Berebut jabatan, bahkan kalau perlu menggunakan uang bukanlah hal asing saat ini. Bahkan untuk menjadi pemimpin di sebuah organisasi yang notabene tidak digaji, seperti ketua ormas ataupun ketua rukun warga (RW), ternyata tak lepas juga dari upaya-upaya menggunakan politik uang.
Padahal, Nabi Muhammad SAW. mengajarkan agar setiap kaum Muslimin malah menjauhkan diri dari jabatan apalagi sampai berebut. Jabatan memunculkan pertanggungjawaban teramat berat di dunia apalagi di akhirat. Jabatan merupakan amanah.
Dalam kamus Al-Bisri karangan KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir A. Fatah, kata amanah bermakna jujur dan dapat dipercaya, aman, dan tenteram. Amanah dimaknai menyampaikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya dengan dilandasi kejujuran dan kepercayaan yang diembannya berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Bersikap amanah hendaknya dimiliki setiap individu, pemimpin rumah tangga, pemimpin lingkungan atau daerah, pemimpin negara atau dunia, termasuk para bawahan atau rakyat serta masyarakatnya. Pelaku amanah disebut Al-Aamin atau Al-Amiin, artinya orang jujur dan dapat dipercaya sehingga dapat memberikan keamanan dan ketenteraman. Rasulullah mendapat gelar Al-Amiin itu dan sampai kini belum ada orang yang mendapatkan gelar serupa.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا
حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Inna Allaha yamurukum an tuaddoo alamanati ila ahliha waitha hakamtum
bayna alnnasi an tahkumoo bialAAadli inna Allaha niAAimma yaAAithukum
bihi inna Allaha kana sameeAAan baseeran
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisa: 58)
Dalam ayat itu ditegaskan, amanah sangat erat kaitannya dengan keadilan sehingga hal itu tidak dapat dipisahkan. Orang yang amanah pasti berlaku adil, demikian sebaliknya, orang yang berlaku adil berarti ia telah berbuat amanah.
Manusia secara fitrah sebenarnya sudah memiliki nilai-nilai kesucian untuk mengemban amanah, termasuk amanah agama. Rasulullah SAW. adalah seorang pembawa amanah yang sejati dan sekaligus pelaksana amanah yang sempurna. Tidak diragukan lagi bahwa sifat amanah yang sempurna bagi nabi adalah bangkitnya untuk menyebarluaskan risalah yang dipercayakan kepadanya. Rasulullah juga memberikan keteladanan terbaik dalam memikul amanah dalam bentuk keduniaan, seperti mengelola harta, pangkat, jabatan, dan kekuasaan karena Rasulullah juga kepala negara.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah menegaskan,
"Tidak beriman orang yang tidak amanah (tidak dapat dipercaya karena selalu khianat), dan tidak sah shalat orang yang tidak bersuci, dan tidak beragama orang yang tidak shalat. Dan keberadaan shalat dalam agama laksana kepala dalam satu tubuh." (HR. Tabrani)
Kita merasa prihatin dengan kenyataan adanya orang-orang orang pandai berdalil dan berargumentasi, tetapi jarang orang yang pandai beramal dan berakhlak mulia. Banyak orang yang mengetahui ilmu agama, tetapi jarang sekali yang mengamalkan agama.
Demikian pula banyak orang yang pandai membaca Al-Qur'an, tetapi sedikit sekali yang pandai mengamalkannya. Banyak yang mampu membuat aturan tetapi sedikit sekali yang mau menjalankan aturan. Manusia harus yakin dirinya merupakan amanah Allah yang harus dijaga, dipelihara, dibina, dibimbing, dan diarahkan ke jalan Allah. Mata diberi kemampuan melihat sehingga harus melihat sesuatu yang diridhai-Nya. Mulut berbicara yang baik, kaki melangkah ke tempat kebaikan, telinga mendengarkan kebaikan dan sebagainya.
Demikian pula hati, janganlah terbersit sifat dengki, dendam, buruk sangka, dan lainnya. Janganlah dirinya dibiarkan terjerumus ke lembah kebinasaan, kedzaliman, dan berlumuran dosa. Sayangi dan pelihara diri sebelum berkeinginan disayangi orang lain. Cintai diri Anda sebelum dicintai atau ingin dicintai orang lain. Jagalah amanah diri jika ingin dipercaya orang lain.
Jangan lupakan pula melaksanakan amanah yang kita emban baik jabatan, pangkat, kedudukan, atau amanah dalam lingkup sekecil apa pun.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا
أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Ya ayyuha allatheena amanoo la takhoonoo Allaha waalrrasoola watakhoonoo amanatikum waantum taAAlamoona
Hai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) Janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfaal: 27)
Rasulullah SAW. menjelaskan, orang yang khianat dari amanah termasuk orang munafik.
"Ciri munafik ada tiga; jika berkata, ia dusta, jika berjanji ia menyalahi janji, dan jika diamanati ia khianat." (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadits lain disebutkan,
"Tiga macam siapa yang melakukannya maka ia munafik meskipun ia puasa, shalat, berhaji, dan umrah dan mengaku Islam, yaitu jika ia berkata dusta, jika berjanji menyalahi janji, dan jika diamanati khianat." (HR. Abu Syeikh dari Anas)
Setiap kita adalah pemimpin yang tentunya sebagai pemegang amanah terhadap yang dipimpinnya. Minimal kita memimpin diri sendiri. Sejauh mana kita bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pembantu memimpin dirinya dan harta tuannya, dan ia akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat. pemimpin rumah tangga bertanggung jawab terhadap diri dan keluarganya. Pemimpin suatu daerah bertanggung jawab terhadap diri, keluarga, dan daerah yang dipimpinnya. Pemimpin negara bertanggung jawab terhadap diri, keluarga, bangsa, dan negara serta seluruh rakyat. Betapa besar tanggung jawab yang diembannya dan betapa besar pula tanggung jawab yang diminta di hadapan Allah SWT. kelak.
Wallahu-a'lam.***
[Ditulis oleh KH HABIB SYARIEF MUHAMMAD AL'AYDARUS, Ketua Yayasan Assalaam Bandung dan mantan Ketua PW NU-Jabar. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis, 12 April 2012 / 20 Jumadil Awal 1433 H. pada Kolom "CIKARACAK"]
by
0 comments:
Post a Comment