dengan berkata benar dan jujur. Meninggalkan dusta dan tipu daya, bohong dan omong kosong.

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍ

Wamathalu kalimatin khabeethatin kashajaratin khabeethatin ijtuththat min fawqi alardi ma laha min qararin

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (QS. Ibrahim (14): 26)

[Ditulis oleh H. USEP ROMLI HM, pengasuh Pesantren Anak Asuh Raksa Sarakan Cibiuk Garut, pembimbing Haji dan Umrah BPIH Mega Citra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pahing) 8 APril 2013 / 7 Jumadil AKhir 1434 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: