PAHAMI UNTUK CINTAI

Ketika menutup pendahuluan buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW., Tariq Ramadhan, cucu Hasan al Bana yang lahir di Jenewa, Swiss itu berujar, "Siapa yang tak mencintai takkan memahami." Tariq Ramadhan sedang berujar tentang sebuah upaya memahami kehidupan Muhammad SAW. dalam perspektif cinta. Kecintaan hamba kepada Allah dan kepada Rasul-Nya yang diutus untuk membawa ajaran yang menyelamatkan, mendamaikan, dan menjadikan manusia tunduk sepenuhnya kepada Allah SWT. Haji dan umrah, sebagaimana ibadah lainnya, adalah suatu prosesi ketaatan.

Ibadah haji dan umrah bahkan tidak lagi bergantung pada sejumlah besar bacaan yang wajib dihafal di luar kepala. Inti haji dan umrah justru ketaatan yang disimbolkan dalam gerak beraturan dalam bingkai ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam bahasa Haidar Bagir, ibadah haji adalah sebentuk "kegilaan" yang bermakna. Bagaimana tidak, banyak sekali ritus haji ataupun umrah yang jika tak dipahami dengan baik, maka akan mengundang pertanyaan besar. Mengapa hanya 2 (dua) lembar kain ihram untuk laki-laki ? Mengapa tidak boleh menutup mata kaki ? Mengapa wanita harus menampakkan wajah dan telapak tangan, sedangkan bagian tubuh lainnya harus ditutup ? Mengapa memutari Kabah dalam tawaf harus 7 (tujuh) kali ? Mengapa sunah mencium Hajar Aswad ?

Semua ritus haji dan umrah memerlukan semacam pengantar dan ilmu untuk memahaminya dengan mendalam. Semakin paham, semakin hidup haji dan umrahnya. Jika haji dan umrahnya telah hidup, mereka yang mabrur akan membawa sifat-sifat mulia dalam kehidupan seusai haji dan umrah.

Seperti jawaban Rasulullah SAW. ketika ditanya, "apakah ciri haji mabrur ya Rasulullah ?" Rasulullah SAW. menjawab, "Gemar memberi makan orang miskin dan bersikap santun pada sesama."

Bagaimana kita dapat mulai memahami ibadah haji dan umrah ? Marilah kita mulai dengan memahami beberapa hal penting di sekitar Mekah al Mukarramah. Kota Mekah terletak di bagian barat Kerajaan Saudi Arabia di Tanah Hijaz yang dikelilingi gunung-gunung utama di sekitar Kabah. Terdapat tiga pintu utama untuk memasuki Mekah, yaitu Ma'la, Misfalah, dan Syubaikah. Mekah terletak 300 meter di atas permukaan laut.

Kawasan Tanah Suci (tanah haram) membentang sepanjang 127 kilometer dengan luas sekitar 550 kilometer persegi. Ada pun batas-batas tanah suci adalah Tan'im, Nakhlah, Adlat Laban, Ja'ronah, Hudaybiyah, dan Bukit Arafah.

Batas-batas kota suci itu menyimpan sejarah. Tan'im adalah tempat saat Siti Aisyah mengambil mikat ketika melaksanakan umrah untuk haji wada. Ini terjadi karena Aisyah mendapati dirinya menstruasi ketika memasuki Mekah dalam perjalanan haji sehingga Aisyah menunda tawaf, tetapi terus melaksanakan ritus haji yang lainnva. Tan'im menjadi salah satu tempat mikat yang sering digunakan oleh jemaah umrah untuk melaksanakan umrah tambahan. Jarak Tan'im hanya 6 kilometer dari Masjidilharam. Jika menyewa taksi, sekitar 10 riyal saudi per orang.

Ada pun Ja'ronah, tempat mikat yang lain, jaraknya 22 kilometer dari Masjidilharam. Di Ja'ronah turun ayat 196 QS. Al Baqarah yang menegaskan bahwa ibadah haji dan umrah mesti dilaksanakan dengan sempurna dengan hanya mengharap ridha Allah. Ayat ini pun menerangkan beberapa ritus haji.

Di Ja'ronah juga terjadi peristiwa para tawanan Hawaazin yang diberi kesempatan oleh Rasul untuk menyerah dan masuk Islam. Harta rampasan perang pun dikembalikan kepada mereka sebagai tanda kasih sayang Nabi pada mereka yang baru memeluk Islam (muallaf).

Ada beberapa keistimewaan Mekah seperti dijelaskan Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam buku Sejarah Mekah, yaitu tempat dibangunnya rumah Allah (Kabah), kota kelahiran dan kenabian Muhammad SAW. sebagai penutup para Rasul, dan tempat beribadah hamba-hamba-Nya. Mekah juga tak boleh dimasuki kecuali dengan rendah hati, khusyuk, kepala terbuka, dan meninggalkan segala atribut dunia karena Allah telah menjadikan sebagai tempat suci.

Keistimewaan lain Mekah sebagai tempat untuk dihapuskannya dosa-dosa masa lalu dan disyariatkannya manusia untuk tawaf. Rasulullah SAW. juga memuji Mekah saat berada di Hazwarah untuk hijrah. Rasulullah SAW. bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekah) ialah sebaik-baik bumi Allah, dan bagian bumi Allah yang paling dicintai-Nya, seandainya aku tidak dikeluarkan darimu (tidak diusir dan diancam dibunuh oleh penduduknya), maka aku tidak akan keluar." (HR. Tirmidzi)

Di dalam Al-Quran banyak sebutan untuk Mekah, di antaranya Bakkah (lembah), Ummul Qura (perkampungan tua), Al-Balad (negeri), Al-Balad al-amin (negeri yang aman), Haramain (tanah suci yang aman), Waad Gahiru Dzi Zar'in (lembah yang gersang), Ma'ad (tempat kembali), dan Qaryah (kampung).

Setiap sebutan, jika didalami lagi, maknanya dengan merujuk pada ayat yang menyebutkannya, akan mendekatkan kita pada Mekah. Semakin mendalam pemahaman kita pada sejarah dan kondisi Mekah, umrah atau haji kita pun lebih mungkin untuk mendekati derajat mabrur atau setidaknya akan memberikan kesan yang mendalam. Ketika memasuki Kota Mekah, kita sudah langsung dapat memaknakannya sesuai dengan sejarah dan pengertian kita.

Jika Tariq Ramadhan meminta kita memahami kehidupan Rasulullah dengan cinta, kita yang akan berhaji dan berumrah pun hendaklah membawa pemahaman yang cukup dan ilmu yang memadai. Dengan cara itu, akan tumbuh kecintaan dan kerinduan pada Kota Mekah, Madinah, dan lokasi-lokasi bersejarah lainnya.

Akhirnya, haji atau umrah kita akan terasa hangat, sehangat tetes-tetes air mata yang membasahi pipi ketika kita mulai bertalbiah "Labbaik Allahumma Labbaik."***

[Ditulis oleh USTAZ H.BUDI PRAYITNO, pembimbing Haji Plus dan Umrah Khalifah Tour. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Selasa (Kliwon) 6 Juli 2010 pada kolom "UMRAH & HAJI"]

0 comments: