SELAMAT DATANG 1438 H.

Kini, kita telah memasuki bulan baru dalam tahun Hijriah yang baru pula, yaitu tahun 1438 H. Tahun Baru Hijriah diawali oleh bulan Muharam. Bulan tersebut, termasuk salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. sebagaimana Al-Qur'an menyebutkan bahwa di antara dua belas bulan di dalam tahun Hjriah terdapat empat bulan yang dimuliakan Allah SWT. Hal itu sebagaimana tertera dalam Al-Qur'an Surah Attaubah ayat 36,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

Inna AAiddata alshshuhoori AAinda Allahi ithna AAashara shahran fee kitabi Allahi yawma khalaqa alssamawati waalarda minha arbaAAatun hurumun thalika alddeenu alqayyimu fala tathlimoo feehinna anfusakum

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.

Bulan Muharam merupakan salah satu bulan yang dimuliakan karena mempunyai beberapa ciri khas sebagai berikut:
  • Pertama, pada bulan tersebut dilarang adanya pembunuhan. Termasuk di kalangan kaum jahiliah, mereka mengakui dan melaksanakan larangan tersebut.
  • Kedua, dilarang adanya perbuatan-perbuatan lain yang diharamkan. Tentu, bulan lain pun perbuatan haram perlu dijauhi. Namun, khusus pada bulan-bulan yang diharamkan lebih ditekankan lagi sebagaimana dalam Al-Qur'an ayat di atas. Menurut Ibnu Abbas bahwa Allah mengkhususkan empat bulan tersebut (bulan Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah) sebagai bulan haram. Dianggap sebagai bulan suci karena melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar dan amalan saleh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.
  • Ketiga, bulan Muharam merupakan bulan yang dinisbatkan kepada Allah SWT. yang dinamai Syahrullah (bulan Allah). Hal itu sebagaimana dalam hadits yang artinya,
    "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharam. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam."
  • Keempat, bulan ini dijadikan bulan pertama dalam tahun Hijriah. Tahun yang berdasarkan dari titik tolak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW. dan kaum Muslimin dari Mekah ke Madinah. Bulan ini pun merupakan nama bulan yang diganti pasca-Islam, berbeda dengan nama-nama bulan lainnya. Sebelum ditetapkan dalam tahun Hijriah, bulan tersebut bernama Shoffar Al-Awal.
  • Kelima, dalam bulan Muharam terdapat hari Assyuro. Berdasarkan Riwayat Imam Bukhari, Muslim, dan Abu Daud dari Ibnu Abbas bahwa ketika Nabi Muhammad SAW. datang ke Madinah, Nabi melihat kaum Yahudi yang puasa pada hari Assyuro, selanjutnya Nabi bertanya, "Kenapa kalian puasa pada hari Assyuro?" Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-Nya, bahkan Nabi Musa pun puasa." Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Aku lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian." Selanjutnya Nabi pun puasa, demikian pula kita sebagai umatnya disunahkan berpuasa. Begitu juga hadits dari Ibnu Abbas RA. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda,
    "Puasalah pada hari Assyuro dan berbuatlah sesuatu yang berbeda dengan Yahudi, dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (HR Ahmad dan Ibnu Khuzaimah)
    Dalam Riwayat Ibnu Abbas lainnya disebutkan,
    "Berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya."
Di antara keutamaan puasa pada hari Assyuro adalah adanya keutamaan yang diberikan Allah SWT. kepada yang berpuasa pada hari itu, yaitu dihapus dosa-dosanya yang telah dikerjakan selama satu tahun sebelumnya. Hal itu sebagaimana yang terdapat di dalam hadits Abu Qatadah RA. bahwasannya seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang puasa Assyuro. Rasulullah SAW. menjawab,
"Saya berharap Allah SWT. menghapus dosa-dosa kita selama satu tahun sebelumnya." (HR Muslim)

Berdasarkan beberapa riwayat lainnya bahwa selain hari Assyuro (tanggal 10 Muharam), disunahkan pula puasa pada hari kesembilannya yang dinamai dengan Tasu'a (tanggal 9 Muharam), sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Ibnu Abbas, yang artinya,
"Nanti tahun depan, Insya Allah aku juga akan puasa pada Tasu'a (hari kesembilan)."

Berdasarkan hal di atas, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan sebelum dan setelah datang bulan Muharam. Di antaranya, merenungkan perjalanan waktu ke belakang sebagai bahan introspeksi diri. Barangkali banyak dosa yang khilaf telah dilakukan, baik bersifat mahdhah maupun ghoir mahdhah. Selanjutnya, bertobat kepada Allah SWT. dan meminta maaf kepada sesama manusia yang sekiranya terdzalimi oleh kita. Paling tidak, kembali menyambungkan silaturahmi yang sempat terputus.
Memanfaatkan waktu dengan hal-hal bermanfaat, baik untuk diri sendiri, terlebih untuk orang lain, baik bersifat duniawi maupun ukhrowi. Di antaranya, tolong-menolong dengan sesama, perbanyak berdzikir, mengoptimalkan shalat wajib dan shalat sunah, serta berpuasa sunah. Kalau tidak demikian, waktu akan terbuang sia-sia tanpa makna.

Pepatah bahasa Arab menyatakan bahwa, Alwaktu kassaifidza lam taqto'hu qathoaka (Waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya, dia akan memotongmu). Ada pula syair berbahasa Arab yang menyatakan, Lan tarji'al ayyam allatii madhot (Tidak akan pernah kembali hari-hari yang telah berlalu). Dalam sebuah syair Arab lainnya, Alwaktu astmanna minadzdzahabi (Waktu itu lebih berharga daripada emas).

Selain itu, mentafakuri peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah. Mengambil hikmah dari kejadian itu. Di antaranya semakin termotivasi untuk berbuat baik, istiqamah dalam kebaikan, sabar dan tawakal dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Hal yang tidak dapat diabaikan juga adalah tidak melupakan tahun Hijriah sebagai tahun umat Islam. Dua belas nama-nama bulan yang terdapat dalam tahun Hijriah jangan sampai terlupakan. Dengan mengenal dan mengetahuinya merupakan salah satu dari syiar Islam.

Walaupun tahun Masehi lebih populer dan menjadi acuan tanggal sebagian besar masyarakat di dunia ini, sebagai Muslim, tidak lupa terhadap keberadaan tahun Hijriah. Hal itu berarti mengikuti perjalanan dan ikhtiar para sahabat Nabi yang telah bersusah payah menetapkan adanya tahun Hijriah sebagai penanggalan kalender Islam.

Selain itu, telah menjalankan salah satu pesan Nabi Muhammad SAW. untuk berpegang kepada sunah Nabi dan sunah Khalafaurrasyidin sebagaimana dalam hadits yang artinya

"Berpeganglah dengan sunahku dan sunah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk, gigitlah dengan gerahammu." (Hadis Shahih Riwayat Ahmad, At-Tirmidzy, Al-HaWm, Al-Baghawy)

Dalam hadits lain yang artinya,
"Aku wasiatkan kepada kalian (untuk mengikuti) para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka." (Sahih Sunan Ibnu Majah)

Untuk itu, di Tahun Baru Islam 1438 H. ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjalankan segala perintah Allah SWT. dan menjauhi larangan-Nya sehingga tahun yang akan datang lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Amin.***

[Ditulis oleh ASEP JUANDA, Ketua DKM At-Taqwa, Cicalengka, Mekarmukti, Cihampelas, Bandung Barat. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Wage) 16 November 2012 / 2 Muharam 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: