(....Sungguh sampai saat ini belum dapat kumengerti makna dan arti ke-MERDEKA-an....Ajari aku..!!)
-MERDEKA- menurut yang kubaca dari Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Poerwadarminta berarti bebas (dari peng-hambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri (tidak terikat, tidak bergantung pada sesuatu yang lain); lepas (dari tuntutan).
Dari situ idealnya -MERDEKA- adalah lepas dari belenggu ketakutan, belenggu kesengsaraan, belenggu ketidakpastian dan belenggu-belenggu yang lainnya. Tetapi mengapa sekarang kenyataan berbicara lain. Orang banyak berkata -MERDEKA- dalam kenyataannya mereka tidak / belum -MERDEKA-
Lalu jika definisi di atas kita jadikan patokan, apakah kita sudah bebas dan berdiri di atas kaki sendiri ? Buat rakyat kecil atau sebagian besar dari mereka, apa artinya -MERDEKA-. Itu tidak akan mempunyai arti apa-apa karena mereka masih hidup dalam ketakutan, hidup dalam kesengsaraan, hidup dalam ketidakpastian. Buat sebagian lagi dari mereka, -MERDEKA- adalah -MERDEKA- menurut versinya masing-masing. Bagi pahlawan, pendiri / pengagas negara dan bangsa ini dahulu barangkali -MERDEKA-nya berbeda dengan artinya -MERDEKA-nya pemimpin negara dan bangsa saat ini.
Atau kemungkinan saat ini kita bersama-sama sedang merayap atau berjalan tertatih-tatih atau mungkin juga kita sebenarnya tengah berjalan di tempat lalu berhenti dan selalu dilanjutkan dengan bertengkar tentang :
Tidak terasa 65 tahun sudah negara dan bangsa ini dengan bangga menyebut dirinya -MERDEKA-, suatu ironi bila dipandang dari definisi kamus di atas, lebih-lebih bila dilihat dari kondisi yang sebenarnya sangatlah jauh dari cita-cita (jauh api dari panggang). Masih banyak yang belum bebas dari penghambaan, masih banyak yang belum bebas dari penjajahan, masih banyak yang belum bisa berdiri sendiri, masih banyak ketergantungan, masih banyak tuntutan...dan masih banyak yang lainnya.
Lalu beberapa pertanyaan timbul di benak ku :
Optimis untuk terus menatap dan melangkah ke depan menuju ke-MERDEKA-an dengan satu pemahaman tentang makna serta arti ke-MERDEKA-an.
(Sebuah catatan kaki yang tak berarti dari seorang anak negeri yang belum mengerti arti -MERDEKA- dan maaf kalau gambarnya -copas- dari http://nkri-nkri.blogspot.com)
-MERDEKA- menurut yang kubaca dari Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Poerwadarminta berarti bebas (dari peng-hambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri (tidak terikat, tidak bergantung pada sesuatu yang lain); lepas (dari tuntutan).
Dari situ idealnya -MERDEKA- adalah lepas dari belenggu ketakutan, belenggu kesengsaraan, belenggu ketidakpastian dan belenggu-belenggu yang lainnya. Tetapi mengapa sekarang kenyataan berbicara lain. Orang banyak berkata -MERDEKA- dalam kenyataannya mereka tidak / belum -MERDEKA-
Lalu jika definisi di atas kita jadikan patokan, apakah kita sudah bebas dan berdiri di atas kaki sendiri ? Buat rakyat kecil atau sebagian besar dari mereka, apa artinya -MERDEKA-. Itu tidak akan mempunyai arti apa-apa karena mereka masih hidup dalam ketakutan, hidup dalam kesengsaraan, hidup dalam ketidakpastian. Buat sebagian lagi dari mereka, -MERDEKA- adalah -MERDEKA- menurut versinya masing-masing. Bagi pahlawan, pendiri / pengagas negara dan bangsa ini dahulu barangkali -MERDEKA-nya berbeda dengan artinya -MERDEKA-nya pemimpin negara dan bangsa saat ini.
Atau kemungkinan saat ini kita bersama-sama sedang merayap atau berjalan tertatih-tatih atau mungkin juga kita sebenarnya tengah berjalan di tempat lalu berhenti dan selalu dilanjutkan dengan bertengkar tentang :
dengan siapa dan untuk apa
menuju kearah ke-MERDEKA-an. Tetapi yang sudah jelas terlihat bahwa pemimpin kita sampai saat ini belum bisa membawa negara dan bangsa ini berlari menuju...ke-MERDEKA-an. Mungkin juga mereka belum tahu makna dan arti ke-MERDEKA-an karena terlalu banyak mendengar bisikan dari luar sehingga lupa untuk mendengarkan hatinya sendiri.Tidak terasa 65 tahun sudah negara dan bangsa ini dengan bangga menyebut dirinya -MERDEKA-, suatu ironi bila dipandang dari definisi kamus di atas, lebih-lebih bila dilihat dari kondisi yang sebenarnya sangatlah jauh dari cita-cita (jauh api dari panggang). Masih banyak yang belum bebas dari penghambaan, masih banyak yang belum bebas dari penjajahan, masih banyak yang belum bisa berdiri sendiri, masih banyak ketergantungan, masih banyak tuntutan...dan masih banyak yang lainnya.
Lalu beberapa pertanyaan timbul di benak ku :
- Apakah makna dan arti -MERDEKA- bagi ku ?
- Sudah -MERDEKA-kah aku saat ini ?
Selamat Ulang Tahun Ke-65 (17 AGUSTUS 2010) Proklamasi Ke-MERDEKA-an
Negara dan Bangsa ku
Negara dan Bangsa ku
-I..N..D..O..N..E..S..I..A-
Terima kasih wahai pahlawan yang telah rela berkorban segalanya
buat Negara dan Bangsa tercinta.
buat Negara dan Bangsa tercinta.
Optimis untuk terus menatap dan melangkah ke depan menuju ke-MERDEKA-an dengan satu pemahaman tentang makna serta arti ke-MERDEKA-an.
(Sebuah catatan kaki yang tak berarti dari seorang anak negeri yang belum mengerti arti -MERDEKA- dan maaf kalau gambarnya -copas- dari http://nkri-nkri.blogspot.com)
0 comments:
Post a Comment