SANG PECINTA

Pengajian SYEIKH ABDUL QADIR AL JILANI
Pada hari Ahad pagi, 13 Jumadil Akhir 545 H. di Zawiyahnya.

Siapa yang melihat orang yang mencintai Allah Azza wa-Jalla maka orang itu telah melihat orang yang melihat Allah Azza wa-Jalla dengan hatinya dan masuk dengan rahasia hakikat jiwanya. Tuhan kita Azza wa-Jalla adalah yang Maujud dan Terlihat. Rasulullah SAW. bersabda : “Kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat matahari dan bulan, sama sekali tidak bisa disembunyikan penglihatan dalam pandangannya.” Sekarang (di dunia) Allah dilihat melalui mata hati, sedangkan besok (di akhirat) dengan mata kepala. “Tidak ada sesuatu apa pun yang menyerupai-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Para pecinta senantiasa ridha hanya kepada-Nya, bukan selain-Nya. Mereka memohon pertolongan hanya kepada-Nya dan membatasi yang selain-Nya. Kepedihan faqir adalah kemanisan bagi mereka, lebih pada meraih Rhida-Nya, mendapatkan nikmat dari-Nya. Kecukupan mereka pada kefaqiran mereka, kenikmatan mereka pada duka mereka, kemesraan mereka pada gentarnya mereka. Rasa dekat mereka pada jauh mereka, istirahat mereka pada beban mereka. Sungguh baik dan indah bagi mereka wahai yang bersabar, wahai yang ridlo, wahai mereka yang fana dari nafsunya dan hawa nafsunya.

Wahai orang-orang sufi, berselaraslah kalian dengan Allah SWT. dan ridhalah kepada-Nya atas Af’al-Nya yang diberikan padamu dan sesamamu. Janganlah kalian semua mengajari-Nya dan merekayasa dengan akalmu kepada-Nya, karena Dia lebih mengerti dari dirimu. Sebagaimana firman Allah : “Allah Maha Tahu sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Berhentilah di hadapan-Nya dengan jejak-jejak kekosongan dari akal dan pengetahuanmu serta ilmumu, agar kalian meraih ilmu-Nya. Biarkanlah dirimu dan jangan memilih, biarkan dirimu agar Dia memilihkan pengetahuan-Nya padamu. Membiarkan diri, lalu meraih pengetahuan, kemudian sampai pada yang diketahui, lalu sampai pada tujuan.

Awalnya adalah kehendak, kemudian meraih maksud kehendak. Beramallah, sesungguhnya aku hanyalah pemintal tali, dimana aku memintal tali kalian yang putus. Aku tidak punya sedikit pun kepentingan kecuali semua ini adalah kepentinganmu. Aku tak pernah susah kecuali susahmu. Aku terbang kemana pun kalian jatuh aku temukan.

Yang terpenting bagi kalian adalah batu-batu yang terlontarkan, wahai orang yang hanya duduk-duduk, penuh dengan beban berat yang ditimbun oleh nafsu dan terikat oleh kesenangan nafsumu.

Ya Allah rahmati aku dan rahmati mereka.

[Disalin dari : http://tarekatqodiriyah.wordpress.com/nasihat-sultan-auliya-syyaikh-abdul-qodir-al-jilani-qsa/]

0 comments: