TOBAT, PEMBEDA MANUSIA DENGAN IBLIS

Nabi Adam AS. selaku  manusia pertama dan iblis yang diciptakan Allah SWT., sama-sama telah berbuat maksiat kepada Allah SWT. Nabi Adam AS. melakukan kemaksiatan.dengan memakan buah dari pohon yang dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 35 sampai 36,

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ

Waqulna ya adamu oskun anta wazawjuka aljannata wakula minha raghadan haythu shituma wala taqraba hathihi alshshajarata fatakoona mina alththalimeena
Faazallahuma alshshaytanu AAanha faakhrajahuma mimma kana feehi waqulna ihbitoo baAAdukum libaAAdin AAaduwwun walakum fee alardi mustaqarrun wamataAAun ila heenin

Dan Kami berfirman, 'Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.'

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, sebagaimana firman Allah,

قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ

Qala ihbitoo baAAdukum libaAAdin AAaduwwun walakum fee alardi mustaqarrun wamataAAun ila heenin

Allah berfirman, 'Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.' (QS. Al-A'raf: 24)

Sementara itu, kemaksiatan yang dilakukan iblis adalah keengganan dan pembangkangannya terhadap perintah Allah SWT., untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Sebagaimana dijelaskan Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 11, Allah SWT. berfirman, 

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ

Walaqad khalaqnakum thumma sawwarnakum thumma qulna lilmalaikati osjudoo liadama fasajadoo illa ibleesa lam yakun mina alssajideena

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, 'Bersujudlah kamu kepada Adam, mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Perbedaannya, ketika Nabi Adam AS. telah melakukan kemaksiatan, beliau menyesali perbuatannya dan bertobat kepada Allah SWT. Kemudian Allah menerima tobatnya itu dan mengampuninya.

Allah SWT. berfirman, 

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ"

Fatalaqqa adamu min rabbihi kalimatin fataba AAalayhi innahu huwa alttawwabu alrraheemu

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 37)

Sementara itu, iblis tidak menyesali kedurhakaan yang dilakukannya dan ia tidak mau bertobat kepada Allah SWT. Bahkan, ia berbuat sombong karena itu ia termasuk golongan kafir. Hal ini disampaikan Allah SWT., kepada kita melalui Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 34

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Waith qulna lilmalaikati osjudoo liadama fasajadoo illa ibleesa aba waistakbara wakana mina alkafireena

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam.' Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir.

Oleh karena itu, selain dalam bahan penciptaannya, perbedaan yang utama lainnya antara nenek moyang manusia, yaitu Nabi Adam AS. dan iblis adalah dari segi bertobat. Tobat adalah kembali kepada jalan Allah SWT., dengan cara menyesali dosa, jera, melepaskan diri dari dosa dengan memohon ampun kepada Allah dan meminta maaf kepada orang yang pernah didzaliminya, serta bertekad tidak akan mengulangi lagi.

Dasar yang menjadikan Nabi Adam AS. segera bertobat kepada Allah atas kemaksiatan yang telah dilakukannya karena ia menyadari bahwa perbuatannya itu termasuk bagian dari kedzaliman. Hal ini tercermin dari ucapan tobatnya yang diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 23

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Qala rabbana thalamna anfusana wain lam taghfir lana watarhamna lanakoonanna mina alkhasireena

Keduanya berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.'

Sementara itu, iblis tidak mau bertobat karena ia memiliki sifat sombong. Ia menolak kebenaran dan merendahkan Nabi Adam AS.

Allah SWT. berfirman, 

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Faitha sawwaytuhu wanafakhtu feehi min roohee faqaAAoo lahu sajideena
Fasajada almalaikatu kulluhum ajmaAAoona
Illa ibleesa istakbara wakana mina alkafireena

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (QS. Shaad: 72-74)

Dalam ayat lain, Allah SWT. berfirman, 

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

Qala ma manaAAaka alla tasjuda ith amartuka qala ana khayrun minhu khalaqtanee min narin wakhalaqtahu min teenin

Allah berfirman, 'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?' Menjawab iblis, 'Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia, Engkau ciptakan dari tanah'. (QS. Al-A'raf: 12)

Sebagai anak keturunan Adam (bani adam) yang tidak akan mampu berlepas diri dari kemaksiatan dan dosa, hendaknya kita meneladani nenek moyang kita, Nabi Adam AS. untuk senantiasa bertobat dari perbuatan maksiat yang kita lakukan. Jika kita tidak bertobat, apalagi karena kesombongan, tidak ubahnya diri kita sama dengan iblis yang enggan bertobat. Akibatnya, kita akan tenggelam dalam kemaksiatan dan kedurhakaan dan di akhirat kelak Allah SWT. akan memasukkan kita ke api neraka jahanam bersama iblis.

Naudzubillahi mindzalik.

Rasulullah SAW. bersabda,
"Setiap anak Adam itu berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa ialah yang memohon tobat (kepada Tuhannya)." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Untuk itu, upaya yang harus kita lakukan agar mampu bertobat dari setiap dosa yang dilakukan dan sekaligus bisa membedakan diri dengan iblis,

Pertama, memupuk keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Orang yang beriman dan bertakwa akan sensitif terhadap dosa yang telanjur dilakukannya yang membuat dirinya bersegera untuk bertobat.

Allah SWT. berfirman,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Waallatheena itha faAAaloo fahishatan aw thalamoo anfusahum thakaroo Allaha faistaghfaroo lithunoobihim waman yaghfiru alththunooba illa Allahu walam yusirroo AAala ma faAAaloo wahum yaAAlamoona

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali-Imran: 135)

Kedua, mengikis sifat kesombongan yang ada pada diri kita. Kesombongan merupakan sebab yang menjadikan diri kita enggan bertobat kepada Allah SWT. dan meminta maaf kepada orang yang pernah didzalimi karena menganggap diri benar dan lebih baik dari orang lain.

Ketiga, membiasakan diri beristighfar setiap hari. Dengan membiasakan diri beristighfar, akan menjadi sarana untuk mengingat dosa dan menjadi jalan bertobat. Rasulullah SAW. bersabda,
'Yaa ayyuhannaasu tuubuu ilallohi, fainnii atuubu filyaumi miata marotin.'

"Wahai sekalian manusia, bertobatlah kamu sekalian kepada Allah dan mohonlah ampunan kepada-Nya karena sesungguhnya aku bertobat seratus kali setiap harinya." (HR.Muslim)

Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah SWT. untuk selalu bertobat dari berbagai kemaksiatan dan kedurhakaan yang kita lakukan dan menjauhkan diri dari perilaku iblis yang enggan bertobat kepada Allah SWT. 
Wallahu'alam.***

[Ditulis oleh H MOCH. HISYAM, Penulis, alumnus Pondok Pesantren KH. Zaenal Musthafa Sukamanah, Singaparna, Tasikmalaya dan LAIC Cipasung Singaparna, Tasikmalaya. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Wage) 25 Mei 2012 / 4 Rajab 1433 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: