Pada umumnya kita beragama tidak berawal dari usaha yang serius, melainkan karena pembiasaan yang diajarkan orang tua kita. Setelah terbiasa baru kita mulai mempelajari apa-apa yang telah kita biasakan itu, terutama thaharah dan shalat, sehingga kita tahu thaharah dan shalat yang benar, Kalau dalam thaharah dan shalat kita sudah sesuai dengan ketentuan yang seharusnya, maka dalam kedua hal itu kita telah soleh. Kalau kita tidak tahu apakah thaharah kita dan shalat kita itu benar atau tidak, maka kita juga tidak tahu apakah kita soleh atau tidak.
Celakanya amal tanpa ilmu tidak akan diterima oleh Allah, sehingga kalaupun thaharah dan shalat kita benar, tapi tanpa berlandaskan ajaran yang sebenarnya, maka amalan kita tidak berharga. Demikian juga dalam membaca Al-Qur'an, berpuasa, bergaul, dan kegiatan harian lainnya. Sungguh beruntung orang yang pernah dipaksa membiasakan hal-hal yang baik sejak kecil dan mau mengikutinya. Namun, kalau dulu seseorang belum pernah dipaksa membiasakan kebaikan, mulai sekarang juga sangat terbuka baginya memulai kebiasaan baik itu.
Memang kebiasaan baik itu harus dimulai dengan segera, dimengerti, lalu dilanjutkan, kemudian dipertahankan. Semua orang soleh berawal dari kebiasaan, lalu memahami, lalu menyukai. Tidak ada kesolehan yang instan atau secara tiba-tiba.
Ini pelajaran bagi semua. Orang tua yang menginginkan anak soleh, harus membiasakan anaknya dengan kebaikan sejak kecil. Hendaklah ia mendidik anak-anaknya dengan membiasakan mereka dengan hal-hal yang baik sejak usia dini dan diiringi dengan memberikan teladan yang baik pada mereka. Pembiasaan sejak kecil jauh lebih mudah daripada pembiasaan yang dimulai setelah besar atau dewasa.
Kelebihan seseorang yang memiliki anak soleh adalah seperti yg terdapat dalam salah satu hadits,
Dari hadits tersebut di atas dijelaskan, bahwa sosok anak soleh adalah tabungan hari esok dari para orang tua disamping sodaqoh jariyah serta ilmu yang bermanfaat.
Kesolehan merupakan potensi spiritual dan berkenaan dengan jiwa dan mental. Oleh karena itu untuk membentuk anak soleh selain dengan upaya lahiriah membiasakannya sejak dini untuk melakukan hal-hal yang baik, juga perlu disertai upaya batiniah dengan memohon kepada Allah SWT. agar anak dan anggota keluarga lainnya diberikan hidayah hingga menjadi orang yang soleh.
Para Nabi dan Rasul banyak memberi contoh. Di antara doa-doa dimaksud adalah,
Oleh karena itu setiap orang soleh adalah orang-orang yang telah dapat mengatasi rintangan atau halangan tersebut di atas.
Apakah kita termasuk dalam golongan orang soleh ?
Wallahu a'lam bishowab.
[Sumber : Bulletin Dakwah dan Ta'lim "AD-DIROYAH" Edisi 3 Th 2011]
by
Celakanya amal tanpa ilmu tidak akan diterima oleh Allah, sehingga kalaupun thaharah dan shalat kita benar, tapi tanpa berlandaskan ajaran yang sebenarnya, maka amalan kita tidak berharga. Demikian juga dalam membaca Al-Qur'an, berpuasa, bergaul, dan kegiatan harian lainnya. Sungguh beruntung orang yang pernah dipaksa membiasakan hal-hal yang baik sejak kecil dan mau mengikutinya. Namun, kalau dulu seseorang belum pernah dipaksa membiasakan kebaikan, mulai sekarang juga sangat terbuka baginya memulai kebiasaan baik itu.
Memang kebiasaan baik itu harus dimulai dengan segera, dimengerti, lalu dilanjutkan, kemudian dipertahankan. Semua orang soleh berawal dari kebiasaan, lalu memahami, lalu menyukai. Tidak ada kesolehan yang instan atau secara tiba-tiba.
