Dunia ibarat taman indah jelita. "Ad dunya kal bustanunjamal," kata para cerdik cendekia, yaitu dilengkapi dengan sarana-sarana keindahan yang membuat penghuninya betah.
Imam an Nisaburi, dalam kitab tafsirnya, menguraikan lima jenis penghias keindahan taman, yaitu ilmul ulama (ilmu ulama), adlul umaro (keadilan para pemimpin), amanatut tujjari (kejujuran para pengusaha), ibadatul ujjadi (ibadahnya khalayak awam), dan nashihatul muhtarifin (ketulusan para aparat).
Yang dimaksud ilmu ulama adalah agama. Bagi kita, sudah tentu agama Islam. Kata Imam Malik, "La yashluhu amru hadzihil ummati ilia sholuhabihi awwaluha (Urusan umat masa kini, tidak akan dapat diselamatkan, kecuali dengan apa yang telah menyelamatkannnya di masa lampau)."
Sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. menunjukkan, dengan ajaran Islam, beliau berhasil mengubah masyarakat jahiliah yang sangat hebat kekufuran dan kemunafikannya.
وَمِنَ
الْأَعْرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغْرَمًا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ
الدَّوَائِرَ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ
Wamina alaAArabi man yattakhithu ma yunfiqu maghraman wayatarabbasu bikumu alddawaira AAalayhim dairatu alssawi waAllahu sameeAAun AAaleemun
Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah: 98)
Menjadi umat terbaik di muka bumi.
كُنتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ
أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kuntum khayra ommatin okhrijat lilnnasi tamuroona bialmaAAroofi watanhawna AAani almunkari watuminoona biAllahi walaw amana ahlu alkitabi lakana khayran lahum minhumu almuminoona waaktharuhumu alfasiqoona
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran: 110)
Ajaran Islam dari Nabi SAW. diturunkan kepada para sahabat, para tabiin, para tabiit tabiin hingga para ulama yang disebut warasatul anbiya (para pewaris Nabi).
Keadilan para pemimpin ialah sifat bajik dan bijak dalam mengayomi rakyat, piawai menjalankan pemerintahan, sehingga tercipta kondisi subur makmur gemah ripah lohjinawi aman tengtrem kertaraharja, tiis ceuli herang mata, sepi paling towong rampog.
Kejujuran para pengusaha, berbentuk tanggung jawab dalam memelihara hubungan baik dengan masyarakat konsumen. Tidak mencari bati ku cara licik, neangan kauntungan ku cara basilat. Para pengusaha yang jujur justru mampu menumbuhkan jaringan ekonomi yang saling menguntungkan satu sama lain atas dasar kepercayaan dan tolong-menolong. Saling memberi dan saling menerima.
Ibadah kaum awam akan mendatangkan berkah di segala sektor. Keamanan, kebahagiaan, karena khalayak hidup dalam sua-sana ketakwaan. Tunduk patuh kepada segala aturan Allah SWT. Melaksanakan yang diperintahkan, meninggalkan yang dilarang. Berkat keimanan dan ketakwaan, terbentuklah masyarakat yang penuh curahan berkah dari langit dan bumi.
وَلَوْ أَنَّ
أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ
مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا
كَانُوا يَكْسِبُونَ
Walaw anna ahla alqura amanoo waittaqaw lafatahna AAalayhim barakatin mina alssamai waalardi walakin kaththaboo faakhathnahum bima kanoo yaksiboona
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A'raf: 96)
Ketulusan para karyawan adalah ketekunan menjalankan tugas, memberi pelayanan yang ikhlas, sehingga mampu menjadi tali pengikat kepercayaan, kesatuan, dan persatuan, satu sama lain. Semua berlangsung tulus dan transparan.
Betapa indah jalinan kelima unsur tadi. Menghiasi dunia, tempat manusia hidup dan berkiprah. Menabur amal kebaikan untuk bekal di akhirat kelak.
Namun, kondisi itu tidak disukai iblis atau setan dan kroni-kroninya. Mereka senantiasa berusaha merusak keindahan taman agar manusia sesat, hingar bingar, lupa pada jati dirinya sebagai makhluk Allah, yang harus tunduk patuh kepada aturan-Nya.
Betapa mudah setan menggoda manusia yang lemah iman sebab mampu berbiak bagai virus. Sabda Nabi Muhanimad SAW.,
"Innasy syaithanayajriy min ibniadami mdjra yadddm (Sesungguhnya setan itu hidup dalam tubuh manusia, mengikuti aliran darah)." (Hadits sahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Dalam menyesatkan manusia, iblis menebar godaan, agar manusia mencari harta dengan cara tidak halal, membelanjakan harta di jalan yang tidak benar, serta menahan harta bukan pada haknya (hadits riwayat Abu Umamah). Oleh karena itu, memperoleh, menumpuk, dan menghamburkan harta menjadi tujuan hidup manusia. Segala daya upaya diarahkan semata-mata untuk mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.
Untuk mencapai tujuan itu, datanglah iblis membawa hasadi farokazah, panji-panji hasad dan dengki kepada para ulama, agar tidak lagi menyiarkan ilmu untuk menerangi langkah hidup manusia, melainkan asyik berlomba-lomba mencari kedudukan. Saling sikut, saling sepak untuk mendapatkan harta dengan memanfaatkan ilmu yang mereka miliki.
Datang pula iblis membawa jaurifarakazah (panji-panji kedzaliman) kepada para pemimpin, sehingga para pemimpin tidak lagi menjunjung tinggi keadilan. Sebaliknya, mereka malah mengutamakan kedudukan, kolusi, korupsi, dan tindakan lain yang bertentangan dengan prinsip keadilan dan keberadaban. Melupakan nasib rakyat yang semula menjadi kekuasaan.
Kepada para pengusaha, iblis datang membawa khiyanatifarakazah (panji-panji khianat). Jiwa amanah para pengusaha pun berubah drastis menjadi penuh tipuan dan pemalsuan. Hak konsumen tidak lagi diperhatikan. Kewajiban produsen dilanggar. Yang penting, keuntungan terus menumpuk. Laba bertambah berlipat ganda tanpa memperhitungkan halal atau haram lagi.
Di hadapan ketaatan dan kekhusyukan ibadah masyarakat umum, iblis memancangkan riyaulfarakazah (panji-panji riya). Hilanglah kelembutan, kesopanan, baik sangka, berganti dengan keberingasan, huru-hara. Tidak lagi takut oleh Allah dan Rasul-Nya. Tak lagi gentar melanggar undang-undang dan norma tata tertib kehidupan.
Di sisi ketulusan aparat, iblis memancangkan ghassy farakazah (panji-panji kedustaan). Lenyaplah rasa ikhlas mengayomi, hilanglah bakti suci melayani. Segala sesuatu harus memakai imbalan di luar gaji resmi. Suap, sogok, patgulipat, menjadi kebiasaan sehari-hari dan hukum tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh siapapun yang hendak memuluskan urusan.
Jika sudah demikian, meratalah kemaksiatan dan kejahatan. Rusaklah keindahan taman. Hancurlah dunia dan tata kehidupan manusia, kecuali jika mendapat pertolongan Allah SWT. Hanya kepada-Nya kita memohon perlindungan dari ketacauan dunia dan ancaman siksa neraka.***
[Ditulis oleh H. USEP ROMLI HM., pengasuh Pesantren Anak Asuh Raksa Sarakan Cibiuk, Garut, pembimbing haji dan umrah BPIH Megacitra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pon) 28 Juni 2012 / 8 Saban 1433 H. pada Kolom "CIKARACAK"]
by
0 comments:
Post a Comment