Pernahkah kita merenung, sudah berapa kali kita menangis karena takut pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa ngeri ketika ingat neraka-Nya atau terkenang dengan bertumpuk-tumpuknya dosa yang pernah kita lakukan ? Sudah berapa kali shalat yang kita kerjakan begitu kita nikmati karena kita bisa merenungi makna-makna ayat-ayat Al-Qur’an yang kita baca ?
Itu tentu sangat sulit……, mungkin seperti itu jawaban sebagian dari kita. Pernahkah kita berfikir apa yang menjadi sebab hal itu. Penyebabnya tidak lain adalah bekunya hati kita yang menyebabkan kita sulit untuk menangis serta tidak bisa khusu' dalam shalat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab kebekuan hati yang kita alami. Sehingga jika kita sudah mengetahui penyebabnya, kita bisa memberikan terapi hati kita yang sudah terlanjur beku tersebut.
Bergaul yang tidak Berfaedah
Teman punya pengaruh yang signifikan pada diri kita. Dia akan memberikan warna dalam kepribadian kita. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam memberi perumpamaan. Teman yang tidak baik itu seperti Pandai Besi, andai tidak terbakarpun, minimal kita, yang mau tidak mau pasti mendapatkan udara yang panas. Karena itu kita harus mampu mengendalikan diri dengan baik agar tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak bermanfaat.
Berbicara Yang tidak Perlu
Sering sekali kita membicarakan hal-hal yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya, baik untuk dunia maupun akhirat kita. Hati-hati dengan lisan kita, salah omong urusannya bakalan jadi rumit. Apakah kita lupa bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan lidah hanya satu dan telinga ada dua, dengan tujuan yaitu supaya kita lebih banyak diam untuk mendengar daripada bicara.
Namun kita sangat sering melupakan hal ini apalagi kalau sedang asyik berbicara, kita lupa untuk mendengar. Jadi perlu pengendalian lisan agar tidak percuma dan sia-sia. Karena itu kebiasaan ghibah / gossip mesti dihilangkan…
Memandang Yang tidak Perlu
Tidak mengatur pandangan yang kita lakukan akan menimbulkan tiga dampak negatif yaitu; Terkena panah Iblis yang beracun. Oleh karena itu Nabi menyatakan,
Setan masuk seiring pandangan untuk menyalakan api syahwat. Membuat hati lupa dan menyibukkannya sehingga terjerumus ke dalam mengikuti hawa nafsu dan kelalaian.
Berlebih-lebihan dalam Makan
Imam Syafi’i rahimahulloh mengatakan :
Sehingga makan itu sekedarnya saja, kalau bisa jangan sampai kekenyangan. Tidak sehat dan membuat malas.
Tidur yang Berlebihan
Coba kita renungkan komentar Nabi shalallahu’alaihi wa salam tentang orang yang tidur satu malam penuh, bangun-bangun sudah pagi tanpa shalat malam,
Menghina Ulama
“Daging para ulama itu beracun”, demikian pesan para ulama kita. Terlebih lagi bila kita menghina dan menggunjingkan mereka karena karena ilmu syar’i yang mereka miliki. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dalam hal ini.
Tidak Membaca Al Qur’an dengan Merenungi Maknanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Orang yang tidak merenungi ayat – ayat Al Qur’an tidak hanya satu atau dua gembok yang mengunci hatinya ? Bahkan dalam hati tersebut terdapat banyak gembok.
Tidak Merenungi Kematian, Alam Kubur, Surga, dan Neraka
Mengapa ? Karena mengingat mati adalah mesin penggerak untuk beramal shalih yang ada dalam diri orang beriman.
Tidak Mengkaji Kehidupan Umat Terdahulu Yang Sholeh (Sahabat dan 2 Generasi Setelahnya)
Mereka merupakan manusia terbaik yang dekat dengan masa kenabian. Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri mereka. Lihatlah kekhusyu’an mereka dalam shalat, shalat malam mereka, shalat berjamaah mereka, bhakti mereka kepada orang tua, zuhud mereka, antusias mereka dalam mencari ilmu, dan sebagainya. “Siapakah kita dibandingkan mereka ?” Itulah kesimpulannya. Karena kurang mengetahui kehidupan mereka, maka hati kita jadi keras, sombong, ujub, sudah merasa beramal dan berjasa besar terhadap Islam.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencairkan hati ini yang mulai membeku, meneguhkan hati ini atas agama-Mu dan mengarahkan hati ini pula untuk selalu taat pada-Mu karena Engkaulah yang mengendalikan hati ini.
Wallahu a’lam.
(Rujukan : Tazkiyatun Nufus, dll. Sumber tulisan dari : http://myqalbu.wordpress.com/ dan http://nursajidalillah.blogspot.com/)
by
Itu tentu sangat sulit……, mungkin seperti itu jawaban sebagian dari kita. Pernahkah kita berfikir apa yang menjadi sebab hal itu. Penyebabnya tidak lain adalah bekunya hati kita yang menyebabkan kita sulit untuk menangis serta tidak bisa khusu' dalam shalat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab kebekuan hati yang kita alami. Sehingga jika kita sudah mengetahui penyebabnya, kita bisa memberikan terapi hati kita yang sudah terlanjur beku tersebut.
Bergaul yang tidak Berfaedah
Teman punya pengaruh yang signifikan pada diri kita. Dia akan memberikan warna dalam kepribadian kita. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam memberi perumpamaan. Teman yang tidak baik itu seperti Pandai Besi, andai tidak terbakarpun, minimal kita, yang mau tidak mau pasti mendapatkan udara yang panas. Karena itu kita harus mampu mengendalikan diri dengan baik agar tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak bermanfaat.
Berbicara Yang tidak Perlu
Sering sekali kita membicarakan hal-hal yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya, baik untuk dunia maupun akhirat kita. Hati-hati dengan lisan kita, salah omong urusannya bakalan jadi rumit. Apakah kita lupa bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan lidah hanya satu dan telinga ada dua, dengan tujuan yaitu supaya kita lebih banyak diam untuk mendengar daripada bicara.
Namun kita sangat sering melupakan hal ini apalagi kalau sedang asyik berbicara, kita lupa untuk mendengar. Jadi perlu pengendalian lisan agar tidak percuma dan sia-sia. Karena itu kebiasaan ghibah / gossip mesti dihilangkan…
Memandang Yang tidak Perlu
Tidak mengatur pandangan yang kita lakukan akan menimbulkan tiga dampak negatif yaitu; Terkena panah Iblis yang beracun. Oleh karena itu Nabi menyatakan,
Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. (HR. Ahmad)
Setan masuk seiring pandangan untuk menyalakan api syahwat. Membuat hati lupa dan menyibukkannya sehingga terjerumus ke dalam mengikuti hawa nafsu dan kelalaian.
Berlebih-lebihan dalam Makan
Imam Syafi’i rahimahulloh mengatakan :
Selama 16 tahun aku hanya pernah kenyang sekali saja, yang akhirnya kumuntahkan. Karena kenyang itu membuat badan terasa berat, hati menjadi keras, kepandaian menjadi hilang, menyebabkan ngantuk dan membuat orang loyo dalam beribadah. (diwan Imam Syafi’I hal. 14)
Sehingga makan itu sekedarnya saja, kalau bisa jangan sampai kekenyangan. Tidak sehat dan membuat malas.
Tidur yang Berlebihan
Coba kita renungkan komentar Nabi shalallahu’alaihi wa salam tentang orang yang tidur satu malam penuh, bangun-bangun sudah pagi tanpa shalat malam,
Itulah orang yang telinganya atau kedua telinganya dikencingi syetan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Menghina Ulama
“Daging para ulama itu beracun”, demikian pesan para ulama kita. Terlebih lagi bila kita menghina dan menggunjingkan mereka karena karena ilmu syar’i yang mereka miliki. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dalam hal ini.
Tidak Membaca Al Qur’an dengan Merenungi Maknanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci ? (QS. Muhammad : 24)
Orang yang tidak merenungi ayat – ayat Al Qur’an tidak hanya satu atau dua gembok yang mengunci hatinya ? Bahkan dalam hati tersebut terdapat banyak gembok.
Tidak Merenungi Kematian, Alam Kubur, Surga, dan Neraka
Nabi memerintahkan kita untuk berziarah kubur, agar kita teringat akan akhirat. Nabi juga memerintahkan untuk banyak mengingat kematian yang merupakan penghancur kesenangan hidup. (HR. Abu Daud)
Mengapa ? Karena mengingat mati adalah mesin penggerak untuk beramal shalih yang ada dalam diri orang beriman.
Tidak Mengkaji Kehidupan Umat Terdahulu Yang Sholeh (Sahabat dan 2 Generasi Setelahnya)
Mereka merupakan manusia terbaik yang dekat dengan masa kenabian. Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri mereka. Lihatlah kekhusyu’an mereka dalam shalat, shalat malam mereka, shalat berjamaah mereka, bhakti mereka kepada orang tua, zuhud mereka, antusias mereka dalam mencari ilmu, dan sebagainya. “Siapakah kita dibandingkan mereka ?” Itulah kesimpulannya. Karena kurang mengetahui kehidupan mereka, maka hati kita jadi keras, sombong, ujub, sudah merasa beramal dan berjasa besar terhadap Islam.
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu. (HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792)
يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik
Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepada-Mu. (HR. Muslim no. 2654)
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika
Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu. (HR. Muslim)
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). (QS. Ali Imran : 7)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencairkan hati ini yang mulai membeku, meneguhkan hati ini atas agama-Mu dan mengarahkan hati ini pula untuk selalu taat pada-Mu karena Engkaulah yang mengendalikan hati ini.
Wallahu a’lam.
(Rujukan : Tazkiyatun Nufus, dll. Sumber tulisan dari : http://myqalbu.wordpress.com/ dan http://nursajidalillah.blogspot.com/)
by
0 comments:
Post a Comment