MUHAMMAD, SOSOK MANUSIAWI

Bulan Rabiul Awal atau Maulud identik dengan bulan kelahiran Nabi Muhamamd SAW. Seorang manusia yang termulia dan amat luar biasa (insan kamil), pembawa agama yang terakhir yang paling benar keberadaannya di sisi Allah. Pembawa risalah kenabian terakhir dengan perantaraan kalam-Nya yang mulia.

Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Sosok yang agung dan sempurna, sang penggenggam tampuk keagungan dalam keilmuan, ketokohan, maupun kekuasaan yang teramat agung. Namun, Muhammad juga sosok yang manusiawi sehingga bisa ditiru karena Muhammad juga seorang ayah yang amat dikagumi oleh anak-anak, baik anak kandung maupun anak angkat. Seorang suami yang amat dicintai dan dihormati oleh istri-istrinya. Seorang kepala negara dan ahli strategi yang sangat dikagumi dan dihormati oleh rakyatnya.

Selain itu, Muhammad juga seorang yang disegani oleh musuh-musuhnya sekaligus dicintai mereka secara sembunyi-sembunyi. Nabi memiliki sejuta predikat. Tulisan ini mengemukakan sebagian kecil dari sekian kesempurnaan yang dimiliki Rasulullah SAW.

Pertama, Nabi Muhammad SAW. merupakan sebab pertama diciptakannya makhluk. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT. berfirman,
"Kalau tidak karena engkau wahai Muhammad, Aku tidak akan menciptakan alam semesta ini."
Artinya, kalau tidak karena Nabi Muhammad SAW. maka Allah tidak akan menciptakan alam semesta ini. Di sisi lain disebutkan dalam sebuah hadits bahwa makhluk yang pertama diciptakan adalah nur Nabi Muhammad dan dari nur itu Allah menciptakan alam semesta serta makhluk lainnya.

Kedua, secara fisik Nabi Muhammad SAW. juga menawan.
"Bahwasanya aku hanyalah manusia biasa sama seperti kalian." (HR. Bukhori dan Muslim; bersumber dari sahabat Abdullah bin Zubair al-Khuza'i)
Nabi Muhammad SAW. adalah benar seorang manusia biasa, namun Beliau luar biasa dari sisi aspek lainnya karena Beliau memiliki perbedaan yang prinsipil dan fundamental dari seluruh manusia lainnya. Sekalipun ciri-ciri fisik dijelaskan dalam beberapa hadits tetapi Beliau merupakan sosok yang dilarang diwujudkan dalam bentuk gambar secara visual.

Beberapa hadits menjelaskan ciri fisik Nabi Muhammad SAW.
"Postur tubuh Rasulullah SAW. tidak terlalu tinggi dan tidak pendek. Kulit beliau tidak terlalu putih dan tidak gelap. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak lurus tergerai. -al-hadits-" (HR. Bukhari, Muslim, Malik, Tirmidzi, dan Ahmad yang bersumber dari riwayat Anas bin Malik RA.)
Pada hadits lain disebutkan,
"Saya belum pernah melihat seseorang yang ujung rambutnya menyentuh bagian bawah telinganya serta mengenakan baju berwarna merah yang lebih gagah daripada Rasulullah SAW. Rambut beliau sepundak, kedua bahunya lebar, dan postur tubuh beliau sedang." (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Abu Daud yang bersumber dari riwayat Al-Bara' bin Azib)

Ketiga, Nabi Muhammad SAW. sebagai kepala rumah tangga dan ayah. Hampir semua putra-putri Nabi Muhammad SAW. didapatkan dari satu istri saja, yaitu dari Khadijah binti Khuwailid, kecuali Ibrahim yang dllahirkan oleh Mariyah al-Qibthiyyah. Dalam berumah tangga, Nabi tidak pernah sekali pun melakukan kekerasan kepada istri-istrinya, anak-anak, cucu, maupun anggota keluarga lainnya.
Nabi Muhammad SAW. selalu memperlakukan semua istrinya dengan santun, persuasif, dan adil. Tak satu pun di antara istrinya yang mendapatkan perlakuan lebih (diskriminatif), kecuali memang hal itu telah disepakati oleh para istri. Padahal, rumah Nabi berupa bilik sederhana. Rasa kasih sayang, perhatian, kemandirian, serta kewibawaannya membuat istri-istrinya selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan ridha dan perhatian dari suami tercintanya ini.

Nabi biasa mencium anak-anaknya, ataupun cucu-cucunya, dengan penuh kasih sayang, ketika masyarakat Arab saat itu menganggap perlakuan itu tidak biasa dan aneh. Beliau biasa membawa main anak dan cucunya, sampai-sampai apabila sedang shalat kemudian datang di antara mereka mendekati, maka Nabi langsung menggendongnya selama shalat dan menurunkannya ketika hendak ruku' dan sujud.

Itulah karakteristik dasar Nabi Muhammad SAW. Malu rasanya kita menceritakan keagungan sosok mulia ini karena kita belum mampu bersikap seperti itu. Terlebih sikapnya yang begitu hormat kepada orang yang lebih tua darinya. Nabi sangat menghormati orang-orang yang lebih tua dan dan selalu mendoakan mereka.

Bagi Nabi, semua orang yang pernah menjadi bagian dalam hidup baik saat ini maupun masa yang telah berlalu, adalah bagian dari keluarganya yang wajib dihormati dan diberikan curahan kasih sayang. Sampai-sampai Aisyah RA. pernah menyampaikan,
"Rasulullah SAW. tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya sendiri, seorang wanita atau seorang budak sahaya perempuan." (HR. Muslim)

Ya, Allah semoga kami bisa meneladani Nabi Muhammad SAW. Muhammadkan kami ya Allah.***

[Ditulis oleh H. HABIB SYARIEF MUHAMMAD ALAYDRUS, ketua Yayasan Assalaam Bandung, mantan Ketua PW. NU. Jabar, dan mantan anggota MPR-RI. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Wage) 14 Februari 2013 / 3 Rabiul Akhir 1434 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: