Di dalam kehidupan, manusia tidak dapat melepaskan diri dari dinamika kehidupan bermasyarakat dan bertetangga. Interaksi sosial yang terjadi di dalamnya akan memengaruhi kenyamanan, kebahagiaan atau tidaknya seseorang dalam melangsungkan kehidupannya.
Jika di dalam kehidupan bertetangga satu sama lain tidak saling peduli, tidak saling memperhatikan, bersikap arogan, bahkan saling menyakiti, akan mengakibatkan ketidaknyamanan, kesusahan, bahkan akan menyebabkan kehancuran sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian, membina hubungan harmonis dengan tetangga merupakan hal yang harus diperhatikan. Karena ketika terjadi suatu musibah yang menimpa satu keluarga, maka tetanggalah yang pertama kali akan membantu dan menolongnya dibandingkan dengan saudaranya yang jauh dari tempat tinggalnya. Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya kita senantiasa memperhatikan, menjaga, memelihara, dan membina hubungan antar tetangga, yakni dengan senantiasa berbuat baik kepadanya. Sebab, semua itu diperintahkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari firman-firman Allah SWT. dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Tetangga sebagai orang lain yang paling dekat hubungannya mempunyai tempat khusus dalam agama Islam sehingga baik buruknya bertetangga, sebagai barometer dan ukuran tebal tipisnya iman seseorang.
Bagaimanakah bentuk berbuat baik kepada tetangga ? Allah SWT. melalui Rasul-Nya memberikan bimbingan kepada kita tentang hal ini, diantaranya sebagai berikut :
[Ditulis oleh : H. MOCH. HISYAM, Ketua DKM Al-Hikmah Sarijadi, anggota Komisi Pendidikan dan Dakwah MUI Kel. Sarijadi serta disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 23 April 2010 pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]
Jika di dalam kehidupan bertetangga satu sama lain tidak saling peduli, tidak saling memperhatikan, bersikap arogan, bahkan saling menyakiti, akan mengakibatkan ketidaknyamanan, kesusahan, bahkan akan menyebabkan kehancuran sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian, membina hubungan harmonis dengan tetangga merupakan hal yang harus diperhatikan. Karena ketika terjadi suatu musibah yang menimpa satu keluarga, maka tetanggalah yang pertama kali akan membantu dan menolongnya dibandingkan dengan saudaranya yang jauh dari tempat tinggalnya. Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya kita senantiasa memperhatikan, menjaga, memelihara, dan membina hubungan antar tetangga, yakni dengan senantiasa berbuat baik kepadanya. Sebab, semua itu diperintahkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari firman-firman Allah SWT. dan hadis Nabi Muhammad SAW.
- Allah SWT. memerintahkan berbuat baik terhadap tetangga disandingkan dengan perintah ibadah kepada-Nya. Firman Allah SWT. dalam surat An Nisa ayat 36 :وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."
- Malaikat Jibril AS. selalu berpesan kepada Nabi SAW. untuk berbuat baik dengan tetangga. Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan A'isyah Radhiyallahu'anhuma; keduanya berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda : "Malaikat Jibril selalu berpesan kepadaku (agar berbuat baik) dengan tetangga sehingga aku menyangka bahwa ia akan memberikan hak waris kepadanya." (Muttafaqun'alaih)
- Berbuat baik kepada tetangga merupakan barometer keimanan seseorang. Rasulullah SAW. bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya." (HR. Bukhori)
- Keengganan untuk berbuat baik terhadap tetangga menghalanginya untuk masuk surga Rasulullah SAW. bersabda : "Tidaklah masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari berbagai gangguannya." (HR. Muslim)
- Berbuat buruk terhadap tetangga akan menyeret manusia mendapat siksa neraka. Suatu hari datang seseorang kepada Rasulullah Muhammad SAW. la menanyakan tentang seorang wanita yang selalu puasa di siang harinya dan qiyaumul lail di malam harinya, tetapi wanita itu menyakiti tetangganya. Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah SAW. bersabda : "Wanita tersebut masuk neraka."
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman. Rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhan-mu, dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan." (QS. Al-Hajj : 77)Tetangga sebagai orang lain yang paling dekat hubungannya mempunyai tempat khusus dalam agama Islam sehingga baik buruknya bertetangga, sebagai barometer dan ukuran tebal tipisnya iman seseorang.
Bagaimanakah bentuk berbuat baik kepada tetangga ? Allah SWT. melalui Rasul-Nya memberikan bimbingan kepada kita tentang hal ini, diantaranya sebagai berikut :
- Pertama, senantiasa menolongnya jika ia minta pertolongan, membantunya jika ia meminta bantuan, menjenguknya jika ia sakit, mengucapkan selamat kepadanya jika ia bahagia, menghiburnya jika ia mendapatkan musibah, memulai mengucapkan salam kepadanya, berkata kepadanya dengan lemah lembut dan penuh kesantunan, membimbingnya kepada apa yang di dalamnya terdapat kebaikan agama dan dunianya, melindungi area tanahnya, memaafkan kesalahannya, tidak mengintip auratnya, tidak menyusahkannya dengan bangunan rumah atau jalannya, dan tidak menyakiti dengan air yang mengenainya atau kotoran yang dibuang di depan rumahnya. Ini semua merupakan perbuatan yang baik terhadap tetangga yang diperintahkan Allah SWT. dalam surat An-nisa ayat 36.
- Kedua, berderma kepada tetangga. Sebagaimana sabda-sabda Rasulullah SAW. : "Wahai wanita-wanita Muslimah, janganlah seorang tetangga meremehkan (pemberian) tetangga yang lain, kendati hanya dengan ujung kuku kambing." (HR. Bukhori)
Hai Abu Dzar, jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, kemudian berikan kepada tetanggamu." (HR. Bukori)
Aisyah Radhiyallahu anha bertanya kepada Rasulullah SAW. : "Aku mempunyai dua tetangga, maka yang manakah yang berhak aku beri hadiah ?" Rasulullah SAW. bersabda : "Kepada orang yang pintu rumahnya lebih dekat kepadamu." (Muttafaqun 'alaih) - Ketiga, tidak menyakitinya dengan ucapan ataupun perbuatan. Rasulullah SAW. bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya." (Muttafaqun 'alaih)
- Keempat, menghormati dan menghargainya dengan tidak melarangnya meletakkan kayu atau sejenisnya di temboknya, tidak menjual atau menyewakan apa saja yang menyatu dengan temboknya hingga ia bermusyawarah dengan tetangganya. Sabda Rasulullah SAW. : "Salah seorang dari kalian jangan sekali-kali melarang tetangganya meletakan kayu di dinding rumahnya." (Muttafaqun 'alaih)
[Ditulis oleh : H. MOCH. HISYAM, Ketua DKM Al-Hikmah Sarijadi, anggota Komisi Pendidikan dan Dakwah MUI Kel. Sarijadi serta disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 23 April 2010 pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]
0 comments:
Post a Comment