وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang keberadaan-Ku, maka jawablah bahwa Aku sangat dekat dan Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu melakasanakan perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah 186)
Ayat ini terselip di antara ayat yang menjelaskan tentang puasa, tiada lain mengandung suatu maksud dan rahasia bahwa Allah memberi fasilitas dan keistimewaan bagi orang-orang yang berpuasa, yaitu dengan diterima dan dikabulkannya segala doa. Bulan ramadhan adalah momen istimewa bagi orang yang puasa untuk menghaturkan segala harapan, keinginan, dan cita-cita, sebab doa orang yang berpuasa tidak ada hijab (penghalang) dengan Allah SWT.
Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya oleh Allah SWT., yaitu doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang dianiaya, dan doa orang yang puasa hingga ia berbuka. (Al-Hadits)
Terlebih pada saat seorang hamba melaksanakan puasa. Allah Maha Mengetahui segala kemauan, pikiran, perasaan, dan bersitan hati baik yang diucapkan ataupun tidak, karena Allah Maha Mengetahui kehendak dan kebutuhan manusia, melebihi pengetahuan hamba kepada dirinya sendiri, karena Allah memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tanpa batas.
Doa di dalam Islam bukan sebatas harapan yang bersifat spekulatif dan teka-teki antara dikabul dan tidak. Doa di dalam Islam dinilai sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW. menegaskan kepada para sahabatnya, "Maukah aku beritahukan kepadamu suatu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh dan agar rezekimu bertambah ?" Mereka berkata, "Tentu wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Serulah Tuhanmu siang dan malam, karena doa itu merupakan senjata bagi orang-orang beriman."
Dalam Islam, doa merupakan senjata yang dapat mengubah takdir. Doa dapat memperpanjang umur, memperbanyak rezeki, menyembuhkan orang sakit, mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Semakin banyak kita meminta dan berdoa, semakin banyak Allah memberi dan mengabulkannya dan sebaliknya Allah sangat benci terhadap orang yang tak pernah berdoa.
Orang yang tidak atau jarang berdoa dipandang sebagai orang yang congkak atau sombong. Doa merupakan bentuk pengakuan akan ketidakberdayaan manusia menghadapi seluruh problem kehidupan, tak terkecuali penganut agama mana pun.
Sejalan dengan pendapat Alexis Carrel dalam bukunya yang berjudul "Doa" yang mengatakan, "Doa merupakan gejala keagamaan yang paling agung bagi manusia, karena pada keadaan itu jiwa manusia terbang melayang menuju Tuhan."
Doa adalah salah satu bentuk dialog interaktif antara makhluk dan penciptanya (Kholiq), terlebih dalam Islam yang telah mengatur tata cara pelaksanaannya, baik dalam bahasa verbal maupun nonverbal. Pada saat seseorang meninggalkan kekuatan ritus doa (termasuk di dalamnya shalat) maka pada saat itu dia sedang menuju kehancuran dan ketiadaan harapan. Lebih jauh lagi Alexis Carrel menyatakan, "Apabila pengabdian, shalat, dan doa yang tulus kepada Sang Maha Pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut."
Alexis Carrel adalah seorang dokter ahli bedah dan pemikir pada penghujung abad ke-20, yang tidak berlatar pendidikan agama. Akan tetapi, dia meyakini betul kekuatan yang dikandung shalat dan doa.
Pada dasarnya, seluruh doa didengar dan dikabulkan Allah, selama doa itu tidak mengandung unsur-unsur dosa dan keburukan. Hanya, bentuk pengabulannya sering berbeda dengan keinginan kita. Karena Allah lebih tahu diri kita dan apa yang terbaik buat kita. Mungkin sampai saat ini ada doa kita yang belum terkabulkan padahal menurut pandangan kita bagus, tetapi Allah tidak memberinya, karena di sisi Allah apa yang diminta berakibat buruk.
Agar doa dikabul sesuai dengan permintaan kita, Allah menyuruh kita untuk selalu mematuhi segala perintah-Nya sebagai syarat rahasia terkabulnya doa.
[Ditulis oleh AGUS ISMAIL, seksi Badan Amil Zakat dan imam Khotib Masjid Al-Haq Margahayu Selatan, Kab. Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Kliwon) 20 Agustus 2010 dari kolom "RENUNGAN JUMAT"]
Ayat ini terselip di antara ayat yang menjelaskan tentang puasa, tiada lain mengandung suatu maksud dan rahasia bahwa Allah memberi fasilitas dan keistimewaan bagi orang-orang yang berpuasa, yaitu dengan diterima dan dikabulkannya segala doa. Bulan ramadhan adalah momen istimewa bagi orang yang puasa untuk menghaturkan segala harapan, keinginan, dan cita-cita, sebab doa orang yang berpuasa tidak ada hijab (penghalang) dengan Allah SWT.
Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya oleh Allah SWT., yaitu doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang dianiaya, dan doa orang yang puasa hingga ia berbuka. (Al-Hadits)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaf : 16)Terlebih pada saat seorang hamba melaksanakan puasa. Allah Maha Mengetahui segala kemauan, pikiran, perasaan, dan bersitan hati baik yang diucapkan ataupun tidak, karena Allah Maha Mengetahui kehendak dan kebutuhan manusia, melebihi pengetahuan hamba kepada dirinya sendiri, karena Allah memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tanpa batas.
Doa di dalam Islam bukan sebatas harapan yang bersifat spekulatif dan teka-teki antara dikabul dan tidak. Doa di dalam Islam dinilai sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW. menegaskan kepada para sahabatnya, "Maukah aku beritahukan kepadamu suatu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh dan agar rezekimu bertambah ?" Mereka berkata, "Tentu wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Serulah Tuhanmu siang dan malam, karena doa itu merupakan senjata bagi orang-orang beriman."
Dalam Islam, doa merupakan senjata yang dapat mengubah takdir. Doa dapat memperpanjang umur, memperbanyak rezeki, menyembuhkan orang sakit, mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Semakin banyak kita meminta dan berdoa, semakin banyak Allah memberi dan mengabulkannya dan sebaliknya Allah sangat benci terhadap orang yang tak pernah berdoa.
Orang yang tidak atau jarang berdoa dipandang sebagai orang yang congkak atau sombong. Doa merupakan bentuk pengakuan akan ketidakberdayaan manusia menghadapi seluruh problem kehidupan, tak terkecuali penganut agama mana pun.
Sejalan dengan pendapat Alexis Carrel dalam bukunya yang berjudul "Doa" yang mengatakan, "Doa merupakan gejala keagamaan yang paling agung bagi manusia, karena pada keadaan itu jiwa manusia terbang melayang menuju Tuhan."
Doa adalah salah satu bentuk dialog interaktif antara makhluk dan penciptanya (Kholiq), terlebih dalam Islam yang telah mengatur tata cara pelaksanaannya, baik dalam bahasa verbal maupun nonverbal. Pada saat seseorang meninggalkan kekuatan ritus doa (termasuk di dalamnya shalat) maka pada saat itu dia sedang menuju kehancuran dan ketiadaan harapan. Lebih jauh lagi Alexis Carrel menyatakan, "Apabila pengabdian, shalat, dan doa yang tulus kepada Sang Maha Pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut."
Alexis Carrel adalah seorang dokter ahli bedah dan pemikir pada penghujung abad ke-20, yang tidak berlatar pendidikan agama. Akan tetapi, dia meyakini betul kekuatan yang dikandung shalat dan doa.
Pada dasarnya, seluruh doa didengar dan dikabulkan Allah, selama doa itu tidak mengandung unsur-unsur dosa dan keburukan. Hanya, bentuk pengabulannya sering berbeda dengan keinginan kita. Karena Allah lebih tahu diri kita dan apa yang terbaik buat kita. Mungkin sampai saat ini ada doa kita yang belum terkabulkan padahal menurut pandangan kita bagus, tetapi Allah tidak memberinya, karena di sisi Allah apa yang diminta berakibat buruk.
Agar doa dikabul sesuai dengan permintaan kita, Allah menyuruh kita untuk selalu mematuhi segala perintah-Nya sebagai syarat rahasia terkabulnya doa.
- Hindari rezeki (makanan dan minuman) yang haram karena menyebabkan doa tertolak.
- Awali doa dengan membaca Asmaul Husna sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Araaf : 180,وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ"Hanya milik Allah Asmaul Husna maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa-apa yang telah dilakukan."
- Berdoalah dengan prasangka baik kepada Allah bahwa doa itu akan dikabulkan. Dalam satu Hadits Qudsi Allah berfirman, "Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku ketika dia berdoa, apabila dia bersangka baik kepada-Ku maka Aku bersangka baik kepadanya, apabila dia bersangka buruk kepada-Ku maka Aku pun bersangka buruk kepadanya."
- Berdoalah dengan rendah hati karena Allah tidak suka kepada orang yang suka melampaui batas, seperti firman-Nya dalam QS. Al-Araaf : 55,ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
- Berdoalah pada saat-saat yang tepat (mustazab). Berdoa kapan saja, di mana saja bisa, tetapi Allah telah menyediakan saat-saat yang tepat dan cepat dikabulnya doa.
- Pada sepertiga malam yang akhir (penghujung malam). Dalam suatu Hadits Qudsi dijelaskan bahwa Allah turun ke langit bumi setiap malam ketika tersisa sepertiga malam akhir. Kemudian Allah berfirman, "Apabila kudapati hamba-Ku sedang bersujud dan dia berdoa maka akan Kukabulkan. Apabila dia meminta akan Kuberi. Apabila dia bertobat akan Kuampuni." (HR. Bukhori, Muslim, dan Tirmizdi)
- Pada waktu sujud. Di dalam satu hadits dijelaskan, jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah pada waktu sujud. Maka perbanyaklah berdoa pada saat sujud. (HR. Muslim)
- Pada hari Jumat. Rasulullah SAW. bersabda, "Pada hari Jumat itu ada satu saat yang apabila kebetulan seorang Muslim berdoa maka Allah akan memberinya." (Mutafaq Allaih)
- Antara adzan dan ikamah, Rasulullah SAW. bersabda, "Doa antara azan dan ikamah tidak akan ditolak." (HR. Tirmidzi)
- Pada hari Arafah. Puncak ibadah haji adalah wukuf di Arafah, perbanyaklah berdoa ketika wukuf di Arafah karena itu adalah tempat dan saat yang terbaik untuk dikabulnya doa.
[Ditulis oleh AGUS ISMAIL, seksi Badan Amil Zakat dan imam Khotib Masjid Al-Haq Margahayu Selatan, Kab. Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Kliwon) 20 Agustus 2010 dari kolom "RENUNGAN JUMAT"]
0 comments:
Post a Comment