BERKACA DARI IBRAHIM

Jika kita cermati isi Al-Qur'an, akan terlihat jelas Nabi Ibrahim AS. mendapatkan tempat istimewa. Setelah Rasulullah SAW., tempat kedua sebagai nama yang paling banyak disebut kaum Muslimin adalah Nabi Ibrahim AS.

Perhatikan doa tasyahud dalam shalat, nama Ibrahim AS. dan keluarganya pasti disebut beberapa kali. Kita berdoa agar Allah melimpahkan nikmat dan kasih sayang kepada Nabi Muhammad SAW. dan keluarganya sebagaimana Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim AS. dan keluarganya.

Selain disebut dalam Al-Qur'an, kehidupan Nabi Ibrahim AS. juga termaktub dalam Perjanjian Lama (Bibel). Nabi Ibrahim AS. memang pantas menjadi suri teladan nan indah dan baik untuk orang-orang beriman. Beliau telah menempatkan kepatuhan dan kecintaan kepada Allah SWT. di atas segala kecintaannya kepada yang lain.

Nabi Ibrahim AS. mengalami masa-masa ujian yang berat bahkan sejak lahir karena harus dibuang ke tengah hutan untuk menghindari kedzaliman penguasa, Raja Namruz. Ketika remaja, Ibrahim AS. sudah mempertanyakan Tuhan yang disembah kaumnya termasuk ayahnya sebagai pembuat berhala yang akan disembah.

Kita juga bisa belajar ketauhidan kepada Ibrahim AS. saat muda yang mencari Tuhan sebenar-benarnya. Namun, akhirnya Ibrahim AS. menemukan Allah SWT. sebagai Tuhan yang menciptakan bulan, matahari, dan makhluk-makhluk lain di alam semesta. Bahkan, kepercayaan yang tangguh harus dibayar mahal karena Ibrahim AS. harus dibakar hidup-hidup di tengah kobaran api lalu diselamatkan Allah.

Ibrahim AS. juga meninggalkan tanah airnya menuju sebuah padang tandus di Mekah karena patuh kepada perintah Allah dan kecintaannya kepada agama yang lurus. Ibrahim AS. hanya mencemaskan kondisi dirinya yang belum dianugerahi seorang keturunan. Bahkan, lebih cemas lagi apabila nantinya anak-anaknya malah jauh dari nilai-nilai agama.

Ujian lainnya ketika putra yang sudah didambakan cukup lama yakni Ismail AS. harus ditinggalkan bersama ibunya, Siti Hajar, di daerah tandus di Mekah. Sekali lagi Nabi Ibrahim AS. menaati ketentuan dari Allah, Malah ketika Ismail AS. semakin besar juga harus dikorbankan dengan tangannya sendiri, seperti dalam kisah yang dituangkan QS. Ash-Shaffat: 99-111,
وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّي سَيَهْدِينِ
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ
سَلَامٌ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Akibat kecintaan kepada Allah melebihi kecintaan kepada anaknya, Allah memberikan anugerah yang besar yakni binatang kurban. Sementara Ismail AS. tetap selamat dan selanjutnya menjadi nabi penerus ajaran Nabi Ibrahim AS. Risalah Nabi Ibrahim AS. dan Ismail AS. ini kita teruskan sampai saat ini berupa kurban yang disembelih saat Idul Adha (10 Zulhijah) maupun hari tasyrik (11,12, dan 13 Zulhijah).

Anugerah Allah yang sangat besar hanya pantas diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang juga mengalami berbagai ujian berat laksana Ibrahim AS. Selain kejatuhan rezim Namruz, seluruh doa Nabi Ibrahim AS. juga dikabulkan Allah. Mulai dari diberi keturunan yang saleh sampai negeri makmur dan aman (baladan aminan) juga dikabulkan yang kita kenal sebagai Mekah.

Allah dalam Al-Qur'an berfirman,
وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia." Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku." Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah : 124)

Kita temukan dalam Al-Qur'an sejumlah keturunan Nabi Ibrahim AS. yang merupakan para nabi yakni Ismail AS., Ishak AS., Ya'kub AS., Yusuf AS., Dawud AS., Sulaiman AS., Isa AS., bahkan Muhammad SAW. sebagai nabi terakhir.

Teladan lain yang bisa kita ambil dari Nabi Ibrahim AS. adalah bekerja dengan tekun dan bekerja dengan idealisme luhur. Dua hal itu merupakan prasyarat mewujudkan keturunan yang saleh dan mewujudkan kemakmuran negara sebagai wujud syukur atas karunia Allah kepada negara kita. Indonesia dikenal sebagai negara makmur yang berbeda jauh dengan negeri tandus saat Ibrahim AS. dan keluarganya harus tinggal di sana.
Tentu untuk meraih sukses besar tidak bisa dalam sekejap mata dan membalikkan telapak tangan. Kesalahan kita ketika berpikir pragmatis, serba instan, dan tak sabar sehingga melupakan perencanaan ke depan. Selain itu, sukses besar harus dilalui dengan pengorbanan besar layaknya Nabi Ibrahim AS. Tak ada sukses besar tanpa pengorbanan dan ujian.

Telah menjadi hukum dalam perjuangan harus melintasi ujian dan pengorbanan. Semakin besar langkah perjuangan kita, semakin besar pula pengorbanan dan ujian. Demikian pula dengan perjuangan Rasulullah SAW., sahabat, dan khalifah-khalifah sebelum kita yang harus mengeluarkan keringat, air mata, bahkan darah sekali pun. Jangan lupakah pula doa-doa yang terus dipanjatkan sepanjang hidup.

Ada sebuah amanat yang disampaikan Rasulullah SAW. dalam hadits yang diriwayatkan Imam Turmudzi bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
Wahai kaum Muslimin, ketahuilah kelak di masa depan kalian akan dihadapkan pada bermacam cobaan dan ujian, fitnah demi fitnah, ujian demi ujian, dan cobaan demi cobaan.

Lalu, seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kalau ujian demi ujian itu pasti menimpa kami, adakah jalan keluar dari berbagai ujian dan cobaan itu?"

Rasulullah SAW. menjawab,
Kitabullah. Berpeganglah kalian kepada Al-Qur'an. Di dalamnya terdapat berita tentang umat sebelummu dan informasi umat sesudahmu. Ia membentangkan yang benar dan salah dengan tegas dan jelas. Barangsiapa meninggalkan (Al-Qur'an) karena sombong, maka Allah akan membinasakannya. Barangsiapa yang mencari petunjuk selain daripadanya (Al-Qur'an), maka Allah akan menyesatkannya.

[Ditulis KH. MIFTAH FARIDL, Ketua Umum MUI Kota Bandung, Ketua Yayasan Unisba dan Ad Dakwah, dan pembimbing Haji Plus dan Umrah Safari Suci. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pon) 27 Oktober 2011 / 29 Zulkaidah 1432 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

by

u-must-b-lucky

0 comments: