MENSYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN

Telah 68 tahun sebagai suatu bangsa kita hidup di alam kemerdekaan setelah berada dalam cengkeraman para penjajah. Dengan pertolongan dan rahmat Allah SWT. yang dianugerahkan kepada bangsa ini yang diikuti dengan tetesan keringat, darah, dan air mata, serta dengan pengorbanan harta benda dan nyawa dari para pejuang bangsa ini akhirnya pada 17 Agustus 1945 kita dapat meraih kemerdekaan.

Sejatinya, setelah sekian lama bangsa ini menghirup udara kemerdekaan, keadaan bangsa semakin makmur, kemiskinan dari tahun-tahun semakin berkurang, kehidupan kita semakin aman dan tenteram serta dapat menikmati kenikmatan-kenikmatan lainnya layaknya sebagai bangsa yang merdeka.
Namun, tidak dapat kita mungkiri yang terjadi saat ini karut-marut bangsa ini semakin menjadi, kemiskinan tak kunjung dapat diatasi, rasa aman sulit didapatkan bahkan kehidupan kita sebagai bangsa tak ubahnya seperti bangsa yang masih dijajah.

Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi? Penyebab terbesarnya adalah karena kita tidak mensyukuri anugerah kemerdekaan ini. Bila kita bersyukur atas anugerah kemerdekaan, dipastikan kita akan memperoleh kemakmuran dan mendapatkan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Hal ini dengas tegas dinyatakan oleh Allah SWT.,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Waith taaththana rabbukum lain shakartum laazeedannakum walain kafartum inna AAathabee lashadeedun

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim (14): 7)

Dalam ayat lain,

مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

Ma yafAAalu Allahu biAAathabikum in shakartum waamantum wakana Allahu shakiran AAaleeman

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah SWT. adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (QS An-Nisaa (4): 147)

Kemerdekaan yang kita raih merupakan nikmat dari Allah SWT. Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT. yang termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah (5) ayat 20,
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنبِيَاءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا وَآتَاكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِّنَ الْعَالَمِينَ

Waith qala moosa liqawmihi ya qawmi othkuroo niAAmata Allahi AAalaykum ith jaAAala feekum anbiyaa wajaAAalakum mulookan waatakum ma lam yuti ahadan mina alAAalameena

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain.

Untuk itu, mari kita syukuri kemerdekaan bangsa ini dengan syukur yang sebenar-benarnya agar bangsa ini menjadi bangsa yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Wujud dari rasa syukur kita atas nikmat kemerdekaan harus ditujukan kepada Allah SWT. yang telah memberikan nikmat kemerdekaan kepada kita. Allah SWT. berfirman,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Faothkuroonee athkurkum waoshkuroo lee wala takfurooni

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah (2): 152)

Dalam ayat lain,

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Walaqad atayna luqmana alhikmata ani oshkur lillahi waman yashkur fainnama yashkuru linafsihi waman kafara fainna Allaha ghaniyyun hameedun

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (QS. Lukman (31): 12)

Bersyukur kepada Allah dapat diwujudkan dengan mempergunakan nikmat kemerdekaan ini pada jalan yang diridai oleh Allah SWT.

Selain itu, dengan selalu menyucikan dan memuji Allah SWT. serta selalu beristighfar. Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT.,

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
 فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

Itha jaa nasru Allahi waalfathu Waraayta alnnasa yadkhuloona fee deeni Allahi afwajan Fasabbih bihamdi rabbika waistaghfirhu innahu kana tawwaban

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat. (QS. An-Nashr (110): 1-3)

Selain itu, wujud dari rasa syukur atas nikmat kemerdekaan harus ditujukkan kepada para pejuang yang telah berjuang mere|but kemerdekaan bangsa ini. Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT. yang termaktub dalam Al-Qur'an surat Lukman (31) ayat 14,

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

ani oshkur lee waliwalidayka ilayya almaseeru

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Selain itu, dapat kita pahami dari sabda Rasulullah SAW.
"Siapa yang tidak mensyukuri manusia, maka dia tidak mensyukuri Allah."

Realisasi dari bersyukur kepada para pejuang kemerdekaan adalah dengan menghormati dan memuliakan para pejuang yang masih hidup dengan membantu kelangsungan hidup mereka. Adapun bersyukur kepada para mujahid yang telah wafat dapat direalisasikan dengan mendoakan mereka, memperhatikan kehidupan keluarganya yang masih hidup, dan meneruskan perjuangan mereka sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita.

Wallahua'lam. ***

[Ditulis oleh H. MOCH. HISYAM, Ketua DKM Al-Hikmah RW 7 Sarijadi Bandung, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ranting Sarijadi Kec. Sukasari Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Pahing) 16 Agustus 2013 / 9 Syawal 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: