Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang diberi kemampuan untuk berfikir, karena telah diberi akal dan hati nurani untuk dapat memilih dan memilah mana yang terbaik untuk dikerjakan bagi dirinya, namun kadang kala manusia mengalami sebuah dilemma menghadapi beberapa pilihan yang terkadang sulit untuk dapat dipilih salah satu diantaranya, karena (keterbatasan) fikiran dan hati nurani. Oleh karena itu, kita sebagai umat islam telah difasilitasi oleh Allah SWT. dengan Shalat Istikharah sebagai suatu rangkaian ibadah sunnah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah SWT. oleh mereka yang berada diantara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih. Inilah salah satu keistimewaan ajaran Islam dalam hal memenuhi kebutuhan atau hajat hidup manusia.
Sebelum kita melakukan Shalat Istikharah ini, ada baiknya terlebih dahulu berkonsultasi kepada orang yang berkompeten, semisal ulama, guru atau orang terdekat yang sudah kita kenal dan dapat dipercaya. Lalu kita bisa melakukan Shalat Istikharah tersebut. Jadi, Shalat Istikharah ini dikerjakan untuk memilih satu diantara beberapa pilihan.
WAKTU PENGERJAAN SHALAT ISTIKAHARAH
Shalat Istikharah boleh dilakukan setelah shalat tahiyatul masjid, setelah shalat rawatib, setelah shalat tahajud, setelah shalat Dhuha dan shalat lainnya. Bahkan jika Shalat Istikharah dilakukan dengan niat shalat sunnah rawatib atau shalat sunnah lainnya, lalu berdoa Istikharah setelah itu, maka itu juga dibolehkan.
Artinya di sini, dia mengerjakan shalat rawatib satu niat dengan Shalat Istikharah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat fardhu.”
Pada hadits diatas yang penting lakukan shalat dua raka’at apa saja selain shalat wajib. Kemudian menurut sebuah riwayat dari Anas RA., bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan : “Jika engkau menginginkan sebuah perkara, Istikharahlah kepada Rabb-mu sebanyak 7 kali, lalu lihatlah kepada perasaan yang muncul di hati-mu, karena kebaikan — pilihan — itu ada di dalamnya (hati).”
TATA CARA SHALAT ISTIKHARAH
Pada dasarnya cara Shalat Istikharah ini sama dengan shalat sunnah lainnya, namun ada beberapa ulama yang menganjurkan untuk membaca Surat Al Kafiruun setelah membaca Surat Al Fatihah di raka’at pertama dan membaca Surat Al Ikhlas setelah membaca Surat Al Fatihah pada raka’at yang kedua (karena tidak ada hadits atau dalil yang menyebutkan secara spesifik tentang hal ini – berarti tidak wajib untuk membaca surat tersebut (Surat Al Kafiruun dan Al Ikhlas) setelah membaca Surat Al Fatihah pada raka’at pertama dan kedua).
Setelah selesai Shalat Istikharah hendaklah membaca doa :
“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya.”
HASIL SHALAT ISTIKHARAH
Intinya hasil Shalat Istikharah kita pasrahkan kepada Allah SWT. Bila kita mantap atas salah satu pilihan yang ada, itu merupakan sebuah jawaban. Atau jika memang yang jadi pilihannya tadi dipersulit, maka berarti pilihan tersebut tidak baik untuk kita. Namun jika memang pilihannya tadi adalah baik untuk kita, pasti akan Allah mudahkan.
[Tulisan ini disalin dari "http://shalatqu.co.cc/shalat-istikharah/" setelah dipoles kemudian diposting kembali pada blog ini.]
Sebelum kita melakukan Shalat Istikharah ini, ada baiknya terlebih dahulu berkonsultasi kepada orang yang berkompeten, semisal ulama, guru atau orang terdekat yang sudah kita kenal dan dapat dipercaya. Lalu kita bisa melakukan Shalat Istikharah tersebut. Jadi, Shalat Istikharah ini dikerjakan untuk memilih satu diantara beberapa pilihan.
WAKTU PENGERJAAN SHALAT ISTIKAHARAH
Shalat Istikharah boleh dilakukan setelah shalat tahiyatul masjid, setelah shalat rawatib, setelah shalat tahajud, setelah shalat Dhuha dan shalat lainnya. Bahkan jika Shalat Istikharah dilakukan dengan niat shalat sunnah rawatib atau shalat sunnah lainnya, lalu berdoa Istikharah setelah itu, maka itu juga dibolehkan.
Artinya di sini, dia mengerjakan shalat rawatib satu niat dengan Shalat Istikharah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat fardhu.”
Pada hadits diatas yang penting lakukan shalat dua raka’at apa saja selain shalat wajib. Kemudian menurut sebuah riwayat dari Anas RA., bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan : “Jika engkau menginginkan sebuah perkara, Istikharahlah kepada Rabb-mu sebanyak 7 kali, lalu lihatlah kepada perasaan yang muncul di hati-mu, karena kebaikan — pilihan — itu ada di dalamnya (hati).”
TATA CARA SHALAT ISTIKHARAH
Pada dasarnya cara Shalat Istikharah ini sama dengan shalat sunnah lainnya, namun ada beberapa ulama yang menganjurkan untuk membaca Surat Al Kafiruun setelah membaca Surat Al Fatihah di raka’at pertama dan membaca Surat Al Ikhlas setelah membaca Surat Al Fatihah pada raka’at yang kedua (karena tidak ada hadits atau dalil yang menyebutkan secara spesifik tentang hal ini – berarti tidak wajib untuk membaca surat tersebut (Surat Al Kafiruun dan Al Ikhlas) setelah membaca Surat Al Fatihah pada raka’at pertama dan kedua).
Setelah selesai Shalat Istikharah hendaklah membaca doa :
“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya.”
HASIL SHALAT ISTIKHARAH
Intinya hasil Shalat Istikharah kita pasrahkan kepada Allah SWT. Bila kita mantap atas salah satu pilihan yang ada, itu merupakan sebuah jawaban. Atau jika memang yang jadi pilihannya tadi dipersulit, maka berarti pilihan tersebut tidak baik untuk kita. Namun jika memang pilihannya tadi adalah baik untuk kita, pasti akan Allah mudahkan.
[Tulisan ini disalin dari "http://shalatqu.co.cc/shalat-istikharah/" setelah dipoles kemudian diposting kembali pada blog ini.]
0 comments:
Post a Comment