KHUSYUK HILANGKAN PENYAKIT

Banyak pertanyaan yang dilontarkan saat penulis mengetengahkan ceramah seputar ibadah yang khusyuk terutama shalat. Intinya, bagaimana bisa meraih khusyuk itu? Apakah manfaat khusyuk selain mendapatkan pahala dari Allah SWT.?
Al-Qur'an banyak menyebut soal shalat khusyuk ini. Seperti dalam QS. Al-Mukminuun: 1-2 ditegaskan,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Qad aflaha almuminoona
Allatheena hum fee salatihim khashiAAoona

Sungguh beruntung orang-orang Mukmin. (Yakni), orang-orang yang dapat mendirikan shalat dengan penuh khusyuk.

Selain itu, dalam ayat lain di Al-Qur'an juga dinyatakan,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
WaistaAAeenoo bialssabri waalssalati wainnaha lakabeeratun illa AAala alkhashiAAeena Allatheena yathunnoona annahum mulaqoo rabbihim waannahum ilayhi rajiAAoona
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, mereka akan menemui Tuhannya, dan mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah: 45-46)

Firman Allah di atas menunjukkan janji dan jaminan Allah mengenai kedudukan sabar dan shalat sebagai penolong kaum Muslimin. Tentu penolong bukan sebatas di akhirat melainkan juga dirasakan di dunia ini.

Penolong dapat berwujud sebagai penyembuh, penawar,atau obat bagi orang yang sakit. Tidak susah melakukannya bagi orang-orang yang khusyuk karena sudah terbiasa bersikap sabar dan mendirikan shalat.

Tentu semua sudah mafhum apabila shalat merupakan salah satu rukun Islam yang berkedudukan ibarat tiang agama. Apabila kita mendirikan shalat, bermakna memperkuat bangunan agama dan sebaliknya, bila meninggalkan shalat, akan meruntuhkan agama ini. Shalat juga dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Mengapa shalat yang dikerjakan dengan khusyuk bisa menjadi obat bagi seseorang? Kalau kita kaji, Sesungguhnya shalat merupakan suatu aktivitas jiwa (soul) yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi transpersonal. Shalat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang dilakukan manusia untuk menemui Allah, Tuhan semesta alam.

Shalat merupakan mi'rajnya kaum Mukmin, sehingga semua beban dalam pikiran dan dada bisa dilepaskan. Dalam shalat seakan-akan kita berhadapan langsung dengan Allah dan "melaporkan" semua permasalahan yang dihadapi.

Shalat dapat menjernihkan jiwa dan mengangkat pelaku shalat tersebut untuk mencapai taraf kesadaran yang lebih tinggi (altered states of consciousness). Shalat juga sebagai pengalaman puncak (peak experience) karena orang tersebut ingin berjumpa dengan Allah yang paling dicintainya.

Seseorang yang yang melakukan shalat dengan tenang dan rileks akan menghasilkan energi tambahan dalam tubuhnya. Dia akan mampu mengembalikan produksi endorfin di otak yang menimbulkan rasa senang dan bahagia. Lihatlah wajah-wajah cerah yang bisa diperoleh ketika shalat bisa tertunaikan dengan baik dan khusyuk.

Dari hasil penelitian juga terungkap shalat mampu menurunkan kadar kortisol dalam darah. Endorfin merupakan neuro transmiter sehingga menimbulkan suatu euforia dan ketagihan. Hal ini juga membangkitkan sistem imun (kekebalan), meningkatkan dan mengaktifkan makrofag, sel NK (natural killer), dan sel-sel lain yang bertanggung jawab terhadap sistem kekebalan tubuh, seperti lekosit dan limfosit.

Lantas, bagaimana kita bisa melaksanakan shalat dengan khusyuk? Merujuk kepada Al-Qur'an, seseorang itu akan memperoleh kebahagiaan kalau dia beriman dan shalatnya khusyuk. Jadi, khusyuk itu merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebahagiaan.

Secara rasional itu dimungkinkan karena dengan khusyuk kita melupakan kegiatan-kegiatan bersifat duniawi yang sering membuat resah dan gelisah. Bahasa anak muda sekarang adalah galau. Shalat membuat kita berkonsentrasi sepenuhnya, sehingga permasalahan bisa dilupakan sejenak.

Apakah shalat khusyuk bisa dipelajari? Ya. Untuk bisa menjalankan shalat dengan khusyuk, kita bisa mempelajari dan melatihnya. Dipelajari dalam arti salah satu cara memperoleh kekhusyukan itu kita harus mengetahui makna dari bacaan shalat. Untuk itu, kita harus belajar.

Kedua, kita mempelajari cara-cara menjalankan shalat sesuai dengan sunah atau ketentuan Rasulullah. Akan tetapi, lebih dari itu adalah tingkat penghayatan sehingga tidak hanya tahu secara fiqh melainkan juga mampu menghayati.

Untuk bisa menghayati ini, perlu riyadah atau pembiasaan/pelatihan. Tidak mungkin baru pertama shalat langsung dapat menjalankan dengan khusyuk. Kita harus berlatih dan memperjuangkan hingga terbiasa dan akhirnya bisa menemukan kekhusyukan itu. 

Wallahu a'lam.***

[Ditulis oleh KH. MIFTAH FARIDL, Ketua Umum MUI Kota Bandung, pembina Yayasan Ad dakwah, dan pembimbing Haji Plus dan Umrah Safari Suci. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Kliwon) 13 September 2012 / 26 Syawal 1433 H pada Kolom "CIKARACAK"]

by
u-must-b-lucky

0 comments: