MENDEKATI ALLAH DENGAN BERDOA

Salah satu hak Allah SWT. sebagai Khaliq (Maha Pencipta) atas manusia sebagai makhluk-Nya adalah hak untuk didekati. Oleh karena itu, Allah SWT. memberikan fasilitas kepada manusia untuk melakukan pendekatan dengan-Nya melalui doa.

Definisi doa menurut Abdul Hamid Hakim dalam kitabnya adalah Mabadi Awwaliyyah yaitu thalabul fi`li minal adna ilal a`la. Artinya, permintaan untuk melakukan sesuatu dari seorang bawahan kepada atasan. Definisi ini merupakan lawan dari perintah (amr), yaitu thalabul fi`li minal a`la ilal adna, permintaan untuk melakukan sesuatu dari atasan kepada bawahan. Dengan kata lain, permintaan dari manusia kepada Allah disebut dengan doa, sedangkan permintaan Allah kepada manusia untuk melakukan sesuatu disebut perintah.

Lebih dari satu kali Allah SWT. memerintahkan manusia agar senantiasa berdoa kepada-Nya. Di antaranya,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)

Dalam ayat lain Allah berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir : 60)

Perintah Allah kepada manusia agar berdoa rupanya direspons positif oleh para nabi `alahimussalam. Nabi Adam AS., bapak manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Nabi Ibrahim AS. mendoakan Tanah Suci Mekah sebagai tanah yang diberkati Allah sehingga walaupun terdiri atas tanah yang tandus dan berbatuan, selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah. Nabi Musa AS., nabi yang telah menyelamatkan Bani Israil dari kungkungan Firaun di Mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya. Nabi Sulaiman AS., seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin, dan air selalu mengucapkan doa syukur. Masih banyak doa yang diucapkan para nabi yang diabadikan dalam Al Quran.

Saking seringnya mereka berdoa kepada Allah SWT., secara psikologis mereka merasa selalu dekat dengan Allah sehingga merasa malu seandainya berbuat dosa dan maksiat. Maka, alangkah angkuhnya kita, alangkah takaburnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah, sedangkan para nabi yang maksum dan yang sudah mendapat jaminan masuk surga pun masih berdoa.

Yang perlu digarisbawahi, berdoa tidak hanya bisa dilakukan ketika shalat atau dalam ritual-ritual keislaman lainnya. Akan tetapi, bisa dilakukan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Yang menjadi persoalan, ketika kita merasa bahwa diri kita sering berdoa kepada Allah SWT., tetapi setelah sekian lama ternyata kita belum juga mendapatkan tanda-tanda atau hasil dari terkabulnya doa yang kita panjatkan. Hal itu sering membuat kita gelisah dan tidak nyaman hingga terkadang menjadikan diri ragu terhadap janji Allah, berburuk sangka kepada-Nya, dan berputus asa.

Padahal, Allah SWT. mengabulkan doa seorang hamba dalam tiga cara. Dalam Hadits Riwayat Imam Ahmad dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah SAW. bersabda, "Tidak ada orang Muslim yang berdoa meminta kepada Allah SWT. dengan doa, di dalamnya tidak ada dosa dan ia tidak memutuskan tali silaturahmi, kecuali Allah akan mengabulkannya dengan tiga cara, yaitu pertama, Allah langsung mengabulkan doanya; kedua, menangguhkan permintannya untuk yang akan datang; ketiga, Allah mengalihkan darinya kejelekan dan malapetaka."

Kita sering bertanya kepada Allah dengan pertanyaan yang bersenandung gugatan, mengapa Allah selalu mengabulkan doa-doa orang kafir atau orang yang selalu berbuat dosa dan maksiat, sedangkan doa-doa kita sebagai orang-orang beriman selalu beramal saleh, seolah-olah tidak dikabulkan? Paling tidak, ada tiga kemungkinan mengapa Allah SWT. mengabulkan permintaan hamba-Nya.

Pertama, karena Dia cinta dan sayang terhadap hamba tersebut. Kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaan bagaimanapun ia berdoa, doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Kedua, karena Allah murka terhadap orang tersebut. Sesungguhnya apabila Allah murka terhadap seseorang, ada kalanya Allah akan menambah rezeki seseorang, meninggikan derajatnya di mata manusia, dan mengabulkan permintaannya. Orang tersebut lalu akan menjadi lebih lalai dari Allah, akan terus tenggelam dengan kenikmatan dunia dan maksiat. Akhirnya, Allah akan mencabut nyawanya dalam keadaan dia lalai sehingga dia mati dalam keadaan buruk, suul khatimah. Inilah yang dikatakan ulama sebagai istidraj. Allah SWT. berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al-Anaam : 44)

Ketiga, kita merasa sudah menjadi manusia beriman kepada Allah SWT. dan selalu beramal saleh hanyalah klaim kita semata dan tidak demikian di mata menganggap kita masih banyak dosa dan belum layak menerima apa yang kita minta kepada-Nya. Kita meminta sesuatu kepada Allah SWT., tetapi pada saat yang sama kita sering melanggar perintah-Nya. Kita ingin Allah memberi sesuatu kepada kita, tetapi tidak pernah mau berbagi dengan sesama makhluk Allah. Masih banyak contoh yang lain.

Artinya, kita mesti berdoa kepada Allah SWT., tetapi pada saat yang sama kita pun harus berusaha bersungguh-sungguh memenuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana agar doa kita dikabulkan Allah SWT. ? Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika kita berdoa kepada Allah SWT. Di antaranya,

Pertama, hendaknya kita berdoa dengan ikhlas karena keikhlasan adalah roh dari segala perbuatan. Allah berfirman,
قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
"Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta'atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)." (QS. al-A`raf : 29)

Kedua, doa yang kita panjatkan hendaklah disertai pelaksanaan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya.

Ketiga, selain kita berdoa sendiri, alangkah baiknya apabila kita pun meminta tolong kepada orang yang saleh atau orang yang bertakwa kepada Allah, anak yatim, atau fakir miskin, agar mendoakan kebaikan untuk kita. Dalam salah satu hadis diriwayatkan, suatu ketika Rasulullah sedang berkhotbah di atas mimbar. Lalu seorang badui berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar hujan diturunkan kepada kami." Maka, beliau berdoa kepada Allah. Beberapa saat kemudian, turunlah hujan dengan seizin Allah. (HR. Bukhari & Muslim)

Terakhir, apa pun yang terjadi setelah kita berdoa, itulah bentuk dikabulkannya doa kita oleh Allah SWT. Jangan pernah berhenti berdoa sebab doa yang tulus akan mengantarkan kita agar semakin dekat dan akrab dengan Allah SWT. ***

[Ditulis oleh ERICK HILALUDDIN, Khatib Jumat pada beberapa masjid di Cimahi dan pernah nyantri di Pesantren Modern Mathla`ul-Huda. Baleendah, Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Kliwon) 7 Januari 2011pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

0 comments: