KELUH BAUT DAN SEKRUP KECIL YANG TERLUPAKAN

Dalam kesendirian, semakin dalam aku merenung akan kejadian yang terjadi hari ini berkaitan dengan perjalanan rutinitas harianku yang paling membosankan dan paling tidak adil kurasa.
Di dalam sebuah mesin yang berputar mengisi hari-hari kerja, diantara kerja dan deru yang terdengar dengan jelas setiap bagian berputar dengan fungsi dan kerja masing-masing. Hiruk pikuk terdengar memekakkan indera pendengaran serta percikan semangat membutakan indera penglihatan. Dalam konsep kehidupan yang terjadi dalam kenyataan yang senyata-nyatanya menganut sistem kerja dari mesin. Yang di dalamnya diisi dengan rutinitas gerak dari tiap bagian yang dengan kompak menopang gerak dari mesin untuk memenuhi tujuannya. Adakah terpikir oleh apabila tiap bagian memiliki kemampuan untuk berpikir dengan kehendaknya sendiri-sendiri atau mempunyai inisiatif sendiri, apa yang akan terjadi pada mesin tersebut akankah tujuannya tercapai atau apa? Setiap bagian dalam mesin tersebut memiliki hati yang memerlukan perawatan yang tulus serta tentunya akan memberikan kontribusi positif bagi kesinambungan kerja mesin tersebut.
Memang saat bekerja bagian-bagian yang ada tidak akan terlihat secara nyata atau secara signifikan memberikan andil, hal tersebut diakibatkan bagian-bagian tersebut akan tertutup dalam gerak kinerja yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Ini menyebabkan bagian-bagian yang kecil seperti baut dan sekrup makin tenggelam, sementara bagian-bagian yang besar saja yang akan terlihat jelas.
Menjadi sebuah ironi apabila melihat hasil kerja sebuah mesin hanya dengan memperhatikan hasil kerja bagian tertentu tanpa melihat bahwa itu merupakan hasil kerja secara keseluruhan bagian yang ada secara berkesinambungan.
Dalam alam nyata bahwa yang terjadi justru hal ironi yang terjadi, si sekrup dan si baut kecil justru dipandang tak memberikan andil dalam meraih tujuan serta terkadang dipandang sebelah mata. Baut dan Sekrup adalah bagian yang tidak penting dapat diganti sewaktu-waktu. Kalau sudah aus ganti saja dengan yang baru sesuai dengan ukurannya. Perlakuan pun secara pasti akan dilakukan secara seenaknya, tanpa melihat berapa lama Si baut dan si sekrup tersebut terpasang serta berapa kali si baut dan si sekrup tersebut dipakai untuk sampai ketujuan, tanpa mengukur hasil yang sudah diperoleh. Seiring dengan berjalannya waktu serta dengan tidak kondusif kehidupan yang ada, perlakuan semakin semena-mena pada si baut dan si sekrup, kini mereka semakin tenggelam saja dalam kepongahan bagian-bagian besar lainnya. Akulah yang paling berjasa, paling dominan, paling berkuasa demikian pandangan bagian-bagian besar mencibir kepada si baut dan si sekrup. Keringat mu tidak berharga, pengorbanan mu tiada guna, waktu mu adalah sia-sia saja, tidak ada yang pantas diberikan sebagai imbalan dari kinerja mu, hai baut dan sekrup. Txxxl kamu, 8390 kamu !!!!!!!! Itu hardikan yang terlontar selalu riuh berdengung mengiringi secuil kesalahan.
Sedih memang nasib baut dan sekrup kecil yang terlupakan. Tak ada jasa, pahala dan pengorbanan yang terekam dengan baik selain tumpukan kesalahan yang harus diberikan hukuman. Tuhan berikanlah kesabaran serta ketabahan kepada diriku ini, demikian doa si baut dan si sekrup tanpa dapat berbuat apa-apa seraya mengurut dada tanda prihatin. Adilkah perlakuan seperti itu?

0 comments: