Menjadi manusia yang senantiasa mampu melihat sudut yang baik dalam setiap peristiwa, pastilah akan sangat membahagiakan. Bahkan derita bisa diubah menjadi bahagia. Tapi, bagaimana caranya ? Bukankah kita sering terlanjur marah-marah dan bahkan protes pada Allah ? Atau bertanya-tanya tentang apa maksud semua yang kita alami ?
Ya, boleh jadi kita memandang negatif dan merasakan ketidak nyamanan yang sangat, saat kesulitan datang menimpa kita. Merasa seolah-olah kitalah yang paling menderita di muka bumi. Kita merasa seolah Allah salah dalam memberikan ketetapan pada kita, padahal Allah-lah yang paling mengetahui apa yang paling tepat bagi kita.
Almarhum KH. Khoer Affandi dari Manonjaya membagikan rumus untuk meraih derajat a'rifin, derajat manusia yang akan mampu mengubah derita menjadi bahagia. Rumus itu adalah :
- BERSIKAPLAH INQITHO', yakni sikap melepaskan diri dari pemikiran bahwa yang menimpa kita, terutama keburukan, bersumber dari makhluk. Inqitho' mengajarkan agar kita selalu menyadari bahwa semua kejadian berasal dari Allah, karena tak ada satupun makhluk yang memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menetapkan suatu peristiwa, Kesadaran ini akan membuat kita selalu mampu melihat hikmah dibalik musibah.
- BERSIKAPLAH TAFWIDL, yaitu secara sadar melakukan instrospeksi diri dan bertanya-tanya pada diri mengapa keburukan, kesulitan menimpa kita. Lantas menyadari sepenuhnya semua hal adalah ketetapan Allah maka terucaplah kata-kata : Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,..laa hawla walaa quwwata illa billahi al aliyyil adzhim.
- MEMPERBANYAK ISTIGHFAR. Sadar bahwa setiap hal buruk boleh jadi muncul karena kekeliruan diri atau kesalahan dan dosa di masa lalu, maka orang-orang a'rif memperbanyak istighfar saat mengalami kesulitan dalam hidupnya. Istighfar membuat hamba bertambah tenang jiwanya karena dosa-dosanya diampuni Allah. Dengan istighfar juga dihapuskan kesedihan dan dibukakan rizqi dan pertolongan dari sumber-sumber yang tak terduga.
- MEMPERBANYAK DOA. Doa adalah permohonan hamba pada Allah. Doa adalah simbol dan ekspresi keyakinan kita akan kekuatan Allah. Lebih dari itu doa adalah ekpresi keyakinan kita akan adanya Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui setiap persoalan makhluk. Dianjurkan akan memulai doa dengan dzikir dan shalawat, lalu memohon pada Allah dengan rendah hati dan penuh keyakinan disertai sikap tawakal akan apapun yang Allah hadirkan dalam hidup.
[Cuplikan dari tulisan USTADZ H. BUDI PRAYITNO di Tabloid "AL HIKMAH" Edisi 44 Maret 2010/Rabiul Awal 1431 H.]
0 comments:
Post a Comment