وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, `Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim [14] : 7)
Hidup seperti halnya lautan, ada gelombang dan angin. Musibah dapat menimpa siapa saja, inilah bukti kasih sayang Allah SWT. Allah ingin hamba-Nya kembali dan bertobat di hadapan-Nya lewat apa saja, salah satunya dengan musibah. Musibah ini pun bentuknya bermacam-macam, ada yang berupa kecelakaan, impitan ekonomi, anak-anak yang susah diatur, bahkan musibah yang berbentuk kenikmatan.
Wanita yang bertakwa, yang mendambakan cita-cita bahagia di dunia dan di akhirat, sepatutnya bersabar dalam segala urusannya di dunia. Bersabar atas segala gangguan dan cobaan yang menimpa dirinya, hartanya, anaknya, maupun agamanya untuk meraih kebahagiaan di surga.
Sikap sabar berbanding lurus dengan keyakinan kita kepada Allah. Orang yang sedang ditimpa musibah, hendaklah yakin bahwa semuanya terjadi karena izin Allah. Wanita yang beriman selalu yakin bahwa apa pun yang terjadi, mutlak karena izin Allah. Sebagai makhluk, kita tinggal menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi tanpa izin Allah.
Jika seorang wanita meyakini adanya balasan dan pahala besar di sisi Allah atas ujian yang menimpanya, hal itu akan meringankan pahitnya musibah yang terjadi. Setiap kali keyakinan itu menguat, pahitnya musibah akan berkurang. Sesungguhnya musibah yang menimpa seorang wanita adalah datang dari Allah, dan Allah-lah yang akan mengeluarkan kita dari musibah itu. Seorang wanita yang ditimpa musibah tidak akan mampu bertindak sendiri dalam mendapatkan kemaslahatan dan menolak bahaya. Satu-satunya cara yang bisa menolongnya untuk mendapatkan kemaslahatan adalah dengan pertolongan Allah.
Kebalikan dari sikap sabar adalah sikap putus asa. Dalam menyelesaikan sebuah urusan tidak lepas dari bisikan baik dan buruk. Bisikan baik datang dari malaikat yang senantiasa membisikkan kebaikan, misalnya selalu bersabar apabila ditimpa musibah. Sebaliknya, bisikan buruk berasal dari setan yang selalu menggelincirkan manusia yang tertimpa musibah, di antaranya dengan sikap putus asa. Inilah sikap yang harus selalu kita jauhi. Sikap ini bersumber dari kurangnya iman seseorang. Terkadang, banyak wanita yang menyalahkan Allah dan menganggap-Nya tidak adil karena menjadikan dirinya terus berada dalam kesulitan. Sementara ia mengesampingkan berjuta-juta kenikmatan yang Allah berikan.
Sahabat, sejenak, mari kita merenung dan bertafakur. Ketika becermin, betapa sempurna Allah menciptakan indahnya fisik kita, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Subhanallah. Mata ini masih bisa berkedip, lidah masih bisa merasa, dan jantung masih bisa berdetak. Mari kita menenggelamkan diri dalam rasa syukur yang tiada akhir, termasuk setiap kali bertemu dengan orang yang memberi salam, bersyukur bahwa kita sedang didoakan. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan untuk kita.
Syukur terhadap nikmat yang Allah berikan bisa dalam bentuk menjauhi maksiat, memelihara dan menjaga pemberian Allah, misalnya berolah raga untuk menjaga stamina tubuh dan menjaga pola makan. Jangan sekali-kali menggunakan kedua mata ini untuk menarik perhatian pria yang bukan muhrim karena bisa mendatangkan murka Allah. Jangan melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang tidak disukai Allah, yaitu tempat maksiat yang di dalamnya terdapat kegiatan yang tidak diridai Allah.
Sahabat pembaca, memang ada banyak persoalan yang menghadang di depan kita, entah itu masalah pribadi, keluarga, ataupun yang lebih luas dari itu. Sebanding dengan banyaknya masalah, banyak pula cara yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikannya. Bisa mengandalkan kecerdasan akal, kemampuan fisik, harta kekayaan, sanak saudara, atau teman-teman. Namun, tidak ada yang paling ampuh selain pertolongan Allah karena tidak ada satu pun masalah yang terjadi, kecuali atas izin-Nya. Semuanya ada dalam genggaman Allah. Jika demikian, alangkah mudahnya bagi Allah untuk membuka jalan kemudahan bagi siapa pun yang ditimpa masalah.
Oleh karena itu, masalah terbesar dalam hidup adalah saat kita tidak mendapatkan pertolongan Allah. Seberat apa pun persoalan, akan menjadi ringan apabila ditolong Allah. Pertolongan Allah tidak akan datang bagi seseorang yang tidak mau berikhtiar sebagai jalan mencapai sebuah kesuksesan. Setiap mahasiswa atau pelajar yang ingin lulus dalam ujian, tentu harus diiringi dengan upaya belajar dengan baik, begitupun saat kita dirundung masalah terlilit utang. Keinginan untuk memperoleh rezeki yang banyak agar dapat melunasi utang-utangnya, harus diiringi dengan sikap ulet, bekerja keras, disiplin, dan profesional.
Hal yang harus selalu kita ingat bahwa pertolongan Allah tidak selalu datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa saja Allah memberikan pertolongan dalam bentuk yang tidak kita inginkan atau sebaliknya. Yakinlah bahwa apa pun yang ada dan terjadi pada diri kita adalah yang terbaik dan merupakan awal dari sesuatu yang baik.
Lakukanlah selalu hal-hal positif dan bermanfaat yang merupakan bentuk syukur kita kepada Allah. Jika kita pandai bersyukur, niscaya Allah akan selalu menambah nikmat-Nya. Wallahualam.***
[Ditulis Oleh Hj. NINIH MUTHMAINNAH, tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Kliwon) 14 Oktober 2010 pada Kolom "CIKARACAK"]
Hidup seperti halnya lautan, ada gelombang dan angin. Musibah dapat menimpa siapa saja, inilah bukti kasih sayang Allah SWT. Allah ingin hamba-Nya kembali dan bertobat di hadapan-Nya lewat apa saja, salah satunya dengan musibah. Musibah ini pun bentuknya bermacam-macam, ada yang berupa kecelakaan, impitan ekonomi, anak-anak yang susah diatur, bahkan musibah yang berbentuk kenikmatan.
Wanita yang bertakwa, yang mendambakan cita-cita bahagia di dunia dan di akhirat, sepatutnya bersabar dalam segala urusannya di dunia. Bersabar atas segala gangguan dan cobaan yang menimpa dirinya, hartanya, anaknya, maupun agamanya untuk meraih kebahagiaan di surga.
Sikap sabar berbanding lurus dengan keyakinan kita kepada Allah. Orang yang sedang ditimpa musibah, hendaklah yakin bahwa semuanya terjadi karena izin Allah. Wanita yang beriman selalu yakin bahwa apa pun yang terjadi, mutlak karena izin Allah. Sebagai makhluk, kita tinggal menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi tanpa izin Allah.
Jika seorang wanita meyakini adanya balasan dan pahala besar di sisi Allah atas ujian yang menimpanya, hal itu akan meringankan pahitnya musibah yang terjadi. Setiap kali keyakinan itu menguat, pahitnya musibah akan berkurang. Sesungguhnya musibah yang menimpa seorang wanita adalah datang dari Allah, dan Allah-lah yang akan mengeluarkan kita dari musibah itu. Seorang wanita yang ditimpa musibah tidak akan mampu bertindak sendiri dalam mendapatkan kemaslahatan dan menolak bahaya. Satu-satunya cara yang bisa menolongnya untuk mendapatkan kemaslahatan adalah dengan pertolongan Allah.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah [2] : 45)Kebalikan dari sikap sabar adalah sikap putus asa. Dalam menyelesaikan sebuah urusan tidak lepas dari bisikan baik dan buruk. Bisikan baik datang dari malaikat yang senantiasa membisikkan kebaikan, misalnya selalu bersabar apabila ditimpa musibah. Sebaliknya, bisikan buruk berasal dari setan yang selalu menggelincirkan manusia yang tertimpa musibah, di antaranya dengan sikap putus asa. Inilah sikap yang harus selalu kita jauhi. Sikap ini bersumber dari kurangnya iman seseorang. Terkadang, banyak wanita yang menyalahkan Allah dan menganggap-Nya tidak adil karena menjadikan dirinya terus berada dalam kesulitan. Sementara ia mengesampingkan berjuta-juta kenikmatan yang Allah berikan.
Sahabat, sejenak, mari kita merenung dan bertafakur. Ketika becermin, betapa sempurna Allah menciptakan indahnya fisik kita, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Subhanallah. Mata ini masih bisa berkedip, lidah masih bisa merasa, dan jantung masih bisa berdetak. Mari kita menenggelamkan diri dalam rasa syukur yang tiada akhir, termasuk setiap kali bertemu dengan orang yang memberi salam, bersyukur bahwa kita sedang didoakan. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan untuk kita.
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?" (QS. Ar-Rahman [55] : 21)Syukur terhadap nikmat yang Allah berikan bisa dalam bentuk menjauhi maksiat, memelihara dan menjaga pemberian Allah, misalnya berolah raga untuk menjaga stamina tubuh dan menjaga pola makan. Jangan sekali-kali menggunakan kedua mata ini untuk menarik perhatian pria yang bukan muhrim karena bisa mendatangkan murka Allah. Jangan melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang tidak disukai Allah, yaitu tempat maksiat yang di dalamnya terdapat kegiatan yang tidak diridai Allah.
Sahabat pembaca, memang ada banyak persoalan yang menghadang di depan kita, entah itu masalah pribadi, keluarga, ataupun yang lebih luas dari itu. Sebanding dengan banyaknya masalah, banyak pula cara yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikannya. Bisa mengandalkan kecerdasan akal, kemampuan fisik, harta kekayaan, sanak saudara, atau teman-teman. Namun, tidak ada yang paling ampuh selain pertolongan Allah karena tidak ada satu pun masalah yang terjadi, kecuali atas izin-Nya. Semuanya ada dalam genggaman Allah. Jika demikian, alangkah mudahnya bagi Allah untuk membuka jalan kemudahan bagi siapa pun yang ditimpa masalah.
Oleh karena itu, masalah terbesar dalam hidup adalah saat kita tidak mendapatkan pertolongan Allah. Seberat apa pun persoalan, akan menjadi ringan apabila ditolong Allah. Pertolongan Allah tidak akan datang bagi seseorang yang tidak mau berikhtiar sebagai jalan mencapai sebuah kesuksesan. Setiap mahasiswa atau pelajar yang ingin lulus dalam ujian, tentu harus diiringi dengan upaya belajar dengan baik, begitupun saat kita dirundung masalah terlilit utang. Keinginan untuk memperoleh rezeki yang banyak agar dapat melunasi utang-utangnya, harus diiringi dengan sikap ulet, bekerja keras, disiplin, dan profesional.
Hal yang harus selalu kita ingat bahwa pertolongan Allah tidak selalu datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa saja Allah memberikan pertolongan dalam bentuk yang tidak kita inginkan atau sebaliknya. Yakinlah bahwa apa pun yang ada dan terjadi pada diri kita adalah yang terbaik dan merupakan awal dari sesuatu yang baik.
Lakukanlah selalu hal-hal positif dan bermanfaat yang merupakan bentuk syukur kita kepada Allah. Jika kita pandai bersyukur, niscaya Allah akan selalu menambah nikmat-Nya. Wallahualam.***
[Ditulis Oleh Hj. NINIH MUTHMAINNAH, tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Kliwon) 14 Oktober 2010 pada Kolom "CIKARACAK"]
0 comments:
Post a Comment