Tak terasa 64 tahun sudah negeri ku berkata Merdeka pada dunia.
Ada serpihan galau menyelip dalam hati anak-anak bangsa kini.
Tetap merdekakah negeri ku kini?
Tetap berartikah pengorbanan suhada ...kini?
Lalu untuk siapa merdeka kini berarti?
Ada serpihan galau menyelip dalam hati anak-anak bangsa kini.
Tetap merdekakah negeri ku kini?
Tetap berartikah pengorbanan suhada ...kini?
Lalu untuk siapa merdeka kini berarti?
17 AGUSTUS 2009
DIRGAHAYU NEGERI KU
DIRGAHAYU BANGSA KU
M..E..R..D..E..K..A.
Rumput negeriku kini tak lagi hijau
Rumput negeriku kini merangas
Rumput negeriku kini menjerit.
Rumput negeriku kini menangis.
Harapan meroket tinggal kenangan.
Tangan menggapai tak terengkuh.
17 AGUSTUS 2009
DIRGAHAYU NEGERI KU
DIRGAHAYU BANGSA KU
M..E..R..D..E..K..A.
Semakin jauhkah cita dari raihan tangan?
Terbang hilang di balik tirai kepongahan.
Banyak tangan mengepal alpa akan janji.
Banyak tangan mengepal alpa untuk memberi.
Banyak tangan mengepal siap menghancurkan.
17 AGUSTUS 2009
DIRGAHAYU NEGERI KU
DIRGAHAYU BANGSA KU
M..E..R..D..E..K..A.
Tetap Lebih banyak tangan terbuka, menanti harapan.
Tetap Lebih banyak tangan terbuka, tak berdaya.
Tetap Lebih banyak tangan terbuka, kosong tanpa makna.
Tetap Lebih banyak tangan terbuka, tanpa masa depan.
17 AGUSTUS 2009
DIRGAHAYU NEGERI KU
DIRGAHAYU BANGSA KU
M..E..R..D..E..K..A.
Akankah mereka akan kembali melihat ke bawah?
Akankah mereka akan kembali meyambut harapan?
Akankah mereka akan kembali ingat hembusan janji?
Akankah mereka membawa terang di ufuk barat harapan?
Akankah mereka menggiring angin membawa titik air?
OH. TUHAN HANYA SATU PINTA SEBELUM WAKTUKU BERLALU.
BUKAKANLAH KEPALAN TANGAN DAN HATI MEREKA DENGAN PETUNJUK SERTA HIDAYAH MU.OH. TUHAN HANYA SATU PINTA SEBELUM WAKTUKU BERLALU.
17 AGUSTUS 2009
DIRGAHAYU NEGERI KU
DIRGAHAYU BANGSA KU
M..E..R..D..E..K..A.
(Sebuah renungan galau anak negeri)
Cimahi, 16 Agustus 2009.
0 comments:
Post a Comment