ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
OdAAu ila sabeeli rabbika bialhikmati waalmawAAithati alhasanati wajadilhum biallatee hiya ahsanu
Ajaklah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (bijaksana), pelajaran (nasihat) yang baik, dan cegahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. An-Nahl: 125)
Dakwah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan. Dakwah bukan sebatas ceramah, melainkan mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perkehidupan yang islami. Suatu proses yang berkesinambungan bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus-menerus oleh para pengemban dakwah. Selama ini kita terlalu sempit dalam memahami dakwah sehingga sebatas datang ke sebuah pengajian lalu berceramah dan pulang lagi dengan berharap materinya bisa diterima masyarakat.
Sudah bukan waktunya lagi, dakwah dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materi, tenaga pelaksana, maupun metode yang dipergunakannya. Memang benar, sudah menjadi hukum Allah (sunnatullah) apabila kebenaran pasti menghancurkan kebatilan.
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ
الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Waqul jaa alhaqqu wazahaqa albatilu inna albatila kana zahooqan
Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al-Isra: 81)
Tetapi "sunnatullah" ini berkaitan dengan sunnatullah yang lain, yakni Allah sangat mencintai dan meridhai kebenaran yang diperjuangkan dalam sebuah barisan yang rapi dan teratur.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ
Inna Allaha yuhibbu allatheena yuqatiloona fee sabeelihi saffan kaannahum bunyanun marsoosun
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaff: 4)
Dakwah itu memiliki arti yang lebih luas dan cara penyampaian yang sangat beragam. Karena ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk berdakwah. Bisa secara langsung atau tatap muka dalam artian seorang dai atau penceramah langsung berhadapan dengan pendengarnya untuk memberikan nasihat-nasihat keagamaan dalam ruang dan waktu. Bisa juga secara tidak langsung melalui media baik televisi, radio, media cetak, internet, dan Iain-lain.
Allah SWT. telah mewajibkan setiap Muslimin untuk berdakwah atau menyebarkan agama Allah. Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Sampaikanlah dariku walau satu ayat."
Oleh dasar itulah, apabila kita mendapatkan suatu ilmu baru dan kita memiliki kesempatan, kita harus menyampaikan dan mengamalkan ilmu tersebut.
Dakwah tidak hanya dilakukan seorang dai atau penceramah kondang. Asal kita mau, kita juga bisa berdakwah. Apalagi dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sehingga setiap orang dengan mudah membagi ilmu dan nasihat kepada orang lain kapan pun dan di mana pun.
Dakwah bisa dilakukan dengan cara mudah, murah, cepat serta tidak berbelit-belit lagi. Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya.
Al-Qur'an menyebutkan kegiatan dakwah ahsa ul qaula (ucapan dan perbuatan yang paling baik) seperti dalam QS. Fushilat: 33,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Waman ahsanu qawlan mimman daAAa ila Allahi waAAamila salihan waqala innanee mina almuslimeena
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
Predikat "khaira ummah" (umat terbaik dan terpilih) hanyalah diberikan Allah kepada kelompok umat yang aktif terlibat dalam kegiatan dakwah.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ
أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kuntum khayra ommatin okhrijat lilnnasi tamuroona bialmaAAroofi watanhawna AAani almunkari watuminoona biAllahi walaw amana ahlu alkitabi lakana khayran lahum minhumu almuminoona waaktharuhumu alfasiqoona
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran: 110)
Pertolongan Allah juga diberikan kepada orang-orang yang selalu menegakkan shalat, mengeluarkan infak, aktif melakukan kegiatan amar ma'ruf nahi mungkar atau dakwah.
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا
رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ
لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا
اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ
اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا
الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ ۗ
وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
Allatheena okhrijoo min diyarihim bighayri haqqin illa an yaqooloo rabbuna Allahu walawla dafAAu Allahi alnnasa baAAdahum bibaAAdin lahuddimat sawamiAAu wabiyaAAun wasalawatun wamasajidu yuthkaru feeha ismu Allahi katheeran walayansuranna Allahu man yansuruhu inna Allaha laqawiyyun AAazeezun
Allatheena in makkannahum fee alardi aqamoo alssalata waatawoo alzzakata waamaroo bialmaAAroofi wanahaw AAani almunkari walillahi AAaqibatu alomoori
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al-Hajj: 40-41)
Sebaliknya, azab Allah akan turun kepada siapa saja yang enggan melakukan kegiatan dakwah.
كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Kanoo la yatanahawna AAan munkarin faAAaloohu labisa ma kanoo yafAAaloona
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. Al-Maidah: 79)
Dalam kehidupan dunia, azab tersebut bisa berbentuk munculnya pemimpin-pemimpin yang jahat, dzalim, dan angkara murka yang menguasai semua kehidupan kaum Muslimin.
Salah satu kekurangan dalam berdakwah di kalangan umat Islam adalah masih sedikitnya dai yang terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Dai tersebut membumi dan selalu bersama dengan masyarakat untuk memberdayakannya. Cara dakwah seperti itu dilakukan kaum non-Muslim sehingga mereka mampu meraih umat karena umat merasa tertolong.
Apalagi tujuan dakwah bukan sebatas masalah ibadah khusus (mahdah) melainkan juga kehidupan dalam sehari-hari masyarakat. Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah sasaran perilaku dakwah agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam tatanan kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, keluarga, maupun sosial kemasyarakatan. Tujuan akhirnya tercipta kehidupan yang penuh dengan keberkahan langit (samawi) dan keberkahan bumi (ardhi).
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا
وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Wala tufsidoo fee alardi baAAda islahiha waodAAoohu khawfan watamaAAan inna rahmata Allahi qareebun mina almuhsineena
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A'raf: 56)
Masyarakat juga mendapat kebaikan di dunia dan akhirat, serta terbebas dari azab neraka.
أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِّمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Olaika lahum naseebun mimma kasaboo waAllahu sareeAAu alhisabi
Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Al-Baqarah: 202)
Tentu dalam menunjang dakwah integral ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena seorang dai harus mampu menghidupkan masyarakat sekaligus menghidupi keluarganya. Peranan lembaga zakat, infak, dan sedekah amat ditunggu untuk bisa menjadi penyokong utama keberhasilan dakwah. Selain itu, pesantren maupun lembaga pendidikan Islam juga mendukung dakwah integral ini karena mereka memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpuni. Semoga.
Wallahu a'lam.***
[Ditulis oleh H. MIFTAH FARIDL, Ketua Umum MUI Kota Bandung, Ketua Yayasan Ad Dakwah, dan Pembimbing Haji Plus dan Umrah Safari Suci. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Kliwon) 26 April 2012 / 4 Jumadil Akhir 1433 H. pada Kolom "CIKARACAK"]
by
0 comments:
Post a Comment