SHALAT LIDAF’IL BALA

Menyikapi semakin maraknya musibah, bencana atau bala yang menimpa manusia saat ini, menuntut kita (umat muslim) untuk bertindak cerdas dan tepat sesuai dengan tuntunan agama. Tindakan tersebut direfresentasikan dalam suatu bentuk ibadah yang bertujuan atau dengan harapan (Semoga dikabulkan oleh Allah SWT.) agar diri dan lingkungan kita terhindar dari segala bentuk bala serta semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dalam tuntunan agama Islam terdapat suatu ibadah / shalat sunah untuk mencegah atau menolak dari berbagai bala yang akan menimpa yaitu SHALAT LIDAF'IL BALA.
  1. Apa yang dimaksud Shalat lidaf’il bala ?
    Pengertian Shalat lidaf’il bala artinya Shalat sunah untuk mencegah atau menolak dari berbagai bala yang akan menimpa. Maka dianjurkan untuk melaksanakannya setiap hari pada waktu yang tidak ditentukan / kapan saja.
  2. Adakah hadist dan qaul ulama tentang Shalat lidaf’il bala ?
    Dalam Kitab Khozinatul Asror halaman 39, hadist shahih dari Abi Ali Hasim bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “idzaa ashobatkum mushibatun aw najalat bikum faaqotun fatawadhouu wa sholuu arbaa rakaatin wayaquulu ba’dahaa ad-du’a paraja Allahu bikum..
    Artinya : “Dimana menimpa kamu semua yaitu musibah atau bala maka berwudlulah dan shalatlah 4 rakaat dan setelahnya berdoalah maka Allah akan melepaskan dari semua itu..
    Dalam Kitab Sunanun Mardhiyah Fii Amaliyah Mursyid Kamil hal 50, Syekh Kamil Faridudin Sakarjanji bahwa setiap setahun sekali Allah menurunkan 320.000 bala / musibah.
    Dalam Kitab Makanatut Dzikri, Allah menurunkan musibah atau bala pada akhir bulan shafar jumlah 320.000 ini tersimpan dalam kekuasaan Allah untuk satu tahun ini turun ke bumi tanpa mengenal waktu, tempat, hari dan bulan. Bisa jadi pada bulan rajab, mulud, bulan Sya’ban dan lain sebagainya.
  3. Kapan dan bagaimana tatacara Shalat lidaf’il bala ?
    Berikut ini cara shalat sunat lidafil bala bulan shafar dan shalat sunat lidafil bala dilakukan setiap hari :
    • Cara shalat sunat lidaf'il bala hari rabu diakhir bulan shafar.
      Dalam Kitab Sunanun Mardhiyah ini karya Syekh Abdul Ghaust Saefullah Al-Maslul hal 50; Barang siapa yang melaksanakan shalat sunat Lidafil bala pada hari rabu akhir di bulan shafar (guna terhindar dari bala), Dilaksanakan sesudah shalat isroq (sekitar jam 06.00 lebih atau 06.30) ba'da membaca Al-Fatihah, baca Al-Kautsar 17 kali, kemudian Al-Ihklas 5 kali, Al falak 1 kali, Annas 1 kali. Dilaksanakan sebanyak 4 rakaat dengan 2 kali salam...dan dilanjutkan dengan pembacaan shalawat.
    • Cara shalat sunat lidaf'il bala yang dilaksanakan setiap hari.
      Shalat sunat ini dilaksanakan setelah shalat sunat ba’da Isya. Jumlah shalat sunat lidaf’il bala ini yaitu 2 rakaat. Setiap rakaat membaca Ayat Kursy 1 kali, Al-Ikhlas 1 kali, Al-Falaq 1 kali, Annas 1 kali, dan Al-Ikhlas 1 kali.
Sebelum memulai shalat sunat melafalkan Istighfar 3 kali. Dengan lafadz istighfarnya sebagai berikut :Astaghfirullahal ’azhiim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaiih, taubata ’abdin zhoolimin la yamliku linafsihi dhorron walaa naf’aan, wala mautan, walaa hayaatan, walaa nusyuuron.

Artinya : “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Tegak dan aku bertaubat kepada-Nya. Taubat hamba yang zhalim, yang tidak bisa menguasai dalam dirinya kemadharatan yang ada padanya, kemanfaatannya, matinya, hidupnya, dan pada waktu dikembalikannya.

Niat shalat lidaf’il bala :Usholli sunnatan lidaf’il balaa-i rokataini lillahi ta’ala.

Artinya : “Aku berniat shalat sunah lidaf’il bala dua rakaat karena Allah Ta'ala.

Setelah selesai shalat sunat melafalkan doa sebanyak 3 kali, dengan lafadz doanya sebagai berikut :
Bismiillaahiirahmaaniirahiim yaa sadiidaaquwaa wa yaa sadiidaalmihaali allahumma innii a’udzuubika bikalimaatikat taammaati kullihaa minar riihil ahmari waminad daa-il akbari fin nafsi waddami wallahmi wal’udzmi wal ’uruuqi subhaanaka idzaa qhodhoita amron an taquula lahuu kun fayakuun (Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar) birrohmatika yaa arhamarrohimiin.

Artinya : “Ya Allah, dengan kalimat-Mu yang sempurna, sesungguhnya aku berlindung dari Riihil Ahmar (Angin Merah) dan dari cobaan yang besar dalam diri, dalam darah, dalam daging, dalam tulang, dan dalam setiap tetes keringat. Maha Suci Engkau (Dzat Yang) jika Engkau menghendaki sesuatu maka Engkau berkata padanya : 'Jadilah', maka jadilah. (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

(Catatan : Dalam tulisan doa tersebut di atas bila ada huruf aa, ii, uu artinya panjang.)

Terimakasih semoga tulisan nan singkat ini dapat bermanfaat. Dan semoga Allah melepaskan diri kita dari berbagai bala dan ujian serta bencana yang menghalangi diri kita untuk dekat kepada Allah SWT. Terutama untuk negara kita ini Semoga termasuk negara yang baldatun thoyyibatun wa Robbun Ghoffur... dan umumnya Alam semesta ini.

[Dikutip, disarikan serta disusun dari berbagai sumber]

3 comments:

Anonymous said...

terima kasih saudaraku seiman seagama, lanjutkan dengan hal positif, sampaikanlah walau satu ayat :)

Anonymous said...

Jazakumullah Khairan Katsira

Unknown said...

Ko hadits di atas tidak terdapat di 9 kitab hadits ahlus sunnah.