Akhlak adalah perangai atau karakter seseorang ketika bertindak dan berperilaku. Dalam Islam, sebagai sebuah agama yang juga menjadi identitas seorang muslim, akhlak Islam menjadi sebuah pusat perhatian tersendiri. Bahkan, Islam diturunkan ke muka bumi bertujuan untuk membenahi dan memperindah akhlak manusia.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)
Mengapa ber-Akhlak Islami ?
Mengapa akhlak Islam sedemikian penting ? Karena akhlak adalah ciri setiap individu dalam mengisi hidupnya. Akhlak adalah bagaimana seseorang beramal untuk kehidupannya di dunia.
Akhlak tak hanya keshalihan individu, tetapi juga menjadi kebaikan kolektif yang menjadikan hidupnya maju dan berkembang. Akhlak tak hanya menyoroti masalah ibadah ritual, atau bagaimana berperilaku terhadap tetangga, tetapi juga etos kerja, manajemen diri dan waktu, dan sifat serta kebiasaan baik lainnya.
Di atas semua itu, realisasi akhlak Islam adalah realisasi keimanan seseorang. Dengan motivasi ibadah nan ihklas, untuk meraih keridhaan Allah, maka seseorang akan berusaha untuk selalu memperbaiki dirinya hingga sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW.
Dari Abu Hurairah RA., Rasulullah SAW. pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Dalam sabda Rasulullah SAW. yang lain, “Sesungguhnya sesuatu yang paling utama dalam mizan (timbangan) pada hari kiamat adalah akhlak yang baik.” (HR. Ahmad)
Bahkan orang yang terbaik dilihat dari faktor perilaku akhlaknya, sebagaimana hadits Nabi SAW., “Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Nasehat beliau pula di hadits yang lain, “Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Gambaran Akhlak Islam
Akhlak Islam tentu saja telah dicontohkan terlebih dahulu oleh Nabi kita Muhammad SAW. sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Al-Qur'an,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21)Dalam ayat-Nya yang lain,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam : 4)Apabila Nabi dipanggil maka beliau akan membalikkan muka dan badannya pada orang yang memanggilnya itu. Beliau mengajarkan untuk selalu bermuka manis pada orang lain. Beliau sangat pemurah dan pemaaf.
Dengan kualitas ibadah beliau yang sangat tinggi. Manajemen diri dan waktu beliau luar biasa, pada suatu ketika menjadi panglima perang, pemimpin negara yang mumpuni, di saat yang lain dapat sebagai ayah yang baik dan suami yang penyayang.
Anas bin Malik RA. Pernah berkata, “Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, belum pernah saya dibentak atau ditegur perbuatan saya : mengapa engkau berbuat ini ? atau mengapa engkau tidak mengerjakan itu ?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kepada Siapa ber-Akhlak ?
- Kepada Allah SWT. Dengan beribadah sebaik mungkin, selalu merasa berada dalam pengawasan-Nya, bersyukur dengan segala karunia-Nya. Sehingga menjadi taqwa, menjalankan segala ketentuan-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya.
- Kepada Nabi SAW. Dengan menelusuri jejak kehidupannya, bershalawat padanya. Meneladani segala apa yang dicontohkan dan yang diperintahkan beliau.
- Kepada Sesama Manusia. Dengan berprilaku baik. Memberikan manfaat apapun yang dia bisa kepada masyarakat. Keberadaannya tidak membuat susah dan menjadi masalah bagi orang lain.
- Kepada Diri Sendiri. Tidak zhalim pada diri dengan melakukan maksiat. Menghargai diri sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. yang berakhlak mulia. Mempunyai pribadi ikhlas, jujur, syukur, meninggalkan hal yang tak berguna dll.
- Kepada Makhluk Ghaib. Kepada Malaikat dengan meyakini keberadaannya dan menghormatinya sesuai ketentuan. Kepada jin, dengan tidak meminta tolong apalagi hingga diperbudak oleh mereka. Kepada syetan, dengan mewaspadai semua tipu dayanya dan meminta perlindungan dari Allah atas semua kejahatannya.
- Kepada Alam. Dengan memeliharanya dan tidak merusak. Demikian pula pada hewan, menyayangi dan tidak menyakiti sesuai ketentuan Islam.
[Sumber tulisan : http://www.anneahira.com/]
0 comments:
Post a Comment