Ini pelajaran bagi semua. Orang tua yang menginginkan anak soleh, harus membiasakan anaknya dengan kebaikan sejak kecil. Hendaklah ia mendidik anak-anaknya dengan membiasakan mereka dengan hal-hal yang baik sejak usia dini dan diiringi dengan memberikan teladan yang baik pada mereka. Pembiasaan sejak kecil jauh lebih mudah daripada pembiasaan yang dimulai setelah besar atau dewasa.
Kelebihan seseorang yang memiliki anak soleh adalah seperti yg terdapat dalam salah satu hadits,
Dari Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali dari tiga jalur yaitu : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakannya." (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut di atas dijelaskan, bahwa sosok anak soleh adalah tabungan hari esok dari para orang tua disamping sodaqoh jariyah serta ilmu yang bermanfaat.
Kesolehan merupakan potensi spiritual dan berkenaan dengan jiwa dan mental. Oleh karena itu untuk membentuk anak soleh selain dengan upaya lahiriah membiasakannya sejak dini untuk melakukan hal-hal yang baik, juga perlu disertai upaya batiniah dengan memohon kepada Allah SWT. agar anak dan anggota keluarga lainnya diberikan hidayah hingga menjadi orang yang soleh.
Para Nabi dan Rasul banyak memberi contoh. Di antara doa-doa dimaksud adalah,
- Doa Nabi Zakaria AS. :رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِRobbi hab lii milladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka samii'ud du'aaWahai Tuhanku, berikanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik, sesungguhnya (Engkau) Maha Mendengar permohonan. (QS. Ali Imran : 38)
- Doa Nabi Ibrahim AS. :رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَRobbi hab lii minash shoolihiinWahai Tuhanku, berikanlah kepadaku anak yang termasuk orang-orang soleh. (QS. As-Saaffaat : 100)
- Doa 'ibaadurrahmaan :رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًاRobbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriiyyaatinaa qurrota a'yuniw waj'alnaa lil muttaqiina imaamaaWahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami di antara istri-istri kami dan anak cucu kami menyejukkan penglihatan dan jadikanlah kami sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqon : 74)
- Doa Nabi Sulaiman AS. :رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَRobbiauzi' nii an asykuro ni'matakal latii an'amta 'alayya wa'alaa waalidayya wa an a'mala shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii 'ibaadikash shoolihiinWahai Tuhanku, ajarkanlah kepadaku agar aku bisa mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku bisa melakukan amal soleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang shalih dengan kasih sayang-Mu. (QS. An-Naml : 19)
- Doa yang sebaiknya dibacakan oleh orang yang memasuki usia 40 tahun :رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَRobbiauzi' nii an asykuro ni'matakal latii an'amta 'alayya wa 'alaa waalidayya wa an a'mala shoolihan tardhoohu wa ashlih lii fii dzurriyyatii innii tubtu ilaika wa innii minal muslimiinWahai Tuhanku, ajarkanlah kepadaku agar aku bisa mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku bisa melakukan amal soleh yang Engkau ridhai dan solehkanlah anak cucuku, sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (QS. Al-Ahqaf : 15)
Lau la khamsu khishaalin lakaanan naasu kulluhum shaalihiin : Al-qanaa'atu bil jahli, Asy-syuhhu bil fadhli, Ar-riyaa'u bil amal, Hubbud dun-yaa, Al-i'jaabu bir ra'yi.
Sekiranya tidak ada lima hal (berikut) niscaya seluruh umat manusia menjadi orang-orang soleh, yaitu : Puas dengan kebodohan diri, Pelit terhadap kelebihan yang dimiliki, Riya' dalam beramal, Terlalu cinta dunia, Bangga terhadap pendapatnya sendiri. (Nashha'ih al-'ibaad, hal. 78)
Oleh karena itu setiap orang soleh adalah orang-orang yang telah dapat mengatasi rintangan atau halangan tersebut di atas.
Apakah kita termasuk dalam golongan orang soleh ?
Wallahu a'lam bishowab.
[Sumber : Bulletin Dakwah dan Ta'lim "AD-DIROYAH" Edisi 3 Th 2011]
by
0 comments:
Post a Comment