Doa adalah ungkapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara tertentu. Dalam Al-Qur'an, disebutkan beberapa pengertian doa, yaitu:
Pertama, doa diartikan sebagai permintaan,
وَقَالَ رَبُّكُمُ
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Waqala rabbukumu odAAoonee astajib lakum inna allatheena yastakbiroona AAan AAibadatee sayadkhuloona jahannama dakhireena
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghaafir (40): 60)
Kedua, sebagai permohonan,
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
OdAAoo rabbakum tadarruAAan wakhufyatan innahu la yuhibbu almuAAtadeena
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-A'raaf (7): 55)
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
Waitha saalaka AAibadee AAannee fainnee qareebun ojeebu daAAwata alddaAAi itha daAAani falyastajeeboo lee walyuminoo bee laAAallahum yarshudoona
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah (2): 186)
Ketiga, panggilan,
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا
Quli odAAu allatheena zaAAamtum min doonihi fala yamlikoona kashfa alddurri AAankum wala tahweelan
Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya". (QS. Al-Israa (17): 56)
Keempat, sebagai pujian,
وَقُلِ الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي
الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ
تَكْبِيرًا
Waquli alhamdu lillahi allathee lam yattakhith waladan walam yakun lahu shareekun fee almulki walam yakun lahu waliyyun mina alththulli wakabbirhu takbeeran
Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. (QS. Al-Israa (17): 111)
Allah SWT. senantiasa menyuruh hamba-Nya agar senantiasa berdoa di sela-sela waktu yang dimilikinya bahkan Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya agar setiap hendak melakukan sesuatu diawali dengan berdoa. Allah tidak hanya menyuruh hamba-Nya berdoa, melainkan Ia juga menjamin untuk mengabulkan doa tersebut. Allah berfirman,
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
odAAoonee astajib lakum
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (QS. Ghaafir (40): 60)
Dalam surah lain Allah berfirman,
أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
ojeebu daAAwata alddaAAi itha daAAani
Aku kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku" (QS. Al-Baqarah (2): 186)
Namun, sampai saat ini masih banyak di antara kita seakan-akan masih meragukan kebenaran ayat-ayat tersebut. Allah dengan rahman dan rahim-Nya tentu sangat memahami siapa diri kita yang sebenarnya. Ia akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya sekalipun dalam pandangan manusia bisa jadi dianggap tidak atau kurang baik. Allah menegaskan dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 216,
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ
لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا
تَعْلَمُونَ
waAAasa an takrahoo shayan wahuwa khayrun lakum waAAasa an tuhibboo shayan wahuwa sharrun lakum waAllahu yaAAlamu waantum la taAAlamoona
Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Untuk menambah keyakinan kita akan doa-doa yang kita panjatkan, ada baiknya kita perhatikan Hadits Qudsi berikut ini, "Dahulu ada seorang raja yang dalam kesehariannya hanya berbuat dzalim dan maksiat. Kemudian pada suatu hari ia jatuh sakit. Para tabib yang ada di negeri itu meminta agar raja bersiap-siap untuk menghadapi kematiannya, sebab ia tidak bisa disembuhkan kecuali dengan sejenis ikan dan pada saat itu bukan musimnya ikan itu muncul di permukaan laut. Tuhan mendengar itu, lalu memerintahkan para malaikat-Nya untuk menggiring ikan tersebut ke permukaan laut. Akhirnya raja dapat memakannya dan sembuh. Sementara pada saat bersamaan di negeri yang lain, ada seorang raja yang dalam kesehariannya selalu berbuat kebajikan dan amal saleh jatuh sakit. Para tabib juga mengatakan bahwa penyakit tersebut hanya dapat disembuhkan dengan ikan yang sama. Namun menurutnya tidak perlu khawatir karena ikan yang dimaksud pada saat ini dapat dengan jnudah diperoleh. Tuhan pun mendengar itu, lalu memerintahkan para malaikat-Nya untuk menggiring ikan-ikan tersebut pada sarangnya sehingga tidak tampak satu pun. Akhirnya raja yang saleh pun meninggal dunia."
Mengapa doa raja yang saleh tidak dipenuhi, sementara raja yang dzalim penuh maksiat dan bergelimang dosa, dikabulkan? Allah berfirman, "Kendatipun raja yang zalim itu banyak berbuat dosa, ia juga pernah berbuat kebaikan. Demi kasih sayang-Ku, Aku berikan pahala amal baiknya. Sebelum meninggal dunia masih ada amal baiknya yang belum Aku balas, karena itu Aku segerakan membalasnya agar dia datang menghadap-Ku hanya dengan membawa dosa-dosanya". Artinya sudah tidak ada lagi amal salehnya yang harus Aku balas. Demikian halnya dengan raja yang saleh, sekalipun ia banyak berbuat kebaikan, ia juga pernah melakukan kesalahan. Aku balas semua kesalahannya dengan musibah. Menjelang kematiannya masih ada dosa yang belum Aku balas. Karena itu, Aku tolak doanya untuk mendapat kesembuhan, agar ketika datang menghadap-Ku ia hanya membawa amal salehnya saja."
Selanjutnya dalam sebuah Hadits Qudsi Allah berfirman, "Di sebelah sana ada seorang hamba-Ku yang fasik dan gemar sekali berbuat dosa berdoa kepada-Ku, segera penuhi permintaannya karena Aku sudah bosan mendengar suaranya. Sementara di tempat lain ada seorang hamba-Ku yang saleh sedang berdoa kepada-Ku, maka tangguhkan permintaannya karena Aku senang dan rindu mendengar rintihannya."
Mencermati peristiwa tersebut, tentunya ada pelajaran yang sangat berharga yang dapat kita petik yaitu,
- Pertama, tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan akan kebenaran janji Allah.
- Kedua, Setiap doa pasti didengar oleh Allah, dengan rahman dan rahim-Nya pasti Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
- Ketiga, janganlah berputus asa dengan doa-doa kita, perbanyaklah berdoa sebab Allah sangat senang dengan rintihan dan isak tangis kita.
Mudah-mudahan permohonan dan keluhan kita termasuk yang dirindukan oleh Allah SWT. ***
[Ditulis oleh ACEP ENCU, Kepala MAN 1 Garut. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 4 Oktober 2013 / 28 Zulkaidah 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT".]
0 comments:
Post a Comment