MAKA KENALILAH ALLAH...........

Di Arafah, tepatnya tanggal 9 Zulhijah, semua jemaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul untuk melaksanakan wukuf, sejak tengah hari hingga matahari terbenam. Wukuf di Arafah merupakan rukun sekaligus puncak ibadah haji. Oleh karena itu, setiap jemaah haji —tak terkecuali jemaah yang sedang sakit- wajib hadir dan berada di Arafah. Jika tidak, hajinya tidak sah. Rasulullah SAW. bersabda, "Haji adalah (berwukuf di) Arafah."

Oleh karena itu, jemaah hendaknya melaksanakan puncak ritus haji itu dengan penuh kesungguhan, keikhlasan, kekhidmatan, dan penuh perenungan. Dengan begitu, ibadah haji akan diterima oleh Allah SWT. Jemaah pun mampu mengambil hikmah yang terdapat di dalamnya.

Wukuf di Arafah, sesungguhnya, merupakan media yang disediakan oleh Allah SWT. bagi jemaah untuk lebih mengenal-Nya. Hal itu terlihat pada beberapa isyarat.
  • Pertama, dari makna "wukuf" dan "Arafah." Ketika berada di tempat itu, hendaknya jemaah diam dan berhenti sejenak dari berbagai aktivitas yang bersifat fisik untuk berpikir dan bertafakur tentang kebesaran Allah SWT. (wukuf). Dengan begitu, mereka akan mengenal Allah (Arafah).
  • Kedua, diisyaratkan melalui amal-amal yang disunatkan ketika berwukuf, seperti berdoa, berdzikir, dan membaca Al-Qur'an. Semua amal itu dapat menjadi kunci untuk membuka tabir ilahiah sehingga memungkinkan jemaah haji untuk lebih mengenal Allah SWT.
Setiap Muslim wajib mengenal Allah karena merupakan fondasi seseorang dalam menjalankan agama. Rasulullah SAW. bersabda, "Awal dari agama itu adalah dengan mengenal Allah."

Dengan mengenal Allah, setiap orang akan semakin yakin terhadap Tuhan sehingga mendorongnya untuk taat dan tunduk. Selain itu, orang itu akan berusaha meneladani nama dan sifat-sifat-Nya, tentu dalam kapasitas dan kemampuannya sebagai makhluk.

Pada saat berwukuf, jemaah bisa melakukan itu semua dengan memperhatikan beberapa hal.
  • Pertama, ketika berada di Arafah, renungkanlah berbagai ciptaan Allah, termasuk diri sendiri. Lalu, tafakuri pula nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. Kedua cara itulah yang dianjurkan agar jemaah dapat mengenal Tuhannya.
  • Kedua, aplikasikan kedua cara tersebut dalam amalan-amalan ketika berwukuf. Berdoalah dengan menyebut nama-nama Allah yang mulia, sebagaimana diperintahkan-Nya di dalam, Surat Al-a'raaf ayat 180,

    وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
    Hanya milik Allah asmaa 'u-lhusnaa. Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa 'u-lhusnaa itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Melalui doa, jemaah bisa mengenal bahwa Allah yang ia ibadahi adalah Zat yang Mahakuasa, Maha Pengijabah Doa, Maha Mendengar, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Dengan begitu, rasa cinta akan tumbuh di dalam diri jemaah.

Di samping itu, jemaah bisa membaca dzikir seperti diucapkan oleh Rasulullah SAW. dan para nabi sebelumnya.
"Laa ilaaha illa-llaahu wahdahuu laa syariika lah. Lahu-lmulku wa lahu-lhamdu wa huwa 'alaa kuliisyai 'in qadiir" (Tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi Allah segala kerajaan dan pujian. Dia-lah yang Mahakuasa atas segala sesuatu). (Hadits Riwayat Tirmidzi)

Dengan cara demikian, seseorang akan mengenal bahwa Allah SWT. itu Maha Esa, memiliki segala kerajaan, dan berkuasa atas segala sesuatu. Buah dari pengenalan tersebut akan membuat seseorang untuk memutuskan segala bentuk ketergantungan, pengharapan, dan rasa takut, kecuali kepada Allah semata. Tentu saja, ia tak akan menyembah apa dan siapapun, kecuali Allah.

Begitu pula saat membaca Al-Qur'an, hendaknya jemaah mentafakuri dan mentadaburi arti dan makna yang ia baca. Dengan cara itu, ia akan mengenal bahwa Allah-lah yang telah menciptakan, mengatur, dan mengurus alam semesta. Allah jugalah Maha Pemberi Petunjuk. Hal itu sekaligus akan mewujudkan kesungguhan jemaah dalam beribadah kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan berwukuf dengan sebaik-baiknya. Beribadahlah dengan penuh kekhusyukan dan kekhidmatan. Insya Allah, itu akan mengantarkan jemaah untuk mengenal Allah lebih dekat.

Wallahu 'alam. ***

[Ditulis oleh: MOCH. HISYAM, Ketua DKM Al-Hikmah RW. 07, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Rabu (Wage) 2 November 2011 / 6 Zulhijah 1432 H. pada Kolom "DIBALIK RITUS"]

by

u-must-b-lucky

0 comments: