TELADAN NABI IBRAHIM

Ada dua nabi yang mendapat pujian dan penegasan wajib dicontoh (uswah) dan diikuti (qudwah) bagi umat akhir zaman, yaitu Nabi Ibrahim AS. dan Muhammad SAW. Penegasan keteladanan Ibrahim AS. didapat pada firman Allah,

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Qad kanat lakum oswatun hasanatun fee ibraheema waallatheena maAAahu

Sesungguhnya telah ada keteladanan yang baik untuk kalian pada diri Ibrahim dan orang-orang yang mengikutinya. (QS. Al-Mumtahanah (60): 4)

Beberapa kali Allah memuji akhlaknya, ketabahannya, dan keyakinannya dalam mempertahankan akidah sehingga menjadi panutan umatnya.

Allah memberikan penegasan agama yang dianut Ibrahim AS. melalui firman-Nya,

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Ma kana ibraheemu yahoodiyyan wala nasraniyyan walakin kana haneefan musliman wama kana mina almushrikeena

Ibrahim bukan seorang Yahudi, juga bukan Nasrani, tapi seorang manusia yang benar menyerahkan dirinya kepada Allah (Muslim) dan dia tidak termasuk orang yang menyekutukan Allah. (QS. Ali Imran (3): 67)

Bahkan, Nabi Muhammad SAW. diperintahkan Allah secara langsung untuk mengikuti dan menguatkan ajaran yang dibawa Ibrahim AS.

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Thumma awhayna ilayka ani ittabiAA millata ibraheema haneefan wama kana mina almushrikeena

Kemudian kami mewahyukan kepadamu (Muhammad), ikuti agama Ibrahim, seorang manusia yang benar, dan ia tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah. (QS. An-Nahl (16): 123)

Ibrahim lahir dalam kultur masyarakat penyembah berhala, ayahnya juga penyembah berhala fanatik. Ibrahim lahir di Babilonia di bawah kekuasaan Raja Namruj. Dia hadir meluruskan segala bentuk peribadatan manusia dengan mengajarkan paham Tauhidisme, Tuhan yang tunggal, Tuhan bagi seluruh umat, yaitu Allah SWT. Tuhan yang diperkenalkan Ibrahim adalah Tuhan imanen (selalu ada dan selalu hadir) dalam setiap detak kehidupan. Tuhan yang menyertai ketika senang dan susah, ketika sedang menyendiri atau berkelompok, ketika sedang terbangun dan terjaga. Bahkan Tuhan yang paling dekat kepada hambanya, lebih dekat dari urat leher hamba tersebut.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ

Waitha saalaka AAibadee AAannee fainnee qareebun

Dan apabila hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah sesungguhnya Aku sangat dekat. (QS. Al-Baqarah (2): 186)

Ibrahim datang memberi contoh ketika kaumnya mengadakan persembahan sesajen berupa manusia untuk persembahan berhala. Hal itu ditentangnya, manusia terlalu tinggi nilainya untuk sekadar dijadikan persembahan kepada dewa. Namun, ketika Allah menguji dengan meminta Ismail, anak satu-satunya dari Siti Hajar untuk dikorbankan, dia sanggup melaksanakannya. Beruntung Allah menggantikannya sehingga menjadi syariat Kurban yang melegenda sampai saat ini.

Waibraheema allathee waffa

Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. (QS. an-Najm (53): 37)

Ibrahim AS. diutus membawa kabar gembira neraca keadilan yang diterima seluruh umat manusia, puncaknya akan diterima di akhirat kelak. Ibrahim AS. mengajarkan prinsip kemanusiaan yang universal, setiap manusia kedudukannya sama di hadapan Allah SWT. Prinsip keteladanan itu terwujud dalam praktik ibadah haji yang di kemudian hari diperkuat Rasulullah SAW. Seperti firman Allah,

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا

Waothkur fee alkitabi ibraheema innahu kana siddeeqan nabiyyan

Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab Al-Qur'an sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. (QS. Maryam (19): 41)

Persamaan derajat kemanusiaan mendapat tempat paling dominan dalam pelaksanaan ibadah haji. Dalam satu kasus, Allah menegur sekelompok manusia yang merasa punya kelebihan dibanding dengan yang lain, perasaan superioritas itu terjadi ketika pelaksanaan wukuf di Padang Arafah.

Refleksi dari keteladanan Nabi Ibrahim AS. hendaknya menjadi spirit agar lebih mawas diri. Di tengah merebaknya kemusyrikan modern, saat manusia menghambakan diri untuk berhala yang tidak hanya berupa patung, tetapi juga berupa isme, paham, tokoh, ajaran, dan konsep yang hanya didasarkan pada ro'yu (pikiran) serta nafsu, maka spirit Nabi Ibrahim hendaknya menjadi inspirasi untuk kembali kepada Allah, memurnikan tauhid dan menolak segala bentuk kemusyrikan.

Di tengah pelaksanaan hukum yang tidak lagi menjadi panglima, saat hukum dipermainkan, dan tidak lagi memberikan perlindungan terhadap hak-hak manusia maka spirit Nabi Ibrahim sebagai pengabar neraca keadilan Tuhan, hendaknya membuat kita sadar, bahwa hukum Allah akan berlaku di dunia sampai hari pembalasan nanti. Jalan yang ditempuh Nabi Ibrahim AS. adalah jalan yang lurus dan benar. Yang ditempuh Rasulullah juga jalannya para sodoqin (benar), sobirin (sabar) yang akan menyelamatkan manusia.

قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِّلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Qul innanee hadanee rabbee ila siratin mustaqeemin deenan qiyaman millata ibraheema haneefan wama kana mina almushrikeena

Katakanlah sesungguhnya aku telah ditunjuk oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar (Islam), agama Ibrahim yang lurus dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah (musyrik). (QS. Al-An'am (6): 161)

Wallahu'alam. ***

[Ditulis oleh H. AGUS ISMAIL, Khatib dan Imam Jumat di beberapa Masjid. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat Jumat (Pon) 11 Oktober 2013 / 6 Zulhijah 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: