SAAT TERKUNCINYA PINTU TAUBAT

Di antara luasnya rahmat Allah adalah bahwa Ia Maha Penerima Taubat. Sebusuk apa pun maksiat yang manusia lakukan dan sebanyak apa pun dosa yang diperbuatnya, jika ia bersungguh-sungguh bertaubat, Allah akan menerimanya. Sebagaimana firman-Nya,
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nisa : 110) Bahkan terhadap orang kafir sekalipun, jika ia mau memeluk Islam, Allah akan menggantikan semua kejahatannya dengan kebaikan dan mengampuninya dari segala dosa yang telah diperbuatnya. Allah SWT berfirman,
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, jika mereka berhenti (dari kekafirannya); niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu." (QS.Al-Anfal : 38) Pintu taubat selalu terbuka bagi semua manusia. Oleh karena itu, Allah senantiasa menerima taubat bagi hamba-hamba-Nya pada siang dan malam sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW., "Sungguh Allah Yang Maha Tinggi membentangkan tangan-Nya pada waktu malam agar orang yang berbuat buruk pada siang hari bertaubat. Dan Allah membentangkan tangan-Nya pada waktu siang supaya orang yang berbuat jelek pada malam hari bertaubat hingga matahari terbit dari barat." (HR. Muslim) Namun, tidak selamanya pintu taubat ini terbuka. Ada saatnya pintu taubat akan dikunci. Kapankah pintu taubat itu akan dikunci ? Gerbang pintu taubat akan dikunci pada 2 (dua) waktu.
  1. Pertama, ketika nyawa seseorang sudah sampai di tenggorokan. Allah SWT. berfirman,
    وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
    "Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, sesungguhnya saya bertaubat sekarang. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. An Nisa : 18) Begitu juga dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab, dari Nabi SAW., beliau bersabda, "Sesungguhnya, Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menerima taubat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan." (HR Tirmidzi)
  2. Kedua, ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya, yaitu di barat yang merupakan salah satu tanda besar dari datangnya hari kiamat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda, "Barang siapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya." (HR. Muslim) Terkuncinya pintu taubat adalah batas di mana penyesalan, permohonan ampunan, perbuatan baik dan keimanan orang yang kafir tidak bermanfaat lagi karena Allah tidak menerimanya. Dalam Al-Quran surat Al An'am ayat 158 Allah SWT. berfirman,
    هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
    "Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah, tunggulah olehmu sesungguhnya Kami pun menunggu (pula)." Adapun di antara hikmah adanya penutupan pintu taubat ini adalah karena Allah menghendaki manusia untuk segera kembali ke jalan yang benar dan bertaubat kepada-Nya, meninggalkan semua yang diharamkan-Nya, dan untuk membedakan antara orang yang akan selamat dan orang yang celaka, serta untuk membedakan antara orang Mukmin dan kafir.
Keadaan manusia berkaitan dengan dosa dan taubat bermacam-macam. Ada orang yang melakukan dosa kemudian menyadari kesalahannya lalu ia segera bertaubat. Ada orang yang tahu akan dosanya, tetapi ia menunda-nunda untuk bertaubat. Ada pula orang yang hanyut dalam perbuatan dosanya sehingga ia tidak bertaubat kepada Allah SWT. walaupun tanda-tanda kebesaran Allah ia lihat dan rasakan. Banyak faktor yang menyebabkan manusia tidak bersegera untuk bertaubat dan bahkan enggan untuk bertaubat kepada Allah SWT., di antaranya karena kecintaan yang besar terhadap dunia yang menjadikannya lupa terhadap Allah SWT., terbiasa meninggalkan apa yang diperintahkan Allah, dan senantiasa melakukan hal yang dilarang oleh-Nya sehingga tenggelam dalam kemaksiatan, yang pada akhirnya menganggap baik, bahkan bangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya. Bagaimanakah sikap yang harus kita lakukan dengan adanya penutupan pintu taubat ini ?
  1. Pertama, bersegera melakukan taubat karena kedatangan kematian dan hari kiamat tidak ada yang tahu, kecuali Allah SWT. Allah SWT. berfirman,
    وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
    "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran : 133)
  2. Kedua, bersegera untuk melakukan amal kebaikan, sebelum datangnya masa yang menyebabkan kita sulit untuk melakukan amal kebaikan. Rasulullah SAW. bersabda, "Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan terjadi berbagai fitnah yang menyerupai malam yang gelap gulita, di mana seseorang pada waktu pagi beriman tetapi pada waktu sore kafir, atau pada waktu sore beriman, tetapi pada waktu paginya kafir, dia menjual agamanya dengan harta dunia." (HR. Muslim dan Tirmidzi) Begitu pula perbuatan yang baik akan menghapuskan kesalahan dan dosa-dosa kecil yang kita lakukan. Firman Allah SWT.,
    وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
    "Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS Huud : 114)
  3. Ketiga, berusaha semampu kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, karena inilah jalan yang akan membentengi diri dari perbuatan dosa. Allah SWT. berfirman,
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
    "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil) dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Anfal : 29)
  4. Keempat, senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan kesempatan bertaubat sebelum datangnya kematian dan bermohon agar saat datangnya kematian, berada dalam keadaan husnul khotimah. Oleh karena itu, selagi kita masih berada di dunia dan masih diberikan kesempatan, mari kita bersegera untuk bertaubat. Kita gunakan kesempatan ini untuk melakukan amal perbuatan yang bermanfaat bagi dunia dan berarti bagi akhirat kelak, sebelum gerbang pintu taubat terkunci rapat. Untuk itu, mari kita renungi firman Allah SWT.,
    إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
    "Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa : 17)
Akhirnya, kita bermohon kepada Allah agar senantiasa membimbing, memberi perlindungan dan pertolongan kepada diri kita, untuk selalu berada di jalan-Nya dan memberikan kemampuan kepada kita untuk dapat bertaubat sebelum ajal menjemput, dengan taubat yang diterima oleh-Nya. Amin. Wallohu a'lam bishowab.***

[Ditulis Oleh H. MOCH. HISYAM. Ketua DKM Al-Hikmah Sarijadi, Bandung. Disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi hari Jumat (Kliwon) 11 Juni 2010 pada kolom "RENUNGAN JUMAT"]

0 comments: