KEUTAMAAN ORANG DERMAWAN

Dalam ajaran agama Islam, kedermawanan merupakan salah satu kunci kebaikan dan mulianya agama.

"Sesungguhnya inilah agama (Islam) yang Aku ridhai untuk diri-Ku. Dan tidak akan memperbaiki agama ini kecuali dengan kedermawanan dan akhlak yang baik, karena itu muliakan agama ini dengan kedua hal itu." (HR. Thabrani)

Kedermawanan adalah akhlak terpuji lagi mulia. Ia merupakan himpunan dari kebaikan, kemurahan, kekayaan  jiwa, dan keutamaan. Orang yang dermawan adalah orang yang senantiasa mencurahkan kebaikan kepada siapa pun yang membutuhkan uluran tangannya, tidak membedakan suku, ras maupun agama, baik di minta maupun tidak.

Orang yang dermawan juga adalah orang yang ikhlas dalam berderma, tidak ada niat untuk mencari sesuatu ataupun mendapatkan sesuatu, bahkan tidak berharap mendapatkan ucapan terima kasih sekalipun dari orang yang ditolongnya. Apa yang dilakukannya semata-mata hanya mengharap pahala dan keridhaan Allah SWT.

Allah SWT. berfirman,
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
WayutAAimona alttaAAama AAala hubbihi miskeenan wayateeman waaseeran
Innama nutAAimukum liwajhi Allahi la nureedu minkum jazaan wala shukooran

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insan: 8-9)

Al-Hasan RA. pernah ditanya, "Siapakah orang yang dermawan itu?" Beliau menjawab, "Yaitu orang yang seandainya dunia di tangannya maka ia akan menafkahkannya, kemudian setelah itu ia tidak melihat adanya hak baginya pada dunia itu." (Muhadharat Al Udaba' [1/648])

Hal ini terjadi karena kebaikan, kemurahan hati, dan keutamaan yang menghiasi dirinya yang bersumber dari keimanan yang benar dan niat yang ikhlas dalam beramal, sehingga jiwanya bersih dan hatinya bersinar. Dengan jiwanya yang bersih dan sinar hatinya tersebut menyebabkan kekikiran lenyap dan yang muncul kepermukaan adalah kasih sayang, kemurahan hati, dan kedermawanan.

Dengan kebaikan, kemurahan hati, keimanan, dan keikhlasannya, orang yang dermawan memiliki keutamaan dan berbagai macam kebaikan yang didapatkannya, di antaranya,

Pertama, menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya Allah itu dermawan yang menyukai kedermawanan, menyukai akhlak-akhlak mulia, dan membenci akhlak yang buruk." (Mutafaqun 'alaih)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW. bersabda,
"Allah tidak menarik kekasih-kekasih-Nya kecuali atas kedermawanan dan akhlak yang baik." (HR. Ibnu Hiban)

Kedua, dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Dalam riwayat Abu Hurairah RA., Nabi SAW. diriwayatkan bersabda,
"Orang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga."

Ketiga, akan mengantarkannya masuk surga. Rasulullah SAW. bersabda,
"Kedermawanan adalah pohon yang kokoh di surga. Tidak akan masuk surga kecuali orang yang dermawan. Kebakhilan adalah pohon neraka. Tidak akan masuk neraka kecuali karena kebakhilannya."

Aisyah RA. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
"Surga adalah kampung orang dermawan."

Keempat, Allah akan memberikan pahala dan mengganti harta yang ia dermakan dengan yang lebih baik dan lebih banyak. Allah SWT. berfirman,

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Mathalu allatheena yunfiqoona amwalahum fee sabeeli Allahi kamathali habbatin anbatat sabAAa sanabila fee kulli sunbulatin miatu habbatin waAllahu yudaAAifu liman yashao waAllahu wasiAAun AAaleemun

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang    yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261)

Dalam ayat lain,

لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Laysa AAalayka hudahum walakinna Allaha yahdee man yashao wama tunfiqoo min khayrin falianfusikum wama tunfiqoona illa ibtighaa wajhi Allahi wama tunfiqoo min khayrin yuwaffa ilaykum waantum la tuthlamoona

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Baqarah: 272)

Dari Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
"Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Berinfaklah engkau, niscaya Aku berinfak kepadamu." (Mutafaqun'Alaih)

Kelima, menjadikannya sehat lahir dan batin. Rasululllah SAW. bersabda,
"Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah." (HR. Baihaki)

Keenam, Allah SWT. akan menutupi aib-aibnya. Dalam kitab Diwan Asy-Syafi'i halaman 16, Imam Syafi'i berkata, "Engkau tutupi dengan kedermawanan, karena setiap aib dapat ditutupinya."

Rasulullah SAW. adalah orang yang paling dermawan terlebih pada bulan Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab shahihnya, Al-Manaqib (23, 4/165-166),
"Nabi SAW. adalah manusia yang paling dermawan, kedermawanan beliau lebih-lebih lagi pada bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril. Jibril AS. biasa menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al-Qur'an. Sungguh Rasulullah SAW. lebih dermawan dengan kebaikan daripada angin yang berembus."

Untuk itu, sebagai hamba Allah SWT. dan umat Rasulullah SAW., mari kita berusaha menanamkan dan menumbuhkan sifat kedermawanan pada diri kita. Dengan cara melatih dan membiasakan diri kita untuk mendermakan apa yang kita bisa dan kita miliki kepada siapa pun yang membutuhkan uluran tangan kita. Pasalnya, akhlak itu dapat melekat dan menghiasi diri kita dengan latihan dan pembiasaan diri.

Kita jadikan momentum Ramadhan ini sebagai sarana pendidikan kedermawanan dan sarana untuk meneladani kedermawanan Rasulullah SAW.
Akhirnya, kita bermohon kepada Allah SWT., agar Dia menganugerahkan berbagai macam potensi pada diri kita dan memberikan kemampuan kepada kita untuk mendermakannya kepada siapa pun yang membutuhkannya, serta menjauhkan diri kita dari sifat pengecut dan kebakhilan. Amin.

Wallahu'alam.***

[Ditulis oleh DIKY DILI, Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, anggota Bidang Pendataan Siswa FKDT Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Pon) 13 Juli 2012 / 23 Saban 1433 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

1 comments:

Unknown said...

Maaf...pada edisi lain...moh mo dicabtumdic hadits arabnys....jgn cuma tetjeterjenya
.suwun