TAFSIR QS. AN-NABA' (78) AYAT 31-37

  • Ayat 31 : "Inna lilmuttaqîna mafâzâ" : Sesungguhnya oraang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan.
  • Ayat 32 : "Chadâ-iqa wa a'nâbâ" : (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur.
  • Ayat 33 : "Wakawâ'iba atrâbâ" : dan gadis-gadis remaja yang sebaya,
  • Ayat 34 : "Waka-san dihâqâ" : dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
  • Ayat 35 : "Lâ yasma'ûna fîhâ laghwaw walâ kidhdhâbâ" : Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.
  • Ayat 36 : "Jazâ-am mir rabbika 'athâ-an chisâbâ" : Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,
  • Ayat 37 : "Rabbis ssamâwâti wal-ardhi wamâ baynahumâr rrachmâni lâ yamlikûna minhu khithâbâ" : Tuhan Yang Memelihara Langit dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan dia.
Allah SWT. disini menjelaskan, untuk mutaqeen Dia akan mengkaruniakan.. surga/kebun dan estat anggur, dan dara dewasa …secangkir penuh minuman…sebuah hadiah dari Tuhanmu dan banyak hadiah terhitung …amalan.”

Dan Dia menjelaskan hadiah, “surga/kebun dan estat anggur.” Dan kami telah menjelaskan itu. Mari kita melihat dari sudut pandang yang berbeda terhadap makna dari “Aku memberimu kebun/surga dan estat anggur dan Aku mengawinkan kamu kepada dara dewasa yang paling cantik dan Aku memberimu secangkir penuh anggur, yang tidak akan memabukkan kamu sehingga kamu tidak akan berbicara buruk atau berbuat hal yang buruk.”

Dikatakan oleh mereka yang siddiq dan haqq, in tawilaat an-najmiyya min al-khawwas, “Inna lilmuttaqîna” menggambarkan mutaqeen itu artinya mereka yang berusaha menghancurkan ego gelap mereka.

Untuk menjadi mutaqeen berarti kita harus bertempur terhadap diri kita sendiri, dan empat (4) musuh, yaitu nafs, dunia, hawa, shaytan.

Mereka yang berjuang melawan kejahatan tadi, membuka tabir dan membawa diri mereka menuju sebuah hadiah / pahala kemenangan (mafaaza). Karena mereka mutaqeen, Allah menghadiahi mereka, dengan apa ? Sesuatu yang tidak dapat digambarkan. Itu disebutkan sebagai kebun / surga dan estat anggur. Namun makna ruhaniahnya adalah kebun ilmu dan Marifat.

Ketika kita menyatakan bhwa kita memiliki sebuah kebun bunga atau kebun buah. Itu artinya kita memiliki bunga / buah yang tidak terbatas. Jika kita memiliki sebuah kebun dengan hanya satu varietas saja tentu membosankan dan tidak menarik. Maka maknanya disini diartikan sebuah kebun dari cahaya barakah dari asma’ul husna Allah, yang menjadi sebuah pelangi warna warni di dalam qalbu dan dia dapat bergerak melintasi warna-warni tadi dan setiap warna mewakili sebuah samudera ilmu. Kita tahu warna mulai dari putih hingga hitam, terdapat samudera ilmu yang kita tak dapat menghitungnya. Itu artinya Allah akan mendadani diri kita dengan asma Nya yang indah seperti kita berbusana pelangi. Ketika Dia menganugerahkan itu dan mengisi dengan itu, itu berarti kita berhasil (successful).

Kita telah meraih keindahan dan keagungan dan busana lain yang dianugerahkan Allah. Busana (attributes) itu adalah seumpama kebun. Kebun–kebun tadi adalah seperti kebun qalbu. Qalbu menjadi kebun yang mengangkat dirinya dari koneksi duniawi dan mengangkatnya ke koneksi langit (surgawi). Bila kamu diangkat ke langit, koneksi / hubungan menjadi lain dari hubungan dunia. Bila kamu tersambung ke langit, Allah akan mengisi qalbu kita dengan kebun anggur dan pohon yang penuh dengan ilmu, yang akan selalu tegak.

Itu artinya kita akan selalu terangkat (ascending) dalam ilmu, terus menerus meningkat dalam ilmu. Ketika kita meningkat dalam hadhirat ilahi, maka kita menjadi lebih tahu dan lebih tahu lagi akan kebesaran Tuhan. Ketika kita naik, Tuhan akan menambah dan selagi itu bertambah, kamu menjadi seperti seseorang yang minum dari pabrik anggur cinta.

Bila di dunia seseorang jatuh cinta, mereka tenggelam dan menjadi mabuk. Itu adalah sebuah perumpamaan (metaphora) untuk menggambarkan kemurnian cintamu, ketika Dia menaikkan dirimu kepada cinta yang demikian. Kita tak dapat lagi melihat siapapun selain Hadhirat Ilahi.
Pada saat itu kita akan diberi kawâ'iba atrâbâ. Dalam makna spiritual itu artinya Lataif. Kita dapat naik dari satu lapisan ke lapisan Lataif lainnya, titik di dalam dada kamu. Itulah sebabnya banyak orang spiritual dan sufi menggunakan Lataif ini untuk naik atau dibukakan bagi mereka 7 (Tujuh) lapisan itu. Setiap lapisan menggambarkan sebuah langit sampai kita mencapai setiap langit nya. Rahasia dari setiap langit akan diwariskan kepada kita dari ilmu yang diberikan Allah kepada Nabi dari ulum al-awwaleen wal-aakhireen.

Bila qalbu kita menjadi terinspirasi dengan 7 (tujuh) langit dan Lataif ini, kita akan diberikan secangkir penuh dengan Cinta Allah. Pada saat itu segala sesuatu akan menghilang bahkan kamu tidak tahu dirimu sendiri. Pada saat itu "ilahi anta maqsudi wa ridaka matlubi." (Engkau yang saya maksud dan ridha Mu yang saya dambakan.) Tak ada apapun pada saat seperti itu. Itu akan dikaruniakan kepadamu. Cangkir itu akan penuh dengan cinta ilmu dan ma`rifat.

Pada saat itu kita tak akan mendengar bisikan duniawi dalam telinga kita. Tidak ada lagi kecintaan kepada dunia atau kesenangannya, kekayaannya atau apapun yang terkait dengan dunia. Hanya cinta kita utuh untuk Allah dan ridha Nya. Pada saat itu menjadi tak berarti cinta manusia terhadap rumah mereka, bagaimana menghiasinya, anak anak mereka, berapa mobil yang mereka miliki, berapa banyak permata mutu manikam yang mereka miliki, dan seterusnya. Ketika kamu membangun cinta untuk Allah, maka cinta seperti itu tadi tidak lagi hadir.

Bila kita memiliki secangkir penuh dengan cinta Allah, maka kita tak dapat mengisi apa-apa lagi ke dalamnya, itu telah sempurna, segala sesuatu lainnya akan mengalir keluar. Seperti halnya bulan purnama yang sempurna. Pada saat itu kita tidak mendengar lagi gosip shaytan.

Memahami Iluhiyya Dia dan Dia adalah Pemilik Quwwah, kita akan mewarisi rahasia Qul Audhu bi-rabb in-nass, ilahi nass, … dari gosip perusuh, dari gosip yang mereka buat. Pada saat itu tidak terdapat kesempatan untuk gosip memasuki hati kita, akan hilang. Karena kita mencari pelindung terdapat shaytan.

Dan ini adalah Jazâ-am mir rabbika 'athâ-an chisâbâ. Allah mengkaruniakan itu kepada kita karena itu adalah yang kita minta dan Dia memberikan. Kita akan diangkat dari api dunia ini. Meskipun kita tidak merasa secara fisik panasnya dunia, di Akhirat jika Allah tidak memerintahkan ‘bardan wa salaman’ bagi kita, sebagaimana Dia memerintahkan itu dingin dan aman untuk Ibrahim (as), dan jika Dia menginginkannya itu akan membeku sempurna, kemudian kita tidak merasa panasnya di dalam kuburan dan tidak merasa panas dunia pada Hari Pengadilan.

Allah akan mengangkat kita dan menyelamatkan kita dari panasnya dunia yang akan terasa seperti api. Dia akan menganugerahkan kita perpisahan dari panasnya dunia kepada surga di Akhirat. Dan dikatakan bahwa kawâ'iba, adalah sesuatu yang terproyeksi dari tubuh atau itu memiliki bentuk yang menonjol, seperti gambaran “berdada penuh”. Dalam interpretasi dari asma’ul usna dan attribut(busana), apapun yang keluar dari mereka tentang ilmu dan ma`rifat itu artinya apa-apa yang tersembunyi, dan kita menjadi matang menerimanya, seperti seorang gadis tanpa dada, dan ketika dia tumbuh dewasa, dadanya membentuk menonjol. Itu adalah gambaran tentang keindahan ilmu yang akan muncul dan keluar ketika kita mendekati Hadhirat Ilahi.

Sisa sisa citra nama-nama yang berada dalam Surga/Kebun Amalan : Jannat al-afa`al. amalan Kebun Indah. Bila kita berada dalam Kebun Indah amalan, pada saat itu sesuatu yang baru akan muncul mengemuka yang sebelumnya tidak tampak, yang tersembunyi dan kini bermekaran bunga.

Kita akan menerima secara seimbang dari masing-masing ilmu asma ul husna dan attribut (busana). Bukannya yang satu memberi lebih lalu kepada lainnya kurang, tetapi kamu akan menerima secara merata dari masing-masing nama. Itu artinya ilmu kita akan berkembang mekar dalam jumlah yang sama dari ma`rifat dari masing-masing asma‘ul husna dan attribut (busana).

Waka-san dihâqâ. Kita akan menerima secangkir penuh kenikmatan cinta dan cinta itu akan diarahkan kepada bentuk citra dari ilmu yang keluar dari asma’ul husna dan attribut (busana) dicampur dengan zanjabeel, dan buah-buahan surga.

Mereka akan diberi sebuah pahala / hadiah yang tanpa akhir. Jazâ-am mir rabbika 'athâ-an chisâbâ. Itu adalah sebuah hadiah yang diberikan tanpa akhir sesuai dengan kemurahan Nya. Tidak terdapat apapun yang lebih nikmat dan gurih bagi mereka atau lebih menyenangkan dari pada apa yang dikaruniakan Allah kepada mereka pada maqam tersebut.

Rabbis ssamâwâti wal-ardhi wamâ baynahumâr rrachmâni lâ yamlikûna minhu khithâbâ. Penguasa Langit dan Bumi dan semua di antara keduanya. Apa yang ada diantara keduanya. Dia tidak menyebutkan Rabb us-samawati wal-ard. Tetapi menambahkan dengan apapun di antara keduanya. Dia secara khusus menyebutkan sesuatu di antara mereka. “Apapun yang di Langit Dia adalah Raja atas siapapun yang berada di antara keduanya ar-Rahman.” “tiada satupun dapat memiliki kekuasaan untuk berbicara kecuali dia yang telah diberi izin.”

Dia menyebutkan Rububiyya. Penguasa yang Maha Kuasa. Raja itu adalah Satu yang memiliki Kuasa. Apakah yang ada di antaranya ar-Rahman. Ketika tidak akan ada satupun di sana pada Hari Pengadilan untuk berbicara, laa yamliku minhu khitaaba. Satu-satunya yang berani berbicara adalah dia yang diberi hak syfa’at. Siapakah itu? Rasulullah SAW.

Dia menggambarkan “wa rahmatee wasi`at kulla shay. Wa sa-aktubuhu liladheena aamanu…” Dia yang akan menulis rahmat itu untuk sang mutaqeen. Para mutaqeen. Setiap orang mengharap menjadi mutaqeen. Dengan Shafa`a Nabi, Allah akan memberikan maqam itu kepada mereka. Itu artinya Allah yang adalah Raja di Langit dan di Bumi, Dia adalah Satu yang dapat memberi mereka Rahmat Nya. Rahmat Nya yang luas tak berakhir. Bila Dia memberi Dia memberi dari mana ? Aku adalah Penguasa Langit dan Bumi dan apapun di antara keduanya, ar-Rahman. Satu yang memberi mereka dari kedekatan Nya di Dunia dan Akhirat. Itu datang dari tengah-tengah antara keduanya, sebagai Rahmat Nya, ar-rahma, dari kedua Dunia dan Akhirat.

Wa sakhara lakum ma fis-samawati wa maa fil-ard dan apa yang berada di antara mereka ar-Rahman. Itu berarti Dia adalah Penguasa Langit itu berarti bila qalbumu menjadi seperti sebuah tanah yang subur untuk menerima cahaya ilmu, maka Dia menjadi Rabb us-samawati il-arwaah. Penguasa Langit dari qalbu/spirit (ruhaniah). Pada saat itu Dia akan mengirim kepada kita ilmu dari nama itu untuk membuat qalbu kita suatu langit ilmu dan dia adalah penguasa dari bumi dirinya (ard an-nufus) Penguasa dari bumi diri mereka.

Langit mewakili ruhaniah dan bumi mewakili ego. Penguasa langit ruhaniah dan bumi ego dan apapun di antara keduanya. Apakah yang berada di antara langit ruhaniah dan bumi ego. Itu adalah rahasia qalbu, sirr al qalb. Antara langit dan bumi adalah qalbu mukmin, karena Dia berkata, “tidak langit tidak pula bumi dapat mewadahi Ku namun qalbu mukmin mewadahi Ku.”

Apakah Tiang Utama qalbu. Namanya adalah al-Rahman. Kamu harus mendekati dari nun (huruf n) untuk mengerti Alif.
  1. Noon adalah Nur, Bila dibawa keberadaan maka itu harus diberi hidup. Hidup adalah Quantum Physics Cahaya semua atoms adalah dari hidup semua ciptaan adalah dari atoms.
  2. Meem adalah Al-Muheet, serba meliputi, Misbah atau Lentera Cahaya semua hidup adalah di dalam Lingkaran Ciptaan nya. Muhammad Rasul Allah.
  3. Ha adalah Al-Hayat, Rahasia Hidup lestari. Semua Hidup adalah Cahaya semua Cahaya adalah untuk Rasul Allah. Cahaya nya adalah sumber bagi semua ciptaan.
  4. Ra adalah Rabb, "Rububiyya" Kekuasaan Ilahiah adalah Otoritas Tertinggi yang dilengkapi dengan Kuasa untuk Mengelola Kerajaan Allah.
  5. Lam adalah Lahut atau Kerajaan, Lidah bagi Kerajaan Ilahiah Lisan Rasul Allah Yang menyampaikan Risalah.
  6. Alif adalah Allah, Inti Yang mendukung Singgasana. Allah tak dapat dicari dimanapun kecuali dalam qalbu Abdi Nya, Rasul Allah.
Ra-Ha-Meem = Rahim seorang wanita. Ketika seorang bayi dilahirkan itu diberi Cahaya "Noon" dan itu dari Rahman.

Nama itu menggambarkan semua jenis keindahan dan keagungan karena terletak di antara Asma Allah, yang meliputi semua nama dan attribut (busana), dan nama itu adalah ar-Raheem, yang menggambarkan cinta khusus Nya bagi orang beriman. Apa yang berada di antara qalbu dan langit ruhaniah adalah cahaya dari asma ar-Rahman.

[Ditulis oleh SHAIKH HISHAM KABBANI dan diunduh dari www.nurmuhammad.com]

0 comments: