Allah SWT. sebagai pencipta dan pemelihara manusia memerintahkan kita agar senantiasa berlindung kepada-Nya dari gangguan setan, sebagaimana firman-Nya,
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
Min sharri alwaswasi alkhannasi
Allathee yuwaswisu fee sudoori alnnasi
Kejahatan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (QS. An-Nas: 4-5)
Setan telah bersumpah di hadapan Allah, akan menjauhkan manusia dari jalan yang lurus dan akan menyesatkan manusia dari segala arah.
Setiap manusia sangat rentan terjerumus ke dalam jeratan setan karena Allah menyertakan setan pada setiap manusia, bahkan ia berada pada aliran darah. Sebagaimana dijelaskan Nabi dalam haditsnya,
"Setiap dari kaum pasti didampingi setan." Para sahabat bertanya, "Bagaimana dengan engkau ya Rasulullah?" Nabi menjawab, 'Ya saya juga, hanya Allah menolong saya, dengan cara, setan yang mendampingi saya masuk Islam, sehingga ia selalu menyuruh pada kebaikan." (HR. Bukhari)
"Sesungguhnya setan berada dalam peredaran darah manusia dan aku khawatir, ia membisikkan keburukan pada hatimu." (HR. Bukhari, Muslim)
Kendati manusia memiliki jiwa hanif, yaitu condong pada nilai kebaikan, sebagai fitrah yang dianugerahkan Allah ketika ditiupkan roh kehidupan pada calon bayi pada usia empat bulan dalam kandungan ibunya. Bukti jiwa hanif, fitrah dari Allah itu, kalau kita melakukan kemaksiatan atau pelanggaran, akan ada perasaan menyesal dalam hati kita.
Jelaslah bahwa dalam diri manusia terdapat dua tarikan, tarikan positif (jiwa hanif), dan tarikan negatif (setan). Namun, karena setan telah memproklamasikan dirinya untuk menjerumuskan manusia dari jalan yang benar, fitrah hanif ini sering tak berdaya berhadapan dengan jeratannya.
Tantangan kehidupan kini kian berat dan teras melanda kita. Betapa tidak, arus globalisasi dan liberalisasi budaya telah menimbulkan dampak buruk yang sangat parah. Masyarakat Indonesia yang dikenal dengan pola hidup sederhana berubah drastis menjadi masyarakat yang hedonis dan konsumtif.
Dalam benak kebanyakan orang sekarang, bagaimana mencari harta guna mencapai kesenangan hidup di dunia. Yang ada dalam pikiran adalah bagaimana kerja keras mencari uang dan uang guna menggapai semua angan agar bisa hidup mewah, bila perlu dengan menghalalkan segala cara.
Dalam situasi seperti ini, setan sangat suka dan jeli membisikkan hati dan pikiran manusia. Begitu lengah, serta merta setan memanfaatkan peluang emas untuk membisikkan kejahatannya sehingga kita terjebak menjadi sahabat karibnya, dan akhirnya terjerebap dalam kehidupan nista dan maksiat.
Cobalah tengok fakta di sekeliling kita. Orang-orang pada sibuk kerja sampai lupa waktu. Di pasar-pasar sejak dinihari, para pedagang sayur dan para pembeli antre. Abang becak, sopir angkot yang bekerja full time.
Para buruh pabrik yang bekerja penuh waktu di pabrik-pabrik Para pejabat dan birokrat yang minta dipilih oleh rakyat tetapi banyak yang khianat kepada rakyat. Para pengusaha yang sibuk sepanjang hari sampai lembur mencari objek proyek.
Para pekerja hiburan, artis, dan selebriti, yang kini banyak diminati remajai, bekerja siang dan malam. Karena kesibukan pekerjaan, mereka sampai melupakan shalat. Kalau toh melakukan shalat, sebagian hanya gugur kewajiban. Padahal, shalat yang baik dan benar berfungsi mencegah perbuatan keji dan mungkar.
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Otlu ma oohiya ilayka mina alkitabi waaqimi alssalata inna alssalata tanha AAani alfahshai waalmunkari walathikru Allahi akbaru waAllahu yaAAlamu ma tasnaAAoona
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS Al-Ankabut: 45)
Hal ini terbukti dari banyaknya kasus korupsi di negeri ini sudah seperti lingkaran setan tak berujung pangkal, tidak pernah tuntas karena tidak ditindaktegas.
Maraknya perbuatan amoral, perzinaan di mana-mana, akibat tontonan yang mengumbar seks bebas, porno aksi, dan pornografi. Remaja yang terlibat geng motor akibat broken home, dan lain-lain.
Bagaimana agar tarikan hanif (kebaikan) lebih dominan, dan tarikan setan bisa kita lemahkan? Allah SWT. mengingatkan kita,
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ
قَرِينٌ
Waman yaAAshu AAan thikri alrrahmani nuqayyid lahu shaytanan fahuwa lahu qareenun
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan). Maka, setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya). (QS Az-Zukhruf: 36)
Setan mempunyai dua target, yaitu memperbudak manusia dan mengondisikan untuk lupa kepada Allah.
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Istahwatha AAalayhimu alshshaytanu faansahum thikra Allahi olaika hizbu alshshaytani ala inna hizba alshshaytani humu alkhasiroona
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. Al Mujadilah: 19)
Merujuk pada Surat An-Nas: 6,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Mina aljinnati wa alnnasm
dari (golongan) jin dan manusia.
Setan itu ada dua jenis, ada dari golongan jin dan manusia. Yang dimaksud setan dari golongan jin adalah setan yang tak terlihat, tetapi kalau jeli kita bisa merasakannya. Keburukan yang tebersit dalam pikiran adalah bisikan setan dari golongan jin. Sementara setan dari golongan manusia yang menjerumuskan dan mengajak pada kemaksiatan dan dosa.
Untuk menangkal gangguan setan, baik dari golongan jin maupun manusia, kita diperintahkan oleh Allah SWT. untuk selalu memohon perlindungan-Nya, mengamalkan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala yang dimurkai-Nya. Sebagaimana firman-Nya,
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا
فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
Waimma yanzaghannaka mina alshshaytani nazghun faistaAAith biAllahi innahu sameeAAun AAaleemun
Inna allatheena ittaqaw itha massahum taifun mina alshshaytani tathakkaroo faitha hum mubsiroona
Dan jika kami ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah (maksudnya membaca ta'awudz: A'udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim). Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS Al-A'raf: 200-201)
Rasulullah SAW. juga memerintahkan umatnya agar banyak beribadah, antara lain shaum sunat di samping shaum wajib, membaca Al-Qur'an dengan memahami makna dan mengamalkannya, serta istighfar.
Imam Ibnu Katsir dalam buku tafsirnya, merangkum empat cara, kiat menangkal godaan setan.
- Pertama, orang yang sanggup mengendalikan hawa nafsunya ketika diberi kesenangan.
- Kedua, mampu sabar ketika menerima sesuatu yang tidak disenangi.
- Ketiga, sanggup mengendalikan diri ketika ada rasa takut.
- Keempat, sanggup mengendalikan emosi ketika kita sedang marah.
Semoga Allah SWT. memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu dapat menghadapi godaan setan, baik dari golongan jin maupun manusia.
Amin.
Wallahu a'lam.***
[Ditulis oleh H. EDDY SOPANDI, peserta majelis taklim di beberapa masjid, antara lain Al Furqon UPI, Istiqomah, Viaduct, dan Salman ITB. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Kliwon) 15 Juni 2012 / 25 Rajab 1433 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]
by
0 comments:
Post a Comment