Mengeluh wajar-wajar saja, manusiawi, kodrat manusia memang suka berkeluh kesah seperti disebutkan Allah SWT. dalam QS. Al-Ma'arij 19-20,
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah.
Tetapi kalau kita terlalu gampang mengeluh, maka hal tersebut akan membuat kita menjadi hamba yang kurang bersyukur terhadap semua nikmat Allah dan akan merupakan ciri-ciri kurangnya keikhlasan kita terhadap segala pengaturan-Nya. Jalanan macet kita mengeluh, padahal kita tahu bahwa kemacetan adalah pemandangan sehari-hari kehidupan di kota. Pekerjaan rumah tangga menumpuk karena tidak ada pembantu, kita mengeluh. Anak rewel, kita mengeluh. Tugas di kantor atau di sekolah bertambah, kita mengeluh. Seolah semua hal jadi bahan keluhan. Cobalah ditelaah, banyak hal-hal yang kita keluhkan hanyalah urusan dunia, karena ketidakpuasan kita terhadap hal-hal yang bersifat duniawi.
Sebagai makhluk yang lemah, setiap manusia tentu saja suatu waktu pernah mengeluh, sadar atau tidak sadar. Sesekali mengeluh tidak mengapa, asal jangan menjadi kebiasaan yang akhirnya menjadi karakter yang sulit dihapus dari kepribadian seseorang.
- Biasakan menyampaikan keluh kesah pada Allah semata.
Ketika kita ditimpa kemalangan atau musibah, lebih baik kita menyampaikan keluh kesah dan kegundahan hati kita pada Allah SWT. Karena Dia-lah Yang Maha Tahu segala persoalan dan kegundahan dalam jiwa kita.قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَSesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya. (QS. Yusuf : 86)
Dekatkan diri pada Allah, tafakuri semua yang ada dalam hidup, mulailah belajar mensyukuri semua karunia-Nya. - Kita harus ingat, bahwa tidak ada persoalan yang tidak bisa dicari solusinya.
Mohonlah bantuan pada Allah SWT. dan sebaiknya, lebih baik memikirkan, mencari dan membicarakan solusi praktis atas permasalahan yang kita hadapi, daripada sekedar mengeluh. - Jangan membesar-besarkan masalah.
Anas bin Malik RA. berkata,"Saya melayani Rasululullah SAW. selama dua puluh tahun dan beliau tidak pernah mengatakan 'ahh' pada saya. Dan beliau tidak pernah mengatakan apapun yang tidak saya lakukan, 'mengapa kamu tidak melakukannya?' atau apapun yang telah saya lakukan, 'mengapa engkau melakukan itu?'" (HR. Muslim)
Jadi biarkan saja hal-hal sepele yang tidak penting itu lenyap dan tidak lagi mengganggu pikiran kita. - Bicaralah tentang nikmat Allah.
Daripada memilih membicarakan segala sesuatu yang salah dalam hidup kita, pilihlah topik pembicaraan tentang hal-hal yang menyenangkan dalam hidup. Dengan bersikap seperti ini, bukan hanya membantu kita menghindar dari keluhan, tapi juga mematuhi perintah Allah untuk selalu mensyukuri nikmat Allah,فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِLalu nikmat Allah manakah yang engkau dustakan? (QS. Ar-Rahmaan) - Ingatlah mereka yang lebih kurang beruntung.
Salah satu cara untuk menyentak kita kembali untuk melihat realitas dan menghargai berkah yang Allah berikan pada kita adalah mengingat mereka yang kurang beruntung dari kita. Bacalah berita-berita tentang orang lain yang menderita di bagian dunia lain.
Bacalah tentang kehidupan anak yatim piatu di Palestina, tentang kehidupan para tunawisma di lingkungan kita sendiri.
Sesekali berinteraksilah dengan mereka dan jangan menenggelamkan diri dalam rasa putus asa, tetapi menggunakan cerita mereka sebagai alat untuk bersyukur dan bersyukur kepada Allah atas apa yang kita miliki. - Kurangi stres dalam hidup.
Berdzikir dan membaca Al Qur'an akan memberikan ketenangan bagi hati dan pikiran kita. Perbanyaklah dzikir untuk mengurangi stres. - Belajarlah dari orang-orang terdahulu (pengalaman).
Bacalah kisah-kisah dalam Sirah, catatlah bagian-bagian yang penting dan pengalaman para Nabi, sahabat Nabi dan generasi-generasi muslim di masa lalu, belajarlah dari pengalaman, sikap dan cara mereka menghadapi masalah. - Kenali sikap suka mengeluh yang jadi kebiasaan.
Perhatikanlah selalu perkataan kita dari waktu ke waktu, apakah kita merasakan bahwa mengeluh lebih merupakan kebiasaan dari suatu usaha yang berguna? Mengakui hal itu sebagai kebiasaan adalah langkah pertama yang penting untuk mulai melawan sikap suka mengeluh. - Bicaralah seperlunya.
Jika kita sudah mencoba segala sesuatu yang kita pikirkan dan masih menemukan diri kita masih terlalu banyak mengeluh, mungkin itu karena kita sudah terlalu banyak bicara. Jangan biarkan setan yang mengarahkan kita untuk bicara hal-hal yang tidak berguna atau berbahaya.
Wallahua'lam bishshowab.***
[Dikutip dari tausiyah Ust. MUHAMMAD ARIFIN ILHAM. Tulisan disalin dari situs http://www.mushollarapi.blogspot.com/]
by
0 comments:
Post a Comment