SAATNYA PANEN PAHALA

Ramadhan adalah bulan yang selalu dirindukan kehadirannya. Bulan yang nilainya sangat luas. Setiap kali digali, semakin dalam kita mendapatkan hikmah dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Mengkaji luasnya nilai-nilai Ramadhan bagaikan mengarungi samudra lautan yang tak bertepi karena sangat luas, sangat kaya, sangat mencerahkan dan agung mutiara-mutiara hikmah Ramadhan.
Saking melimpahnya nilai-nilai kebaikan Ramadhan, tak salah jika penulis menyebutnya sebagai bulan panen pahala. Sebab selama bulan Ramadhan, Allah SWT. memanjakan hamba-Nya dengan taburan pahala. Maka, sungguh merugi orang yang bertemu Ramadhan tetapi tidak berusaha memburu kebaikan di dalamnya.

Rasulullah SAW. bersabda,
"Barangsiapa yang terhalangi untuk mandapatkan kebaikan Ramadhan, maka sungguh ia telah dihalangi (benar-benar tidak akan mendapatkanya)." (HR. An-Nasai)

Dalam hadits yang lain,
"Barangsiapa yang menjumpai Ramadhan, namun dosa-dosanya tidak diampuni, pastilah Allah menenggelamkannya ke dalam neraka." (HR. Muslim)

Apa sebab Ramadhan dikatakan saatnya panen pahala?
Pertama, pahala puasa Ramadhan nilainya tak terbatas. Allah-lah yang menyerahkan secara langsung pahalanya kepada orang yang berpuasa.

Sabda Rasulullah SAW.,
"Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan langsung membalasnya. Puasa adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau tahu. Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, nilai pahala ibadah di bulan Ramadhan dilipatgandakan sepeluh hingga tujuh ratus kali lipat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.,
"Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (balasannya): satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat." (HR. Muslim)
Ungkapan tersebut mengandung makna bahwa Allah SWT. benar-benar "memanjakan" hamba-hamba-Nya dengan menebar bonus pahala selama bulan Ramadhan.
Ketiga, Ramadan adalah bulan penuh keberkahan. Rasulullah SAW. telah bersabda kepada para sahabatnya pada malam pertama dari bulan Ramadhan,
"Telah tiba kepada kalian bulan penuh berkah. Allah mewajibkan kalian berpuasa di bulan ini. " (HR. An-Nasai)
Salah satu keberkahan pada bulan Ramadhan, para karyawan mendapatkan bonus atau tunjangan hari raya (THR). Para ustaz banyak menerima panggilan untuk berceramah. Anak-anak dibelikan pakaian lebaran oleh orang tuanya. Bahkan tak ketinggalan para artis pun kebanjiran untuk manggung.
Yang pasti Allah SWT. menambahkan rezeki orang-orang beriman. Rasulullah SAW. menegaskan,
"Ramadhan adalah bulan solidaritas (syahrul muwasah), dan bulan ditambahkan rezeki orang beriman ..." (HR. Al-’Uqaili, Ibnu Khumimah, Al-Baihaki, Al-Khatib, dam Al-Asbahani)

Keempat, di dalam bulan Ramadhan terdapat malam seribu bulan yaitu malam lailatulqadar. Allah SWT. berfirman,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Inna anzalnahu fee laylati alqadri Wama adraka ma laylatu alqadri Laylatu alqadri khayrun min alfi shahrin
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Lailatulqadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam Lailatulqadar itu? Malam Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan. (QS Al-Qadar (97): 1-3)
Rasulullah SAW. bersabda,
"Barangsiapa yang shalat pada malam Lailatulqadar, niscaya akan diampuni dosa-dosanya." (Muttafaqalaih)
Dalam hadits yang lain,
"Barang siapa yang shalat dalam rangka mencari Lailatulqadar, dan ia bertepatan dengan malam tersebut, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang."

Maka, pantas jika Rasulullah SAW. menyatakan dalam salah satu sabdanya,
"Sekiranya umatku mengetahui keutamaan-keutamaan yang ada di bulan Ramadhan, niscaya mereka menghendaki agar sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan." (HR. Ibnu Majah)
Semoga Allah selalu membimbing kita untuk menghidupkan Ramadhan dengan berbagai amalan yang dapat mengantarkan pada ketakwaan. Semoga. ***

[Ditulis oleh H. IMAM NUR SUHARNO, MPdi., penceramah dan dosen agama Islam Fakultas Hukum Universitas Kuningan, Jawa Barat. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Kliwon) 5 Juli 2013 / 26 Saban 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]
by
u-must-b-lucky

0 comments: