MEMBEBASKAN DIRI DARI DOSA

Manusia tidak bebas dari dosa, bahkan mungkin gudang dosa, baik dosa kepada Allah SWT. akibat melanggar segala larangan-Nya dan tidak mematuhi perintah-Nya maupun dosa kepada sesama manusia atau dosa "Hak Adami".

Dosa kepada Allah SWT. mudah sekali menghapusnya, yaitu dengan cara bertobat, memohon ampun kepada-Nya seraya menyesali diri telah berbuat dosa dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi.

Imam Al Gazhali menerangkan, Allah SWT. akan mengampuni dosa-dosa orang yang bertobat, asal benar-benar memenuhi syarat-syarat tobat, mulai dari memperteguh niat untuk bertobat hingga kesiapan tidak mengulangi dosa-dosa yang telah ditobati, serta sanggup mencegah dosa-dosa itu muncul kembali, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungannya. Artinya, orang yang sudah bertobat dari segala dosa harus mampu melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran di setiap waktu dan setiap tempat. Tentu saja dengan cara yang bijak, sopan, dan tertib sehingga tidak menimbulkan dosa dan kemungkaran baru, yang akan menggagalkan kebaikan serta nilai tobat terdahulu.

Janji Allah SWT. kepada orang-orang bertobat adalah memberikan ampunan dan melimpahkan kasih sayang-Nya.

وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا
Waman yaAAmal sooan aw yathlim nafsahu thumma yastaghfiri Allaha yajidi Allaha ghafooran raheeman
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa: 110)

Dan Allah SWT. sangat menyukai orang yang bertobat dan yang suci dari segala dosa

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Allathee jaAAala lakumu alarda firashan waalssamaa binaan waanzala mina alssamai maan faakhraja bihi mina alththamarati rizqan lakum fala tajAAaloo lillahi andadan waantum taAAlamoona
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah: 22)

Para ulama sepakat bahwa tobat hukumnya wajib bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan karena merupakan perintah langsung dari Allah SWT.,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
watooboo ila Allahi jameeAAan ayyuha almuminoona laAAallakum tuflihoona
Bertobatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kalian memperoleh keberuntungan. (QS. An-Nuur: 31)

Tobat itu harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Taubatan nasuha.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Ya ayyuha allatheena amanoo tooboo ila Allahi tawbatan nasoohan AAasa rabbukum an yukaffira AAankum sayyiatikum wayudkhilakum jannatin tajree min tahtiha alanharu yawma la yukhzee Allahu alnnabiyya waallatheena amanoo maAAahu nooruhum yasAAa bayna aydeehim wabiaymanihim yaqooloona rabbana atmim lana noorana waighfir lana innaka AAala kulli shayin qadeerun
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim: 8)

Sabda Nabi SAW.,
"Orang yang sudah bertobat, tetapi masih terus berbuat dosa, dianggap memperolok-olokkan ayat-ayat Allah SWT." (HR. Turmudzi)

Menurut Nabi SAW.,
"Orang yang bertobat dengan sebenar-benarnya tobat dikategorikan "kekasih Allah" (attaibu habibullahi). Dan orang yang yang bertobat dari segala dosa, bagaikan orang tak berdosa (wat taibu min dzanbi kaman la dzanbi lahu)."

Kewajiban bertobat harus segera dilaksanakan. Mengingat umur dan kematian tidak dapat diduga. Sangat rugi orang yang mati sebelum bertobat dari dosa-dosanya. Menurut Lukman Al Hakim, dalam rangkaian hikmahnya, mengulur-ulur waktu untuk menunda tobat, mengandung dua bahaya besar.
  • Pertama, makin menumpuknya bintik-bintik keburaman pada hatinya akibat perbuatan maksiat yang terus-menerus sehingga menjadi karat yang sulit dihilangkan.
  • Kedua, kedahuluan sakit atau mati sehingga kehilangan kesempatan untuk menghapus dosa-dosanya itu. Berdasarkan sebuah hadits Nabi SAW., Lukman mengatakan, kebanyakan pekikan pedih penghuni neraka karena mereka mengulur-ulur waktu tobat.
Kewajiban tobat itu berlaku umum bagi seluruh manusia. Artinya, tidak ada yang mendapat kekhususan. Semua tidak terkecuali. Apakah orang-orang yang dikategorikan pendosa yang setiap hari bergelimang perbuatan-perbuatan jahat dan maksiat. Apakah orang-orang yang dikategorikan ahli ibadah yang setiap hari wirid dan dzikir. Semua sama menyandang beban kewajiban bertobat selama masih mengakui beriman kepada Allah SWT. Pengecualian hanya diberikan kepada orang-orang yang tidak beriman.

Bahkan Nabi Muhammad SAW. yang sudah mendapat lisensi maksum (bersih dari dosa), masih juga melaksanakan tobat. Beliau merasa, hatinya masih suka tertutup hawa nafsu sehingga sehari semalam beliau bertobat sebanyak tujuh puluh kali. (HR. Nasai)

Sebagaimana disebutkan di atas, tobat atas dosa manusia kepada Allah SWT., baik dosa yang menyangkut kewajiban (meninggalkan shalat fardhu, shaum Ramadhan, zakat, haji) maupun dosa pelanggaran (meminum alkohol, berjudi, berzina, dan lain-lain), cukup didasari penyesalan dan niat, tekad, serta pelaksanaan tidak akan mengulangi lagi. Kemudian diikuti perbuatan-perbuatan baik dan bajik sebagai kifarat (tebusan) atas dosa-dosa yang telah diperbuat dan tidak akan diperbuat lagi selamanya. Sebab, amal kebajikan menghapus segala kejahatan. (HR. Imam Turmudzi)

Sementara tobat atas dosa yang diperbuat kepada manusia, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, khianat, memalsu, memeras, merampas, melanggar HAM, dan sebagainya, harus didahului permintaan maaf kepada korban, disertai kewajiban mengembalikan semua hak-hak korban yang sudah dirugikan. Setiap jenis dosa diperinci, kemudian ijab (pengakuan) dari pihak pendosa dan kabul (penerimaan) dari pihak korban dosa. Dengan demikian, balungbang timur, panjang jalan sasapuan, caang bulan opat belas, taya gantar kakaitan. Bersih, terang, gamblang, tak ada lagi ganjalan, dan penasaran.

Tegasnya, janganlah yang berdosa hanya mohon maaf, tetapi tidak membeberkan dosa yang dimintakan maaf itu. Akan tetapi, harus dihitung, dibuka, dibeberkan satu per satu, barulah muncul proses maaf-memaafkan.

Jika yang berdosa sudah berusaha memohon maaf dan mengganti hak-hak korban, tetapi korban tidak menerima, tidak mau memaafkan, cukuplah bertawakal kepada Allah dan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin. Demikian pendapat Imam Ghazali.

Setelah melakukan tobat dan melakukan usaha menghindari dosa-dosa besar, kemungkinan berbuat dosa saja terbuka, terutama dosa-dosa kecil yang terasa ataupun tidak. Bagaimanapun manusia yang masih hidup, masih berkomunikasi dengan sesama, pasti akan ada hal-hal yang mengundang dosa. Akan tetapi, diharapkan segera terhapus oleh amal kebajikan dan amal ibadah yang kita perbuat dengan tulus ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT. seraya menjauhi dosa-dosa besar. (Riwayat Ahmad) Yang dimaksud dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh, dan sumpah palsu. (HR. Abdullah bin Amr bin Ash)

Setiap manusia pasti berbuat dosa. Sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang segera bertobat memohon ampunan atas segala dosanya. Yang terbaik di antara manusia adalah setiap orang yang tergoda berbuat dosa, segera bertobat. Hiyarukum kullu mufattanin taubatin.
Semoga Allah SWT. memasukkan kita sekalian kepada golongan orang yang bertobat dan menyucikan diri. Mampu memohon ampunan Allah dan meminta maaf kepada sesama manusia.***

[Ditulis oleh H USEP ROMLI HM., pengasuh Pesantren Anak Asuh Raksa Sarakan, Cibiuk-Garut, pembimbing Haji dan Umrah BPIH Megacitra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pon), 6 September 2012 / 19 Syawal 1433 H. pada Kolom "CIKARACAK"] 

by
u-must-b-lucky

0 comments: